Anda adalah pengunjung ke :

Rabu, 20 Maret 2013

PENCERNAAN DAN PENYERAPAN PROTEIN

LAMBUNG merupakan suatu tempat yang pada berbagai spesies, protein mula-mula dicerna. Pada ruminansia, abomasum dapat disamakan dengan lambung hewan lain atau dengan proventriculus pada unggas. Asam hidrokhlorik dihasilkan oleh sel-sel lambung dengan demikian memberikan medium asam yang mengaktivir pepsin dan rennin untuk membantu pencernaan protein.

Langkah pertama dalam pencernaan protein terjadi, bila pakan berhubungan dengan enzim pepsin dari getah lambung. Pepsin memecah protein menjadi gugusan yang lebih sederhana, yaitu proteosa dan pepton. Pada hewan muda dan sedang menyusui, enzim rennin menyebabkan susu mengental, membentuk parakaseinat, yang dapat tinggal dalam lambung lebih lama daripada jika susu tersebut tetap menjadi cair. Oleh sebab itu terjadilah pencernaan yang lebih lengkap.
Digestive system

Getah pankreas yang mengandung enzim tripsin, khimotripsin, dan karboksipeptidase dialirkan ke duodenum. Enzim-enzim tersebut meneruskan pencernaan protein, yang dalam lambung dimulai oleh pepsin, memecah zat-zat lebih rumit menjadi peptida dan akhirnya kedalam asam-asam amino.

Protein alam seringkali memperlihatkan ketahanan terhadap pencernaan enzim-enzim tersebut, oleh karenanya perlu dirubah terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga bentuk tiga dimensional dari protein dipecah ke dalam bentuk sederhana untuk memudahkan bagi enzim menghidrolisanya.

Berlawanan dengan manusia yang memperoleh sebagian besar makanan proteinnya dimasak dan dengan demikian memperoleh protein dalam keadaan yang sudah dirubah, maka ayam memperoleh sebagian besar proteinnya dalam bentuk aslinya (dialam langsung tanpa perlakuan pemasakan) dan perubahan akan dilaksanakan dalam proventrikulus dan empedal. Molekul-molekul protein alam dapat mengandung hanya sedikit senyawa yang peka terhadap aksi proteinase.

Akan tetapi keadaan asam proventrikulus dan empedal berguna untuk memecah protein sedemikian rupa sehingga sebagian besar senyawa peptida yang peka terhadap pepsin menjadi terurai. Sekali proteolisis telah dimulai oleh pepsin maka akan terjadi peningkatan yang cepat dalam kepekaan senyawa peptida terhadap hidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik usus halus. Polipeptida hasil pencernaan pepsin dalam proventrikulus dan empedal kemudian dipecah oleh tripsin, khimotripsin dan elastase di usus halus.

Aksi enzim-enzim tersebut membebaskan banyak sekali senyawa peptida terakhir yang dicerna oleh aminopeptidase, karboksipeptidase dan peptidase khusus lainnya yang terdapat dalam rongga atau mukosa usus kecil. Setiap enzim harus memainkan peranannya dalam urutan hidrolisis protein. Dalam banyak hal, hidrolisa hasil kegiatan satu enzim melengkapi substrat untuk enzim berikutnya. Jadi hambatan setiap enzim proteolitik, terutama dari enzim permulaan, pepsin atau tripsin akan mengakibatkan penurunan yang nyata dalam pencernaan protein.

Segera setelah makanan ditelan, terjadi rangsangan refleks syaraf vagus mukosa lambung yang memulai sekresi getah lambung ke dalam proventrikulus. Getah tersebut mengandung asam hidroklorat, proteinase dan musin. Pepsinogen disekresi oleh sel-sel peptik dari proventrikulus dan empedal, pH dari sekresi yang ada dalam alat-alat tersebut serendah 1,5 - 2; akan tetapi dibawah pengaruh buffer makanan, maka pH naik menjadi sekitar 3,5 - 5. Bila sebagian makanan yang telah dicerna dan kemungkinan mekanisme lainnya menyebabkan pelepasan hormon gastrin yang merangsang sekresi selanjutnya dari asam hidrokhlorat.

Asam hidrokhlorat proventrikulus (pada nilai pH di bawah 5) menyebabkan konversi autokatalitik pepsinogen ke pepsin. Konversi tersebut menyangkut pemecahan rantai peptida dan bagian-bagian peptida yang menghalang-halangi pepsinogen agar jangan mempunyai aktivitas pepsin.

Pepsin telah diketahui untuk menghidrolisa beberapa senyawa peptida yang berbeda-beda. Pengaruhnya yang paling menonjol adalah antara leusin dan valine, tirosin dan leusin atau antara asam amino aromatik seperti fenilalanin-fenilalanin atau fenilalanin-tirosin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar