Anda adalah pengunjung ke :

Jumat, 22 Maret 2013

PELAJARAN DARI SANG RAJAWALI

Rajawali sang burung perkasa barangkali semua dari kita telah mengetahuinya. Rajawali termasuk hewan unggas berdarah panas yang mengerami telurnya. Ia menjaga dan merawat anak-anaknya dengan sangat baik hingga anak-anaknya mampu untuk terbang sendiri. Rajawali juga termasuk dalam golongan hewan pemangsa dengan makanan utama adalah mamalia kecil seperti tikus, tupai, ayam dan juga ikan yang ada di sungai serta hewan reptil seperti ular pun menjadi mangsa utama sang rajawali.
Rajawali memiliki sepasang kaki yang kuat dan kuku yang tajam yang digunakan untuk mencengkeram mangsanya. Paruh rajawali berbentuk bengkok tajam serta tak bergigi namun memiliki rahang yg kuat yang sanggup mengoyak daging mangsanya.

Rajawali selalu bertelur di atas puncak yang paling tinggi entah itu pepohonan maupun perbukitan. Rajawali selalu memilih tempat yg paling tinggi untuk menjaga telur-telurnya dari jangkauan hewan lain. Dalam beberapa minggu pertama setelah bayi rajawali lahir induk sang bayi rajawali bertanggung jawab mencarikan makanan untuk sang bayi dan menyuapi bayi rajawali dengan telaten dan penuh kasih sayang, Bayi rajawali umumnya akan menghabiskan masa beberapa minggu pertama mereka hanya dengan makan dan tidur di dalam sarang yang hangat dan nyaman. Kira-kira setelah melalu masa 1 hingga 2 bulan pertama tibalah saatnya bagi sang induk untuk mengajari bayi rajawali terbang,

Sang induk rajawali akan mengajari terbang dengan cara yang tidak lazim, sang induk akan terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi menuju sarang dimana bayi rajawali berdiam lalu dengan sengaja menabrakkan tubuhnya ke sarang hingga sang bayi rajawali terlempar dari sarang. Saat itu juga dengan sigap sang induk rajawali akan merenggut bayi rajawali tersebut serta membawanya terbang tinggi. Setelah induk serta bayi rajawali berada di tempat yang cukup tinggi, tiba-tiba sang induk menjatuhkan bayi rajawali tersebut.
 
Maka mau tidak mau si bayi dengan reflek akan berusaha sekuat tenaga mengepak-ngepakan sayap mungilnya supaya bisa terbang. Tapi usaha itu sama sekali tidak membuahkan hasil, alhasil meskipun telah berusaha mengepak-ngepakan sayap dengan sekuat tenaga tetap saja si bayi rajawali tersebut akhirnya jatuh melayang meluncur dengan cepat ke bawah. Seketika itu juga begitu tubuh mungil bayi rajawali hampir menghunjam menyentuh tebing atau batuan dan seketika itu juga induk rajawali segera menyelamatkan anaknya dengan mencengkeram dan membawa kembali ke atas.

Pelajaran ini dilakukan induk rajawali bersama bayi rajawali berulang-ulang setiap hari hingga kirang lebih 2 minggu maka sayap bayi rajawali tersebut telah cukup terlatih hingga kemudian ia mampu terbang sendiri. Ketika anak rajawali telah mampu untuk terbang sendiri pada saat itu rajawali telah benar-benar mandiri dan berusaha untuk mencari makan sendiri lepas dari induknya.

Dalam kehidupan terkadang kita terlalu sering dimanjakan dalam zona nyaman (sarang rajawali) sehingga kita malas untuk keluar, malas untuk berkreasi, malas melakukan improvisasi, dan bahkan malas untuk berusaha dan bekerja keras dalam menggapai impian-impian kita. Seringkali dalam kehidupan kita, kita sering mengalami cobaan, masalah, rintangan, hambatan bagaikan sarang dimana sang bayi rajawali ditabrak dan mengalami guncangan yang sangat keras yang sanggup melemparkan kita hingga terpental keluar sarang (zona nyaman).

Banyak dari kita yang memilih untuk menyerah dan hampir pasti selalu menyalahkan faktor luar seperti : lingkungan yang tidak mendukung, tidak adanya dukungan orangtua dan lingkungan sekitar, tidak cukup pengalaman, kurang umur, terlalu tua, berasal dari keluarga miskin, atasan yang egois dan tidak pernah mau mendengarkan opini kita, atau bawahan kita yg sulit diatur, bahkan puncaknya terkadang kita pun tidak segan-segan menyalahkan Tuhan sebagai penyebab semua masalah yang ada.
 
Rajawali Tidak Hanya Terbang, Tetapi Juga Melayang

Satu hal yang paling membedakan keluarga rajawali (elang, garuda, dll) dengan burung yang lain adalah keluarga rajawali lebih banyak terbang dengan cara melayang, dengan membuka lebar kedua sayapnya dan menggunakan tenaga angin sebagai kekuatan pendorong bagi tubuhnya. Ini dilakukan rajawali untuk menghemat tenaga yang dikeluarkan mengingat rajawali adalah termasuk burung penjelajah dimana setiap harinya rajawali sanggup menempuh jarak hingga 400km atau bahkan lebih.
Kita manusia seringkali hanya mengandalkan kekuatan sendiri dalam melakukan suatu hal. Maka tidak heran jika manusia sering menemui serta mengalami berbagai macam keputus asaan, kelelahan, banyak membuang waktu dan banyak sekali mengalami kekecewaan di dalam kehidupan.

Belajar dari sang rajawali, maka hendaknya kita perlu juga terbang dengan mengandalkan sumber daya (resource) ataupun kekuatan-kekuatan yang ada di sekitar kita seperti waktu orang lain, tenaga orang lain, modal orang lain, kecakapan, ide atau bahkan kesempatan (opportunity) yang datangnya dari orang lain.
Dalam perspektif lain, terpaan angin juga bisa kita gambarkan sebagai masalah dan hambatan dalam kehidupan manusia. Rajawali selalu belajar untuk memperkuat sayap-sayapnya ketika terbang menerjang badai. Ketika kita manusia dihadapkan pada berbagai masalah dan hambatan dalam hidup hendaknya kita juga selalu bisa belajar menguatkan sayap-sayap mental, karakter serta kepribadian kita. Serta yang terpenting kita harus mencoba untuk bisa mensyukuri akan setiap masalah dan cobaan hidup yang kita alami.
*Rajawali Memiliki Pandangan Mata Yang Jauh*
Rajawali dikarunia sepasang mata yang luar biasa yang memiliki kekuatan atau jarak pandang hingga 10x lebih jauh dari mata manusia. Tidak heran dengan kekuatan mata seperti itu seekor rajawali sanggup mengintai mangsanya yang berjarak lebih dari 15km. Dengan kemampuan luar biasa seperti itu rajawali selalu bisa melihat dan mengintai mangsanya sehingga sangat jarang mangsa yang bisa lolos dari sergapan sang rajawali.
Selain memiliki pandangan yang jauh, rajawali juga sangat fokus terhadap calon mangsanya. Dengan kata lain pada saat rajawali telah menetapkan seekor buruan fokus pandangannya akan selalu ditujukan kepada calon mangsanya meskipun dihadapkan dengan berbagai halangan yang ada.

Kemampuan rajawali dalam melihat jauh ke depan bisa kita artikan dengan memiliki visi dan tujuan yang jelas. 

Dalam perjalanan menuju keberhasilan kita hendaknya harus membiasakan diri untuk selalu menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup. Banyak orang yang telah menetapkan tujuan dan memiliki impian-impian di masa depan tetapi mengapa sebagian besar dari mereka pada akhirnya gagal untuk mewujudkannya? Karena pada dasarnya sebagian besar dari kita tidak memiliki tujuan yang jelas dan kita hanya menjalankan kegiatan sehari-hari tak lebih hanya sekedar rutinitas atau sekadar ritual demi menggugurkan kewajiban belaka.

Tujuan yang tidak jelas serta kurang terarah menyebabkan sebagian besar dari kita kurang bisa memperhitungkan kapan kita akan bisa menggapai impian-impian Yang paling menyedihkan adalah pada saat kita sudah tahu bahwa impian kita sudah tidak jelas, kita bisa dengan begitu mudahnya menggantikan impian itu dengan impian-impian yang lain demikian seterusnya sehingga tidak pernah adanya fokus dan persistensi dalam mewujudkan impian tersebut. Tujuan utama dalam melatih fokus ini adalah supaya kita tetap berada pada jalur yang tepat dalam memperjuangkan tujuan dan impian kita.

Perubahan Besar Dalam Kehidupan Rajawali

Diantara semua jenis burung, rajawali adalah burung yang paling panjang usianya. Umur seekor rajawali pada umumnya bisa mencapai 70tahun. Akan tetapi, pada saat rajawali mulai memasuki umur 40tahun rajawali harus melakukan suatu perubahan yang menyangkut hidup dan mati. Paruhnya akan bertambah panjang, membengkok hingga mencapai dada sehingga tidak memungkinkan bagi rajawali untuk bisa memangsa makanan lagi. Cakarnya pun semakin tua, rapuh dan lemah hingga bulu sayapnya akan bertambah lebat dan berat sehingga rajawali tidak sanggup untuk terbang lagi. Di saat kritis itulah rajawali harus mau meluangkan waktu untuk memperbaharui dirinya sendiri. Rajawali hanya memiliki 2 pilihan pada saat itu : Mati Kelaparan atau Harus menjalankan dan melalui proses perubahan yang sangat menyakitkan. Untuk menjalani proses perubahan ini maka rajawali berusaha keras terbang menuju puncak gunung yang tertinggi.

Sampai di puncak gunung, rajawali harus mematahkan secara paksa paruh yang dimilikinya dengan cara membentur-benturkan paruh tersebut ke dinding batu yang keras hingga paruh tersebut sedikit demi sedikit terlepas dari mulutnya. Setelah paruh tersebut terlepas rajawali harus mau dengan sabar menunggu hingga perlahan-lahan paruhnya mulai tumbuh kembali. Rajawali juga harus mencabut cakarnya yang sudah tua dan lemah agar kuku yang baru bisa tumbuh kembali dan puncaknya rajawali akhirnya juga harus mencabuti semua bulu di seluruh tubuhnya.Dengan sabar rajawali harus mau menunggu proses re-generasi dan proses pembaruan tersebut dan mencari sinar matahari untuk mempercepat proses penyembuhan dirinya dan mempercepat pertumbuhan bulu-bulunya. Proses yang sangat menyakitkan ini dijalani rajawali dengan penuh kesabaran selama kurang lebih 6 bulan. Akan tetapi dengan proses perubahan yang teramat menyakitkan ini seekor rajawali sanggup untuk hidup lebih lama lagi hingga 30 tahun mendatang.

Sebenarnya proses perubahan yang dialami oleh rajawali tidaklah berbeda dengan proses perubahan yang dialami oleh manusia. Namun pada kenyataannya tidak banyak orang yang tahan dalam menjalani proses perubahan dalam hidup. People resist to change, ya pada dasarnya sebagian besar orang memiliki keengganan untuk berubah dikarenakan kebanyakan perubahan tersebut dirasa tidak nyaman dan amat menyakitkan. Meskipun terkadang kita menyadari bahwa dengan melakukan perubahan tersebut kita akan bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.

sumber :
Danar Listiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar