Anda adalah pengunjung ke :

Kamis, 26 Desember 2013

FUNGSI KARBOHIDRAT DALAM RANSUM AYAM

KARBOHIDRAT adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan ternak.

Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji, buah dan akar tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis, yang melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun merupakan zat fotosintetik aktif pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan molekul yang rumit dengan suatu struktur yang serupa dengan struktur hemoglobin, yang terdapat dalam darah hewan. Hijauan daun mengandung magnesium : hemoglobin mengandung besi.
Lebih terperinci lagi, karbohidrat dibentuk dari air (H2O) berasal dari tanah, karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Suatu reaksi kimiawi sederhana yang memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa) disintesis oleh fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut :

6CO2 + 6H2O + 673 cal —-> C6H12O6 + 6 O2

Monosakharida adalah gula-gula sederhana yang mengandung lima atau enam atom karbon dalam molekulnya. Zat tersebut larut dalam air. Monosakharida yang mengandung enam karbon mempunyai formula molekul C6H12O6. Termasuk di dalamnya glukosa (juga dikenal sebagai dekstrosa) terdapat pada tubuhan, buah masak, madu, jagung manis, dan sebagainya.
Pada hewan zat tersebut terutama terdapat dalam darah yang pada konsentrasi tertentu adalah sangat vital untuk kehidupan. Orang sakit dapat diberi makan dengan menginfus glukosa langsung ke dalam peredaran darah.


Disakharida adalah karbohidrat yang mengandung dua molekul gula-gula sederhana. Mempunyai formula umum C12H22O11. Karenanya zat tersebut mewakili dua molekul gula sederhana minus air (dua atom hidrogen dan satu atom oksigen).
Disakharida yang sangat penting adalah sukrosa, maltosa dan laktosa.
  • Sukrosa ditemukan dalam ubi manis atau gula tebu dan tiap molekul mengandung satu molekul glukosa (dekstrosa) dan satu molekul fruktosa (levulosa). Sukrosa rasanya sangat manis dan lazimnya digunakan untuk membuat manis bahan makanan, jadi merupakan gula yang digunakan sehari-hari dan digunakan untuk masak. Sukrosa terdapat pula dalam buah-buahan masak, dan getah pohon serta tersebar luas di alam.
  • Maltosa ditemukan dalam biji yang sedang tumbuh dan mengandung dua molekul glikosa. Gula tersebut manisnya kurang lebih sepertiga manisnya sukrosa.
  • Laktosa adalah gula susu dan hanya terdapat dalam susu (atau hasil-hasil dari susu). Zat tersebut terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa tidak dapat digunakan oleh ayam karena sekresi pencernaan ayam yang tidak mengandung enzim laktosa yang diperlukan untuk mencerna laktosa.
Trisakharida terdiri dari tiga molekul monosakharida yaitu galaktosa, fruktosa dan glukosa.
Raffinosa adalah suatu trisakharida yang terdapat dalam gula biet dan biji kapas.
Polisakharida mempunyai formula kimiawi umum (C6H10O5)n.

Berarti bahwa zat tersebut mengandung banyak molekul gula-gula sederhana. Kedua golongan utama dari polisakharida adalah pati dan selulosa, meskipun masih ada golongan-golongan lebih kecil lainnya yang kurang penting.

Selulosa merupakan kelompok organik terbanyak di alam; hampir 50 persen zat organik dalam tumbuh-tumbuhan diduga terdiri dari selulosa. Meskipun selulosa dan pati kedua-duanya adalah polisakharida yang terdiri dari unit-unit glikogen, ayam hanya mempunyai enzim yang dapat menghidrolisa pati. Karenanya selulosa tidak dapat dicerna sama sekali. Selulosa terutama terdapat dalam dinding sel dan bagian tumbuh-tumbuhan yang berkayu.

Hewan ruminansia (sapi, domba dan kambing) yang mempunyai mikroorganisme selulolitik dalam perut besarnya dapat menyerap selulosa dan membuat hasil-hasil akhirnya (asam lemak atsiri) berguna bagi hewan itu sendiri.
Dalam proses pencernaan tersebut banyak energi telah hilang sehingga selulosa bagi hewan ruminansia mempunyai nilai gizi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pati yang mudah dicerna.

Pada ayam, selulosa lebih banyak digunakan untuk membatasi penggunaan zat-zat makanan, terutama dalam pertumbuhan ayam dara. Dalam penyusunan ransum, selulosa diistilahkan dengan nama "serat kasar". Pati merupakan polisakharida terpenting dalam tumbuh-tumbuhan, karenanya merupakan zat paling penting dalam ransum ternak. Pada sebagian besar tumbuh-tumbuhan, pati disimpan didalam buah, biji dan akar. Bila pati dirombak, maka akan menghasilkan banyak molekul gukosa.

Glikogen atau "pati hewan" terdapat dalam jumlah sedikit dalam hati, otot dan jaringan-jaringan lain dari tubuh hewan. Glokogen mengandung banyak molekul glukosa.

Fungsi Utama Karbohidrat dalam Ransum

Fungsi utama karbohidrat dalam ransum ayam adalah untuk memenuhi kebutuhan energi dan panas bagi semua proses-proses tubuh. Ayam adalah hewan yang aktif dalam pergerakannya dan mempunyai suhu badan tinggi (40,5 - 41,5oC). Karena suhu tersebut biasanya adalah lebih tinggi daripada udara sekelilingnya, maka tubuh ayam secara terus-menerus kehilangan panas. Oleh sebab itu ayam memerlukan bahan makanan yang mengandung energi dalam jumlah besar untuk mengganti panas yang hilang tersebut. Jagung, beras, sorghum, gandum dan hasil ikutan penggilingan, merupakan bahan makanan utama yang mengandung energi.

Bila ayam dalam ransumnya memperoleh karbohidrat terlalu banyak maka kelebihan tersebut oleh tubuh akan dirubah ke dalam lemak yang akan disimpan sebagai sumber energi potensial. Serat kasar (termasuk selulosa) merupakan sumber panas dan energi bila dicerna. Zat tersebut mencegah pula menggumpalnya makanan dalam lambung dan usus hewan dengan cara memberi pengaruh pencahar dan mempertahankan tenus otot yang wajar dalam saluran pencernaan.

Nilai Bermacam-macam Karbohidrat

Karbohidrat dalam bahan makanan berbeda besar sekali dalam pencernaan dan nilai gizi.
Pati dan gula mudah dicerna dan mempunyai nilai gizi tinggi.
Selulosa dan karbohidrat kompleks lainnya dicerna hanya melalui kegiatan bakteri yang terdapat di dalam perut besar hewan ruminansia, di dalam usus buntu dan usus besar kuda dan dalam jumlah yang lebih sedikit di dalam usus besar hewan lainnya.

Hal ini berarti bahwa hewan ruminansia, seperti sapi dan domba dan juga kuda sanggup mencerna dan menggunakan serat kasar bahan pakan secara baik meskipun zat tersebut dibandingkan dengan pati mempunyai nilai yang lebih rendah bagi hewan-hewan tersebut.

Ayam dan babi dapat sedikit menggunakan serat kasar.

Dalam proses pencernaan, maka pati dirubah ke dalam glukosa. Gula-gula campuran juga hampir seluruhnya dirubah ke dalam glukosa atau gula-gula sederhana lainnya dan kemudian diserap ke dalam darah.

Pada pencernaan serat kasar dengan pertolongan bakteri, maka hasil utama yang dapat digunakan adalah asam-asam organik, sebagian besar asam asetat. Asam-asam organik tersebut kemudian diserap dan digunakan dalam tubuh sama halnya seperti glukosa.

Karena karbohidrat merupakan lebih kurang tiga-perempat bagian dari bahan kering sebagian besar tumbuh-tunbuhan, maka zat tersebut merupakan sumber utama energi dan panas bagi ayam. Sebagian besar energi guna pekerjaan otot jadinya berasal dari karbohidrat dalam bahan pakan. Telah diketahui pula bahwa karbohidrat merupakan sumber utama lemak tubuh dan merupakan sumber lemak penting dalam susu.


Dari berbagai sumber
readmore »»  

Rabu, 25 Desember 2013

SnS PRO premium

    SnS PRO premium adalah Probiotik yang mengandung mikroorganisme-microorganisme non pathogen untuk menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga tercipta kondisi yang optimum dalam pencernaan pakan dan meningkatkan efesiensi konversi pakan, memudahkan dalam proses penyerapan zat nutrisi pakan ternak, membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan, mempercepat pertumbuhan yang secara keseluruhan akan berdampak pada pertumbuhan (broiler) dan peningkatan produksi telur (layer,itik dan puyuh), susu  maupun daging (sapi), baik secara kualitas dan kuantitas.

Mikroba di dalam SnS PRO premium  berfungsi  sebagai  enzim proteolitik  (pengurai protein), lipolitik, selulolitik dan mikroba asam lambung maupun lignolitik (pengurai serat kasar), sehingga ;
- Pakan menjadi lebih tersedia untuk dipergunakan  
- Meningkatkan kecernaan zat gizi
- Konversi ransum menjadi lebih efisien
- Kualitas ransum menjadi lebih baik
- Meningkatkan produksi telur dan pertambahan BB.
- Kadar Amonia, H2S dan air dalam feses atau kotoran lebih rendah (feses lebih kering). 
- Bau feses (amonia) dilingkungan kandang akan banyak berkurang.

Multivitamin  yang juga terkandung didalam SnS PRO premium, membantu menanggulangi kondisi stres serta mempercepat pemulihan kondisi tubuh setelah terserang penyakit bakterial, ecto parasit dan endo parasit.



readmore »»  

Jumat, 20 Desember 2013

ZAT GIZI DAN BAHAN MAKANAN UNTUK UNGGAS

Macam zat gizi yang dibutuhkan ayam buras sama dengan yang dibutuhkan ayam ras yaitu , Protein, Vitamin, Energi (Karbohidrat dan lemak), Mineral dan Air.

Jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh kedua jenis ayam tersebut mungkin berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan zat gizi untuk ayam buras lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan ayam ras. Oleh karena itu penggunaan 100% ransum ayam ras komersial untuk ayam buras tidaklah efisien karena potensi antara ayam ras dan ayam buras berbeda (pertumbuhan dan produksi telur yang dihasilkan oleh ayam buras masih jauh di bawah pertumbuhan maupun produksi telur ayam ras). Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan genetis ayam buras.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya; Jenis ternak , Umur unggas, Lingkungan, terutama cuaca dan Tingkat produksi

Jenis bahan pakan untuk ayam bisa didapatkan dari bahan pakan nabati, bahan pakan hewani dan suplemen.
 
BAHAN PAKAN NABATI
 
Bahan pakan nabati adalah bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya dedak padi,jagung, bungkil kelapa. bungkil kedele dan bahan pakan asal kacang-kacangan.

Dedak padi

Dedak sebagai bahan pakan ternak memiliki kapasitas luas dalam penggunaannya, dedak padi dapat digunakan sebagai bahan pakan berbagai jenis dan tipe ternak.
Dedak padi dibedakan menjadi dedak padi pabrik dan dedak padi kampung.
Dedak padi kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan dedak padi dari pabrik, dengan kandungan proteinnya hanya 10,1 %, sedangkan dedak padi dari pabrik mengandung protein 13,6%. dengan kandungan lemaknya yang tinggi, sekitar 13%, dan serat kasarnya kurang lebih 12%.
Penggunaan dedak padi dalam pakan ayam buras sebaiknya tidak melebihi 45%.

Jagung
 
Jagung sebagai pakan ayam buras sudah sejak lama digunakan. Jagung mengandung protein agak rendah (± 9,4%), dengan kandungan energi metabolism ± 3430 kkal/kg. Jagung merupakan sumber energi yang baik. Kandungan serat kasarnya rendah (± 2%), sehingga memungkinkan jagung dapat digunakan dalam tingkat yang lebih tinggi. Jagung kuning mengandung pigmen karoten yang disebut “xanthophyl”. Pigmen ini memberi warna kuning telur yang bagus dan daging yang menarik, tidak pucat.

Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa kandungan protein bungkil kelapa cukup tinggi sekitar 21,6% dan energi metabolis sekitar 1540 – 1745 Kkal/Kg.

Bungkil kelapa miskin akan Cysine dan Histidin serta kandungan lemaknya tinggi sekitar 15%. Sangat disarankan penggunaan bungkil kelapa dalam menyusun ransum tidak melebihi 20%, Secara umum bungkil kelapa berwarna coklat, sebaiknya dipilih bungkil kelapa yang berwarna coklat muda atau coklat terang. Bungkil Kelapa mudah rusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga harus hati-hati dalam menyimpannya.

Singkong/Ketela Pohon
Singkong dapat diberikan dalam bentuk mentah (segar) ataupun setelah melalui pengolahan misalnya gaplek atau aci. Penggunaan tepung gaplek dalam ransum tidak lebih dari 40%.

Dalam bentuk mentah, singkong sebaiknya digunakan dalam tempo 24 jam setelah masa panennya. Lebih dari tempo itu maka nilai gizinya akan menurun (rusak).

Bungkil kedelai

Kacang kedelai mentah tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai pakan ayam karena kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan terhadap panas, karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu. Bungkil kedelai merupakan limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai
kandungan protein ± 42,7% dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg, memiliki kandungan serat kasar rendah, sekitar 6%. Tetapi kandungan methionine rendah. Penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%, sedang kekurangan methionine dapat dipenuhi dengan tepung ikan atau methionisme buatan pabrik.

Daun lamtoro
Pemberian daun lamtoro mesti hati-hati karena daun lamtoro mengandung alkoloid yang beracun dengan nama mimosin. Pemberian tepung daun lamtoro dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan ayam berhenti bertelur. Karena itu, kendatipun kandungan protein daun lamtoro cukup tinggi (22,30%), dalam penggunaannya dianjurkan tidak melebihi dari 5% dalam pakan ayam.

Daun turi.

Daun turi yang berbunga merah mengandung kadar protein sekitar 31,68%, sedangkan daun turi yang berbunga putih mengandung kadar protein 40,62%.

BAHAN PAKAN HEWANI

Bahan pakan asal hewan ini umumnya merupakan limbah industri, Bahan pakan hewani yang lazim digunakan adalah tepung ikan, tepung tulang, tepung udang, tepung kerang dan lain-lain.

Tepung Ikan

Tepung ikan merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber protein yang tinggi. Kandungan gizi tepung ikan beragam, sesuai dengan jenis ikannya . Disamping jenis ikan, proses pengeringan ikan juga mempengaruhi kualitas tepung ikan tersebut. Ada beberapa macam proses pengeringan, yaitu pengeringan matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan uap panas dan pengeringan dengan pijar api sesaat. Pengeringan matahari merupakan proses termudah dan termurah, tetapi juga rendah kadar proteinnya. Tepung ikan lokal yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan atau limbah tangkapan nelayan dan hanya dijemur dengan panas matahari mempunyai kandungan protein kasar hanya 51-55%. Selain sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Pengguna tepung ikan dibatasi dibawah 8%.

Tepung Udang

Tepung udang berasal dari limbah industri udang, kualitas gizi tepung udang beragam tergantung dari bagian yang ikut tergiling. Apabila bagian kepala dan kaki ikut tergiling tentu kualitasnya lebih baik daripada hanya kulit udangnya saja. Kandungan protein tepung udang berkisar antara 43 – 47%. Tepung udang merupakan bahan pakan alternatif sebagai sumber protein.

Tepung Tulang

Tepung tulang digunakan sebagai sumber mineral. Tepung tulang umumnya mengandung Calcium antara 24 – 25% dan Phospor antara 12-15%.

Tepung Kerang

Tepung kerang merupakan sumber Calcium, karena mengandung Calcium hampir 36%.

Bekicot

Bekicot merupakan bahan pakan yang murah sekali karena kita dapat dengan mudah memperolehnya disekitar lingkungan serta mudah dalam membudidayakannya. Hampir 95% dari tubuh bekicot dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam,
Daging bekicot dapat diberikan sebagai pakan ayam, baik dalam bentuk basah
(segar), kering ataupun, dalam bentuk tepung,

Bekicot memiliki kandungan protein untuk masing-masing bentuk adalah sebagai berikut :
  • Dalam bentuk basah (segar) 54,29%
  • Dalam bentuk kering 64,13 %
  • Dalam bentuk tepung 24,80%
Pemakaian tepung bekicot tidak boleh melebihi 10%. Cangkang bekicot dapat digunakan sebagai pakan tambahan menggantikan tepung kapur dan grit.

SUPLEMEN (Bahan Pakan Pelengkap)

Bahan pakan pelengkap dipergunakan untuk melengkapi zat-zat gizi yang kurang banyak atau kurang lengkap dalam bahan pakan

Vitamin

merupakan zat gizi yang berfungsi untuk pembentukan tulang, pertumbuhan serta memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit atau infeksi.

Mineral

merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak banyak tetapi sangat penting untuk pembentukan alat-alat tubuh antara lain untuk pembentukan tulang (Ca dan P). darah (zat besi/Fe) dan kerabang telur (Ca dan P).

Lysine dan Methionine

Seperti diketahui dalam formula ransum ayam, 90% disusun dari bahan pakan nabati yang umumnya tidak mengandung Asam Amino yang imbang. Lysine dan Methionine merupakan Asam Amino esensial yang dibutuhkan oleh ternak.

Lysine berfungsi Membantu dalam penyerapan kalsium, Membantu pembentukan hormon dan kolagen, serta antibody, Menstimulasi selera makan, karena perannya dalam membantu proses detoksifikasi pada hati dan menghasilkan enzim pencernaan, Merangsang produksi carnitine (kreatinin) untuk mengubah asam lemak menjadi energi , Mencegah hilangnya kalsium melalui urin, membantu untuk mengembangkan blok bangunan Protein dalam tubuh,

Methionine berfungsi Membentuk protein tubuh, dan protein pada tiap jaringan tubuh, Meningkatkan pertumbuhan, Meningkatkan sinthesis protein, keliatan kulit, kualitas bulu, absorbsi, transportasi dan bioavailability mineral essensial, Berfungsi sebagai lipotropoc mempercepat metabolisme lemak dihati dan hepatic protector dengan memproduksi glutathione yang berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan Fungsi Hati antara lain menjaga penimbunan lemak yang berlebihan, Berperan sebagai Methyl-donor dan sebagai sumber diet Sulfur, Mencegah penumpukan lemak di hati dan pembuluh darah arteri terutama yang mensuplai darah ke otak, jantung dan ginjal dan detoxifikasi zat-zat berbahaya pada saluran cerna.

Probiotik

Probiotik, adalah koloni mikroba non pathogen (bakteri-bakteri menguntungkan) berfungsi sebagai pengurai protein, serat kasar dan nitrogen fiksasi non simbiotik. Dengan pemberian probiotik maka ransum yang digunakan menjadi lebih efisien dan kadar amonia lebih rendah sehingga bau menyengat yang biasanya disekitar kandang menjadi berkurang karena sifat bakteri probiotik sebagai pengurai.

Penggunaan probiotik bisa lebih luas, tidak saja sebagai suplemen pada ransum tetapi juga digunakan untuk menjinakkan berbagai limbah (yang berbentuk organik) seperti bau spesifik dari septitank, limbah rumah potong dan limbah industri.

SnS PRO probiotic solution adalah salah satu supplement probiotik plus multivitamin, mineral dan asam amino yang telah banyak dipergunakan dan telah dipercaya oleh para peternak unggas (ayam layer, broiler, itik), peternak ruminansia (Sapi, domba, kambing) dan peternak aneka ternak (puyuh) dalam hal membantu meningkatkan performa produksi telur, efisiensi penggunaan pakan, meningkatkan dan memacu laju pertambahan berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh, menekan perkembangan bakteri pathogen dan menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan serta menekan kadar air feses (kotoran) menjadi lebih rendah dan bau feses di lingkungan kandang menjadi berkurang.



Dari berbagai sumber
readmore »»  

TEMPAT MINUM SISTEM NIPPLE DAN BIOFILM

Secara alami mikroorganisme dan mineral dalam air dapat membentuk biofilm di instalasi air minum, dan berpotensi menyumbat nipple.
Bagaimana cara mengatasinya ?

Adopsi teknologi nipple drinker pada kandang dan pemeliharaan ayam memiliki banyak keuntungan. Problema litter basah terkena tumpahan air dari bell drinker (wadah konvensional dari plastik yang masih umum dipakai) tak lagi terjadi. Risiko penularan penyakit pernafasan seperti coryza, Infectious Bronchitis (IB), Chronic Respiratory Disease (CRD) bisa ditekan.

Namun setiap pilihan, disamping memiliki keunggulan, tapi juga memiliki titik kritis yang menuntut konsekuensi. Seiring berjalannya waktu, problema sumbatan pada nipple mulai dialami, sumbatan ini kalau dibiarkan, satu kejadian sumbatan akan ‘menjalar’. Mula-mula satu, lama kelamaan menjalar ke nipple yang berada dalam satu jalur pipa. Kalau nipple yang tersumbat masih satu-dua, tak akan terasa. Karena pada kandang litter ayam bisa bebas pindah mematuk nipple yang lain, Tapi bila tidak cermat, dan ketahuan sudah banyak yang macet, bisa terjadi ayam sudah mengalami dehidrasi. Karena rasio nipple yang berfungsi dengan populasi ayam menjadi tidak ideal. (Idealnya maksimal 1:15). Efek sumbatan nipple akan parah pada kandang layer produktif sistem batere.

Biofilm

Sumbatan pada nipple drinker disebabkan oleh semacam lendir dan lumut yang terbawa dari sumber air. Lendir menempel di dinding bagian dalam pipa dan akhirnya menjalar ke dalam nipple dan menyumbat aliran air. Penyebab ini lazim disebut BIOFILM.

Karakter air secara organik dan anorganik bisa memunculkan biofilm. Air dari sumber alami memiliki karakter yang berpotensi menumbuhkan biofilm. Biofilm terdiri atas banyak mineral, juga slime yang merupakan lapisan lendir. Slime atau lendir ini muncul secara normal, karena pertumbuhan alga dan mikroorganisme lainnya.

Karakteristik air dari sumber air di masing-masing peternakan akan berbeda, menurut kondisi geografis dan geologis setempat. Contohnya, Karakter air dari suatu daerah memiliki kadar besi (Fe) nya tinggi, sedangkan daerah lain bisa jadi airnya terlalu basa atau terlalu asam atau deposit hardness (kesadahan air) terlalu tinggi. Faktor-faktor ini akan mempermudah dan memperparah terbentuknya biofilm.

Sedimentasi mineral, akan melapisi lapisan dalam pipa paralon. Ini jadi lapisan pertama yang akan menjadi kerak, kemudian bakteri-bakteri dalam air akan mudah membentuk semacam slime yang melekat di atas kerak. Setelah melekat, dia akan ketemu koloni-koloni baru, dan bereplikasi serta multiplikasi membentuk biofilm secara massif.

Ketebalan biofilm berbeda-beda, tergantung dari perlekatannya dan sedimentasinya.
Kejadian biofilm diperparah oleh efek samping pemberian vitamin, obat dan vaksin. Vitamin dan obat memerlukan polisakarida sebagai carrier atau zat pembawa. Sedangkan vaksinasi melalui air minum mesti dicampur susu skim. Polisakarida dan susu skim yang kaya protein ini menjadi media tumbuh bakteri pada biofilm, sehingga biofilm semakin tebal dan meluas membentuk koloni biofilm baru.

Bakteri-bakteri bersama alga dalam air akan membentuk koloni yang berwujud biofilm yang semakin lama semakin menebal. Selain sel mikroorganisme itu sendiri, komponen biofilm terdiri atas produk ekstraseluler, polisakarida yang diproduksi oleh mikroorganisme dan zat-zat yang terjebak saat terbawa dalam air. Bakteri membentuk biofilm untuk mendongkrak daya hidup (survival) dan pertumbuhannya. Biofilm juga berfungsi sebagai mekanisme pertahanan fisik bagi bakteri karena bersifat licin, sehingga ia terhindar dari gerusan yang seharusnya dapat menyapu bersih sel-sel yang tidak menempel. Secara kimiawi, biofilm mampu membentengi bakteri dari penetrasi senyawa yang beracun bagi dirinya, seperti antibiotik dan beberapa jenis desinfektan. Penting digarisbawahi, bakteri di dalam biofilm lebih resisten 10-1.000 kali dibandingkan bila tidak di dalam biofilm

Hidrogen Peroksida



Berbeda dengan desinfektan lainnya, dalam konsentrasi yang tepat, hidrogen peroksida (H2O2) mampu mengoksidasi biofilm secara tuntas. Bahkan mampu mengangkat kerak-kerak di dasar pipa sehingga betul-betul bersih. Hilangnya kerak juga akan memperlambat tumbuhnya biofilm lagi, karena ketiadaan tempat menempel slime.

Penggunaan hidrogen peroksida yang telah distabilisasi sangat disarankan sehingga tidak terpengaruh oleh pH air dan tetap efektif meski pipa sangat panjang (lebih dari 25 m), dan tidak merusak karet maupun komponen lain pada sistem nipple.

Untuk flushing kimiawi peternak bisa menggunakan hidrogen peroksida atau pun kombinasi hidrogen peroksida dengan paracetic acid. Produk hidrogen peroksida banyak sekali di pasaran. Tapi perlu diperhatikan apakah konsentrasinya mampu untuk mengoksidasi secara tuntas. Sebab lapisan biofilm bisa sangat tebal. Untuk broiler, flushing dengan hidrogen peroksida bisa dilakukan tiap 2 atau 3 periode sekali.



Sumber : Majalah Trobos

readmore »»  

Minggu, 08 Desember 2013

MIKOTOKSIN DALAM PAKAN

Pakan memegang peranan yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan produktifitas ternak. Pakan juga merupakan input biaya terbesar dalam proses produksi.

Pakan haruslah senantiasa terjaga kualitasnya. Manajemen pengadaan, penanganan, penyimpanan bahan baku dan atau pakan jadi, serta cara pemberian pakan memegang peranan yang sangat penting untuk memastikan pakan yang akan diberikan pada ternak kualitasnya tetap terjaga.

Hal ini penting diperhatikan sebab, manajemen penanganan dan penyimpanan bahan baku dan pakan yang kurang baik, adalah penyebab utama timbulnya masalah yang terkait dengan kasus mikotoksikosis.

Jamur penghasil mikotoksin menyebar hampir diseluruh belahan dunia, termasuk juga negara-negara penghasil jagung. Sehingga bisa dikatakan tidak ada negara penghasil bahan baku pakan ternak yang bebas dari cekaman jamur.

Tipe mikotoksin ada 300 jenis yang telah teridentifikasi, namun yang kerap muncul dalam pakan ternak adalah aflatoksin, ocrhatoksin A, patulin, fuminisin B1, trichothecenes, zearalenon, Deoxynivalenol (DON/ Vomitoxin), dan T2-toksin (trichotecenes).

Tiga jenis jamur yang sering menyebabkan mikotoksikosis adalah dari golongan aspergilus, pencilium dan fusarium.

Mikotoksikosis disebabkan oleh substansi beracun dari hasil metabolit jamur atau fungi yang umum tumbuh dalam bahan baku pakan. Racun hasil metabolit itulah yang disebut mikotoksin.

Mikotoksin akan sangat cepat dihasilkan oleh suatu jenis jamur, bahkan kadang lebih dari satu macam bila kelembaban, temperatur lingkungan dan kadar air bahan baku atau dalam pakan mendukung.

Racun jamur ini diproduksi pada kelembaban lebih dari 75% dan temperatur di atas 20°C, dengan kadar air bahan baku pakan di atas 16%. Sebagai produk metabolisme jamur atau kapang, mikotoksin tumbuh pada berbagai komoditas terutama produk pertanian seperti kacang tanah, jagung dan sebagainya.

Jamur-jamur penghasil mikotoksin akan mengontaminasi produk-produk pertanian tersebut dengan mikotoksin sehingga ketika komoditi tersebut dijadikan pakan ternak atau pangan manusia, toksin/racun tersebut akan masuk ke dalam tubuh. Karena mekanisme kerja yang sinergis dari beragam jenis jamur tersebut, menyebabkan pengaruh negatif pada ternak yang terintoksifikasi menjadi semakin kompleks.

Ternak yang terintoksifikasi oleh racun ini akan mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga penyakit akan lebih mudah menyerang. Disamping itu, tingkat toksisitas yang di atas ambang dapat menurunkan kinerja produksi ternak dalam hal pertumbuhan dan mengganggu sistem reproduksi.
Sayangnya, efek tidak langsung dari mikotoksin kadang tidak diketahui peternak sehingga kerugian dari segi efisiensi pakan menjadi cukup besar. Efek toksisitas mikotoksin tergantung dari intensitas dan waktu intoksifikasi serta bersifat akumulatif.

Mikotoksikosis dapat menyebabkan turunnya fungsi kekebalan tubuh, karena pengaruh langsung mikotoksin terhadap jalannya fungsi kekebalan baik seluler maupun humoral sehingga fungsi tersebut turun secara keseluruhan. Gejala keracunan yang sering terlihat pada umumnya adalah muntah, diare, luka pada rongga mulut dan turunnya nafsu makan. Efisiensi pakan konversi pakan, produksi telur, kualitas daging juga menurun dengan adanya intoksifikasi.

Mikotoksikosis dapat ditanggulangi dengan menggunakan bahan baku yang bebas dari mikotoksin.
Sedang upaya pencegahannya dilakukan dengan menciptakan sistem budidaya yang optimal serta selalu memperhatikan kualitas bahan baku termasuk mengoptimalkan penyimpanan dan distribusi. Penyimpanan bahan tersebut sebaiknya jangan melebihi kadar air 13-14%, karena pada kadar air di atas ambang tersebut maka mikotoksin akan diproduksi.

Beberapa gejala yang ditunjukkan akibat serangan mikotoksikosis diantaranya adalah : Luka di mulut, Pertumbuhan lambat dan tidak merata, Peradangan pada saluran pencernaan dan pernapasannya.

Negara tropis seperti Indonesia dengan tingkat kelembaban udara yang tinggi sangat rentan dengan penyakit tersebut. Ini karena dalam kondisi temperatur dan kelembaban seperti itu, jamur akan mudah tumbuh dan berkembang biak. Jenis mikotoksin yang paling banyak muncul sebagai penyakit adalah aflatoksin.

Guna meminimalkan kejadian tersebut, cara yang paling ideal adalah dengan menggunakan bahan pakan bebas mikotoksin. Tetapi hal ini tidak selalu berarti bebas jamur. Sebab boleh jadi, jamurnya sudah dibasmi sebelum diperjualbelikan. Pembasmian itu dilakukan dengan zat-zat pembunuh jamur, meski demikian racun yang diproduksi oleh jamur akan tetap menempel dalam bahan makanan. Sebab sebagian besar mikotoksin itu stabil pada suhu panas sehingga perlakuan yang melibatkan suhu panas dalam menghancurkan racun mikotoksin menjadi tidak efektif.

Pengamatan secara visual terhadap bahan baku pakan ‘hanya’ bisa dilakukan sebatas pengamatan terhadap jamur yang ada pada bahan baku tersebut, bukan pada mikotoksinnya. Karena hal itu membutuhkan analisa kandungan mikotoksin dalam setiap bahan pakan yang digunakan. Perlu dilakukan pengujian laboratorium lebih lanjut.

Bahan pakan yang sudah terkontaminasi jamur, besar kemungkinan tidak hanya memproduksi satu jenis toksin tetapi bisa lebih dari satu. Jika hal ini terjadi, meski kandungan mikotoksin rendah tetapi karena terdapat beberapa jenis mikotoksin, maka akan memberikan dampak akumulasi dari kumpulan beberapa toksin tersebut. Akibat yang ditimbulkan bisa sama parahnya dengan satu jenis mikotoksin yang terdapat dalam bahan pakan dalam jumlah besar.


http://www.majalahInfovet.com
readmore »»  

Jumat, 06 Desember 2013

Sinergi AGPs dan Probiotik Tingkatkan Produktivitas Ayam

Penggunaan AGPs (Antibiotic Growth Promoters) dan Probiotik dapat meningkatkan performa ternak. Namun, lebih baik lagi jika suplemen itu digunakan terpisah.
Pada sistem produksi unggas komersial intensif saat ini, pemeliharaan atau peningkatan kesehatan usus sangat penting untuk mencapai performa unggas yang optimal. Ini juga merupakan kunci dari profitabilitas setiap manajemen broiler. Unggas yang terus mengalami kondisi stres, seperti sesak, panas, akan rentan terkena penyakit saluran pencernaan (gastrointestinaltract/GIT). Penyakit ini dapat mengakibatkan penurunan performa, imunosupresif dan peningkatan mortalitas, yang menyebabkan kerugian finansial.

Dalam produksi unggas modern, salah satu strategi manajemen yang paling banyak digunakan untuk mengontrol dan mencegah penyakit adalah menambahkan antibiotik tingkat sub terapi yang dikenal dengan sebutan antibiotic growth promoters atau AGPs. Tujuan utama menggunakan AGPs adalah untuk mengurangi efek berbahaya dari penyakit GIT. AGPs dapat berperan untuk mengurangi infeksi sub-klinis, penurunan produksi produk mikroba beracun, menekan persaingan mikroba, dan meningkatkan penyerapan nutrisi.

Secara umum, penggunaan AGPs dapat dikurangi jika tidak ingin menghilangkan penggunaannya secara total, karena kekhawatiran terkait dengan perkembangan potensi mikroorganisme resisten terhadap antibiotik (Huyghebaert, et al., 2010). Ketertarikan ini telah menghasilkan beberapa alternatif untuk AGPs seperti aditif pakan phytogenic, asam organik, prebiotik, probiotik dan symbiotics, dan yang lainnya. AGPs bekerja untuk menghilangkan dampak negatif dari mikroba tertentu pada usus. Tujuan utama dari aditif pakan alternatif adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri menguntungkan untuk kesehatan usus agar menghasilkan unggas yang kesehatan dan performanya baik.

Probiotik adalah salah satu alternatif yang mengarah ke AGPs. Bahkan, penggunaan probiotik dalam ransum unggas sudah biasa dilakukan di Amerika Serikat, Eropa dan beberapa negara Asia seperti Jepang dan Korea. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang cukup memberikan manfaat kesehatan pada unggas (FAO, 2001).

Probiotik dapat berasal dari beberapa mikroba seperti Bacillus, Lactobacillus, Lactococcus, Bifidobacterium, Enterococcus atau ragi. Di antara mikroba ini, probiotik berbasis Bacillus toleran terhadap panas, pH lingkungan yang keras, tekanan, coccidiostats dan antibiotik karena tergolong pembentuk spora. Berbeda dengan mikroba lain, Bacillus berkecambah dalam saluran pencernaan dan tumbuh sebagai sel vegetatif sehingga cukup baik diaplikasikan dalam pakan.

Selain alternatif sebagai pengganti lengkap atau parsial untuk AGPs, juga menarik untuk mengetahui apakah AGPs dan probiotik dapat bekerja sama secara sinergi untuk lebih menguntungkan ternak. Aplikasi ini akan sangat penting bagi daerah-daerah di mana penggunaan sub-terapeutik AGPs masih diperbolehkan. Meskipun pada awalnya kita berpikir bahwa AGPs dan probiotik tidak dapat digunakan bersama-sama, mengingat metode spesifik dari cara kerja AGPs dan probiotik, tetapi hal ini mungkin saja sebenarnya bisa dilakukan. Pada tahun 2005, FEFANA menunjukkan hal ini dengan melaporkan bahwa efek sinergis antara AGPs dan probiotik dapat dicapai dengan menekan patogen melalui AGPs dan pada saat yang sama mendukung mikroflora usus dengan probiotik. Eloisa C. CARPENA dan Robert L. PAYNE, Evonik Industries, Singapore.
sumber : Poultry Indonesia
readmore »»  

Rabu, 27 November 2013

KONTROL UKURAN DAN BERAT TELUR

Ukuran dan berat telur secara garis besar dipengaruhi oleh faktor genetik. dan faktor manajemen.

Faktor-faktor manajemen yang mempengaruhi ukuran telur dan berat telur terdiri dari 3 hal yaitu :
  • Kualitas dan kuantitas Pakan (Nutrisi)
  • Berat Badan (Body Weight)
  • Kematangan sexual (sexual maturity )

Kualitas dan Kuantitas Pakan

Protein, Asam Amino tertentu (seperti methionine dan lysine), energi, lemak total dan asam lemak esensial seperti asam linoleat didalam pakan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap ukuran dan berat telur. Nutrisi-nutrisi tersebut, berperan bukan hanya menghasilkan telur berkualitas, melainkan juga ikut berperan dalam meningkatkan jumlah produksi telur.

Bowmaker dan Gous (1991) melaporkan bahwa pemberian methionine pada petelur (sebanyak 524 mg/ekor/hari) bisa meningkatkan rataan berat telur.

Untuk itu berikan ransum dengan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam di tiap periode pemeliharaannya terutama untuk kandungan protein, asam amino, energi, asam lemak, kalsium, fosfor dan vitamin D (karena sangat berperan pada pembentukan telur)

Hal yang perlu diperhatikan dalam memanipulasi kebutuhan nutrisi untuk menghasilkan ukuran dan berat telur sesuai standar ialah adanya hubungan negatif antara produksi telur dan ukuran telur. Dimana biasanya pada kondisi normal (alami), peningkatan ukuran dan berat telur akan menyebabkan penurunan produksi telur. SnS PRO probiotic solution adalah salah satu solusi untuk menghindarkan kejadian ini, karena SnS PRO probiotic solution adalah sediaan probiotik disamping mengandung Bakteri-bakteri menguntungkan seperti Lactobacillus sp.,yang berguna untuk meningkatkan konsumsi pakan, retensi lemak, protein, kalsium, cuprum, dan mangan pada ayam petelur, Rhodopseudomonas sp, Actinomycetes sp., Streptomyces sp.,dan yeast sac / Saccharomyces Cerevisiae (ragi) berperan aktif dalam meningkatkan kecernaan zat gizi dan dapat memperbaiki performance ternak, juga SnS PRO probiotic solution mengandung multivitamin, mineral dan asam amino yang berguna untuk membantu ternak menanggulangi ketidakseimbangan nutrisi dan mempercepat pemulihan kondisi tubuh setelah terserang penyakit bakterial dan parasit (cacing /coccidiosis) dan stress.

Berat Badan

Berat badan memiliki korelasi positif dengan ukuran telur. Saat pertama kali bertelur, pullet yang memiliki berat badan di bawah standar akan berproduksi dengan ukuran lebih kecil. Demikian sebaliknya, pullet dengan berat badan di atas standar saat pertama kali bertelur, akan menghasilkan telur yang lebih besar ukurannya. Keadaan tersebut akan berlangsung secara terus-menerus selama ayam tersebut berproduksi.

Kontrol berat badan secara rutin ketika periode starter dan grower (pullet) wajib dilakukan serta usahakan agar ayam tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus dengan range min 10% dari standart dan up 10% dari standart.

Kematangan Sexual

Ayam yang mengalami kematangan seksual terlalu dini akan memproduksi telur dengan ukuran kecil. Demikian juga sebaliknya ketika kematangan seksual terlambat, maka ayam akan memproduksi telur dengan ukuran besar .

Ukuran telur kecil yang disebabkan karena tingkat kematangan seksual terlalu dini, biasanya sulit untuk diperbaiki karena organ reproduksinya sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Antisipasinya yaitu dengan memperhatikan masa pemeliharaan pullet terkait program pencahayaan. Untuk memperoleh telur dengan ukuran yang optimal, tambahan cahaya pada ayam periode grower tidak boleh diberikan sebelum ayam tersebut mencapai berat badan antara 1550-1600 gram, dimana pada berat badan ini ayam secara fisiologis dan anatomis sudah siap berproduksi.

(dari berbagai sumber)
readmore »»  

Minggu, 29 September 2013

MIKRO FLORA SALURAN PENCERNAAN

Saluran pencernaan mempunyai dua fungsi utama, pertama berfungsi sebagai tempat pencernaan dan penyerapan makanan untuk diolah menjadi energy dan fungsi kedua sebagai sistim pertahanan tubuh dari serangan mikro organisme patogen.

Oleh karena itu saluran pencernaan yang sehat mutlak dibutuhkan agar proses pencernaan dan penyerapan makanan, serta fungsi sistim kekebalan tubuh berjalan dengan baik.

Secara normal saluran cerna dihuni oleh mikro flora saluran cerna atau juga disebut sebagai mikro organism komensal, yang menguntungkan bagi kesehatan tubuh.

Mikro flora saluran cerna memiliki beberapa fungsi seperti, sintesa protein dan vitamin, membantu proses pencernaan dan penyerapan serta berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri patogen dengan cara; memproduksi asam organic, memproduksi bakteriosin sebagai anti bakteri dan menggantikan tempat melekat bakteri patogen pada permukaan epitel saluran cerna.

Dalam keadaan normal, jumlah mikro flora menguntungkan lebih banyak dibandingkan jumlah bakteri patogen. Jumlah bakteri patogen dan bakteri menguntungkan harus dalam keadaan seimbang untuk menjaga kesehatan saluran cerna.

Keseimbangan jumlah mikro flora bisa terganggu oleh pengaruh kontaminasi melakui pakan, air minum dan peralatan kandang, kasus penyakit bacterial, virus, parasit dan jamur serta pengaruh lingkungan dan stress management. Ketidakseimbangan jumlah mikro flora tersebut sering disebut dengan disbakteriosis.

Untuk mencegah terjadinya disbakteriosis pada ternak maka pada saat ini management formulasi pakan ternak, khususnya pakan unggas, sering ditambahkan feed additive seperti;

ANTIBIOTIK

Antibiotik pada formulasi pakan ditambahkan untuk menekan pertumbuhan bakteri-bakteri patogen, adapun antibiotic yang sering dipakai pada formula pakan adalah; Avoparcin, Bacitracin, Bambermycin, Colistin, Virginiamycin dll.

ASAM ORGANIK (ACIDIFIER)

Saluran pencernaan mempunyai kisaran pH sekitar antara 2.0 – 8.0. Saluran cerna bagian atas sampai tengah cendrung asam dan saluran cerna bagian bawah cendrung basa. Sementara itu bakteri yang menguntungkan cendrung tumbuh optimal pada pH rendah, sedangkan bakteri patogen cendrung tumbuh optimal pada pH tinggi. Oleh karena itu, bakteri-bakteri menguntungkan hidup baik disekitar usus halus, sementara bakteri-bakteri pathogen hidup baik di usus besar.

Untuk itu, agar bakteri menguntungkan hidup lebih banyak dan bakteri patogen ditekan pertumbuhannya, maka pada formulasi pakan ditambahkan asam organic agar suasana pH saluran cerna rendah, sehingga pertumbuhan bakteri menguntungkan optimum, sementara itu pertumbuhan bakteri pathogen ditekan.

PREBIOTIK

Prebiotik merupakan serat kasar seperti mannan oligosaccarida (MOS) atau fructo oligosaccarida (FOS) yang berfungsi sebagai nutrisi untuk merangsang pertumbuhan bakteri-bakteri yang menguntungkan, dengan penambahan prebiotik pada formulasi pakan diharapkan jumlah bakteri menguntungkan jauh lebih banyak dibandingkan bakteri merugikan.

PROBIOTIK

Sedangkan probiotik adalah bakteri non pathogen seperti Lactobacillus spp, Bifidum bacterium spp, dll  yang telah dibiakkan pada media tertentu dan setelah itu ditambahkan pada formulasi pakan, sehingga nantinya diharapkan berkembang banyak pada saluran cerna ternak.

ENZYM

Pada bahan baku pakan ada sebagian mengandung serat kasar yang tidak bisa dicerna oleh endogenus enzyme sehingga dibutuhkan penambahan enzyme dari luar seperti β-glucanase dan xylanase untuk memecah serat kasar tersebut sehingga tidak menimbulkan efek negative seperti; menurunnya aktivitas proses pencernaan dan penyerapan makanan, diare, penurunan aktivitas mikroba menguntungkan dll.

Dengan penembahan zat-zat tersebut diatas pada formulasi pakan diharapkan saluran pencernaan menjadi sehat sehinga proses pencernaan dan penyerapan makanan optimal, jumlah bakteri menguntungkan meningkat sedangkan jumlah bakteri patogen menurun, dan fungsi sistim kekebalan tubuh meningkat, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas ternak.



Sumber : http://technicalservice.wordpress.com
readmore »»  

Sabtu, 21 September 2013

MEMAHAMI PENYEBAB PUCATNYA WARNA KERABANG TELUR AYAM

Secara genetik, ayam petelur yang ada di Indonesia sebagian besar tergolong brown egg-laying hens atau ayam petelur yang memproduksi kerabang telur coklat sedangkan strain ayam petelur yang dibudidayakan antara lain dan Isa Brown, Lohmann Brown, Hisex Brown dan sebagainya. Walaupun peternak memelihara ayam petelur bertipe brown- egg namun warna kerabang telur ayam sangatlah bervariasi mulai dan coklat tua, coklat muda, coklat pucat dan putih. Untuk memenuhi selera konsumen, beberapa peternak biasanya melakukan grading telur berdasarkan warna kerabang telur. Metode grading tersebut sebenarnya tidak mewakili kualitas telur sesungguhnya namun lebih pada daya tarik penjualan telur oleh konsumen.

Dengan adanya metode grading, telur ayam yang memiliki warna kerabang pucat, secara ekonomis harganya lebih rendah dibandingkan dengan telur berkerabang cokiat tua atau coklat muda.Telur yang memiliki kerabang telur coklat dijual langsung ke pasar atau supermarket sedangkan telur berkerabang pucat biasanya dijual ke produsen makanan sebagai bahan baku pembuatan kue atau roti. Konsumen enggan untuk memilih telur berwarna pucat karena di benak mereka masih muncul persepsi bahwa telur berkerabang coklat adalah telur yang kualitasnya baik bila dibandingkan dengan telur yang memiliki warna kerabang pucat. Padahal produksi telur yang berkerabang pucat tidak dapat dipastikan setiap harinya dimana 5 - 10%. telur berkerabang pucat dan total produksi harian masih dianggap normal oleh peternak. Namun dalam kondisi tertentu, telur berkerabang pucat dapat meningkat jumlahnya hingga 30-40%.
 
Proses pewarnaan kerabang telur

Proses pewarnaan kerabang telur tidak lepas kaitannya dengan proses pembentukan sebutir telur Pewarnaan telur terjadi di 90 menit terakhir proses kalsifikasi untuk membentuk kerabang telur akan berakhir. Secara teori, warna kerabang telur terjadi karena proses pigmentasi di uterus dengan adanya dua pigmen yaitu biliverdin dan protoporphynin
Biliverdin merupakan suatu pigmen biru yang dapat menyebabkan warna hijau kebiruan pada kerabang telur seperti pada itik sedangkan protoporphynin merupakan pigmen coklat yang menyebabkan warna coklat kemerahan pada kerabang telur (Miksik et a!., 1994). Pada ayam yang menghasilkan telur berkerabang coklat hanya memproduksi senyawa protoporphyrin.

Protoporphyrin merupakan suatu senyawa yang diproduksi oleh sel-sel epitel yang ada di dinding uterus dan saat proses pewarnaan berlangsung, sel-sel tersebut mensekresikan senyawa protoporphyrin dan pada akhirnya akan terdeposit di dalam permukaan kerabang telur (Liu et al 2010). Pada saat 3 hingga 4 jam sebelum pembentukan kerabang telur berakhir, sel-sel epitel uterus yang bersinggungan langsung dengan telur pada proses kalsifikasi, kemudian mensintesis dan mengakumulasi produksi protoporphyrin. Saat 90 menit sebelum proses pembentukan kerabang telur berakhir, pigmen protoporhyrin kemudian ditransfer bersamaan dengan kutikula, suatu cairan yang kaya akan protein dan menyelimuti seturuh bagian kerabang telur. Beberapa senyawa protoporhyrin kemudian terserap kedalam jaringan palisade kerabang telur (Adkerson, 2011).

Faktor yang menyebabkan pucatnya warna kerabang

Setelah memahami proses pewarnaan kerabang telur, kini akan dibahas mengapa warna kerabang telur yang seharusnya berwarna coklat namun bisa memudar hingga berwarna putih. Secara umum, terbagi dua kriteria penyebab pucatnya warna kerabang telur yaitu kerabang telur pucat disebabkan karena faktor normal dan pudar dikarenakan faktor abnormal.

A. Kerabang telur pudar karena faktor normal

Kerabang telur pudar karena faktor normal terjadi karena tiga hal yaitu genetik ayam, umur ayam petelur yang semakin bertambah dan degenerasi sel epitel dinding uterus. 
Genetik
Produksi senyawa protoporphyrin sebagai pigmen coklat diatur oleh gen yang ada di dalam sel epitel uterus. Kita ketahui bahwa gen merupakan suatu unit pewarisan sifat pada makhluk hidup. Pada ayam petelur, gen yang mengatur produksi senyawa protoporphyrin telah diturunkan dari induknya. Proses seleksi ayam petelur tipe kerabang tetur coklat (brown-egg laying hens) memang mengarahkan gen yang memproduksi senyawa protoporphyrin selalu menjadi gen dominan dan induk (parent stock) ke anak (final stock) dengan tujuan agar senyawa protoporphyrin dihasilkan dalam jumlah yang banyak oleh sel epitel uterus sehingga kerabang telur berpigmen coktat. Namun pada sebagian kecil ayam petelur ada juga yang diwariskan gen resesif dari induknya sehingga sel epitel yang bertugas memproduksi protoporphyrin karena ditanami gen resesif akan menghasilkan protoporphyrin dalam jumlah yang tidak banyak. Efeknya, walaupun ayam bertipe kerabang tetur coklat namun telur yang dihasilkan akan memiliki warna kerabang yang seakan-akan pucat atau coktat muda.

Umur Ayam

Umur ayam petelur juga mempengaruhi proses pewarnaan kerabang telur terutama ayam baru akan bertelur dan ayam yang sudah berumur tua. Pada periode peralihan dari grower ke layer (periode pre-layer atau awal produksi) di mana ayam masih belajar untuk bertelur (HDP biasanya di bawah 5 %), ada kecenderungan muncul telur tanpa kerabang, ukuran telur masih belum normal, telur berkerabang tipis dan sebagainya.
Pada periode tersebut juga dijumpai telur dengan kerabang berwarna pudar dan bahkan berwarna putih. Ada dua faktor yang menyebabkan warna kerabang tetur masih belum normal pada periode awal produksi tersebut, yang pertama adalah kondisi sel epitel pada dinding uterus yang mulai perlahan-lahan memproduksi protoporphyrin sebagai senyawa pigmen coklat kerabang tetur. Pada hari-hari pertama ayam bertelur, jumlah senyawa protoporphyrin masih terbatas sehingga proses pewarnaan kerabang tetur masih belum normal dan kerabang telur masih belum berwarna coklat tua. Namun dalam jangka waktu yang relatif cepat, sel-sel epitel dinding uterus mulai memproduksi protoporphyrin dalam jumlah yang banyak seiring dengan semakin sempurnanya proses pembentukan kerabang telur.

Faktor berikutnya adalah proses kalsifikasi kerabang telur yang masih belum sempurna. Proses kalsifikasi kerabang tetur yang normal berjalan selama 8 jam dan pada 90 menit terakhir proses kalsifikasi kerabang tetur, senyawa protoporphyrin mulai ditransfer ke permukaan kerabang telur Namun pada periode pre -layer, belum sempurnanya proses kalsifikasi menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kerabang telur lebih cepat dan kesempatan pigmentasi kerabang telur juga berjatan dengan singkat. Hal ini yang menyebabkan pada periode awal produksi telur seringkali dijumpai kerabang telur berwarna pudar.

Dalam kondisi normal, ayam akan memproduksi pigmen coklat untuk kerabang telur dalam jumlah yang sama walaupun ayam memproduksi telur dengan ukuran besar maupun kecil (Solomon, 1997). Jika dilihat dari luas permukaan, telur berukuran besar ataupun jumbo akan memiliki luas permukaan yang lebih besar bila dibandingkan dengan yang berukuran normal. Oleh karena itu, telur ayam berukuran besar akan memiliki warna kerabang telur coklat namun lebih muda dan bahkan lebih pudardibandingkan dengan telur ayam berukuran lebih kecil. Seiring dengan pertambahan umur ayam akan memproduksi telur berukuran lebih besar dan berat dan kerabang telur akan berwarna coklat lebih muda dibandingkan pada saat ayam di awal produksi. Hal ini sesuai dengan penelitian Odabasi et a!. (2007) seperti tampak pada gambar. Penelitian tersebut untuk mengetahui perkembangan warna kerabang telur dan ukuran telur ayam dan awal ayam mulai berproduksi telur hingga dalam kurun waktu tertentu. Dan hasil penelitian diketahui bahwa di awal pnoduksi, kerabang telur berwarna coklat tua dan seiring dengan bertambahnya umur, ukuran telur ayam akan bertambah besar dan warna kerabang telur menjadi lebih pudar.
Degradasi Sel Epitel Dinding Uterus
 
Faktor terakhir terjadinya kerabang telur pudan adalah tenjadinya degenerasi sel epitel dinding uterus. Degenerasi sd epitel merupakan suatu proses penuaan sel-sel sehingga kemampuan sel dalam bekerja sudah mulai terjadi penurunan. Kondisi ini terjadi pada ayam petelur yang telah berumur diatas 80 minggu dimana produksi protoporphyrin sudah mulai menurun dikarenakan sel epitel dinding uterus sudah mengalami degenerasi sehingga kemampuan pigmentasi kerabang telur juga mengalami penurunan.

B. Kerabang telur pudar karena faktor abnormal

Kerabang telur pudar karena faktor abnormal terjadi karena berbagai macam faktor antara lain 
  • Stres, 
  • Adanya infeksius penyakit
  • Faktor nutrisi pakan. 
Stres
Faktor stres menurut beberapa ahli menjadi salah satu faktor terbesar penyebab pucatnya warna kerabang telur Ayam petelur yang mengalami cekaman stres akan mengalami gangguan dalam proses pembentukan telur terutama pada fase akhir kalsifikasi sebutir telur dan proses pewarnaan kerabang telur kanena telur yang pucat disebabkan karena tidak sempurnanya proses pigmentasi kerabang telur. Ayam yang stres akan menunjukkan peningkatan produksi hormon epinephrine yang dapat menunda proses oviposisi telur dan menghambat pembentukan jaringan kutikula pada kelenjar cangkang sehingga proses pigmentasi menjadi terhambat (Butcher dan Miles, 2003). Stres pada ayam petelur banyak sekali penyebabnya, di antaranya adalah cekaman terhadap suara terutama suara gaduh kanyawan di dalam kandang, orang lalu lalang di dalam kandang terutama pada orang yang baru masuk farm tersebut, suara hewan di sekitar kandang ataupun suara lain yang membuat ayam merasa tidak nyaman, suhu di dalam kandang yang tinggi (di atas 30°C), paparan sinar matahari secara langsung ke tubuh ayam dan perubahan jenis atau merk pakan yang terlalu sering.
Infeksius Penyakit

Penyakit pada ayam petelur menjadi faktor berikutnya yang menyebabkan pucatnya warna kerabang telur. Penyakit seperti ND, IB, Al, EDS dan Mycoplasma akan mempengaruhi pucatnya warna kerabang telur. Hal ini dikarenakan virus atau bakteri tersebut menyerang sel-sel saluran reproduksi sehingga pigmentasi akan berjalan kurang maksimal. Roberts (1994) menjelaskan bahwa penyakit pernapasan seperti lB mudah menjangkiti ayam petelur dengan gejala awal memudarnya warna kerabang telur. Oleh karena itu, peternak perlu melihat rekording vaksinasi yang dilakukan berulang dalam kurun waktu tertentu terutama vaksinasi ND dan lB sehingga apabila dalam kurun waktu tersebut ayam belum divaksin, sistem imunitas dalam ayam akan menunun sehingga mudah terinfeksi penyakit. Jika diperlukan, lakukanlah uji titer antibodi sebelum melakukan vaksinasi sebagai pentimbangan kapan harus mulai dilakukan vaksinasi. Pemberian antibiotik sebagai terapi (terutama dari golongan tetrasiklin dan amoxicillin) dalam penyembuhan penyakit juga menyokong kasus memucatnya warna kerabang telur walaupun beberapa peneliti belum bisa menyimpulkan keterkaitan antara penggunaan antibiotik dan memucatnya warna kerabang telur.
Faktor Nutrisi Pakan
Faktor lain adalah dari sisi pakan, ada beberapa komponen dari pakan yang berkontribusi menyebabkan warna kerabang telur memucat dan sebagian yang akan dibahas oleh penulis antara lain level mikotoksin, kandungan vanadium, rasio kalsium dan fosfor dan defiensi mineral mikro dan vitamin. Mikotoksin kerap kali disangkut pautkan dengan kasus pucatnya warna kerabang telur.
Mikotoksin merupakan zat metabolit yang dihasilkan oleh fungi (jamur) dan golongan Fusarium, Aspergillus dan sebagainya yang bersifat racun bagi unggas. Golongan mikotoksin antara lain aflatoksin, deoxynivalenol, T-2 toxin, okratoksin, fumonisin, zearalenone dan sebagainya. Dari hasil penelitian, senyawa aflatoksin merupakan jenis mikotoksin yang seringkali dijumpai pada tanaman jagung di Indonesia karena didukung oleh cuaca, curah hujan, kelembaban dan temperatur yang sesuai dengan perkembangbiakan Aspergillus flovus sebagai penghasil aflatoksin. Mikotoksin juga dijumpai pada bahan baku nabati lainnya seperti bungkil kedelai, DDGS, CGM dan sebagainya dengan jenis dan level mikotoksin yang bervariasi. Dalam bahan baku juga tidak menutup kemungkinan mengandung dua atau lebih golongan mikotoksin dengen level yang berbeda-beda. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mikotoksin terutama dan golongan aflatoxin dan oknatoksin yang terakumulasi dalam tubuh dalam level yang tinggi akan mengganggu fungsi kerja saluran reproduksi dan mempengaruhi proses pembentukan dan pewarnaan kerabang telur. Efek mikotoksin juga menyebabkan penurunan produksi telur ayam dan daya tetas pada ayam pembibit. 

Kesimpulan
Sel-sel pigmen dalam uterus memiliki kemampuan dalam memberikan warna kerabang telur. Kemampuan sel-sel pigmen akan menurun seiring dengan terdegradasinya sel-sel tersebut. Faktor usia ayam dapat menjadi penyebab penurunan sel pigmen di dalam uterus sehingga proses pewarnaan kerabang telur ayam menjadi kurang maksimal. Hanya saja ada beberapa faktor eksternal di luar kemampuan ayam yang dapat mempercepat degradasi sel-sel pigmen di dalam uterus. Oleh karena itu, peternak perlu memahami dan cepat mengambil keputusan jika dirasa mulai menunjukkan peningkatan jumlah kerabang telur yang pucat. Kondisi ayam yang nyaman dan bebas dari stres, pemberian Suplement dan Additif dalam air minum, kontrol titer antibodi dan penggunaan pakan yang berkualitas merupakan beberapa faktor yang dapat menjaga kerabang telur ayam agar tidak pucat.


(sumber : Majalah Poultry Indonesia)
readmore »»  

Selasa, 17 September 2013

MENINGKATKAN MUTU JERAMI PADI

Jerami padi merupakan limbah tanaman padi yang sudah dipanen produk utamanya (padi/beras), sehingga merupakan sisa tanaman yang telah tua. Secara kuantitatif produksinya melimpah, namun secara kualitatif jerami padi mempunyai keterbatasanketerbatasan bila dipandang dari aspek nutrisinya.
 
Beberapa factor pembatasnya adalah :
  1. Rendahnya kandungan protein kasar (3-4 %) sehingga mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan hidup pokok apalagi kebutuhan produksi.
  2. Tingginya kandungan serat kasar / selulosa sehingga kecernaannya rendah.
  3. Tingginya kandungan lignin sehingga mengakibatkan komponen karbohidrat yang terkandung di dalamnya dalam keadaan terikat oleh lignin dan sulit dicerna.
  4. Kandungan silikatnya (8,1 – 15,5 % pada bagian batang dan daun) sehingga mengganggu bekerjanya enzim pencerna serat.
  5. Rendah kecernaannya sehingga dapat mengikat mineral tertentu misalnya kalsium (Ca) berakibat ketersedian Ca tersebut rendah 6. Rendah kandungan mineral kalsium yaitu 0,413 % dan fosfor 0,292 %.
  6. Rendah karoten (provitamin A).

Dengan adanya factor-faktor pembatas tersebut dan dalam upaya meningkatkan manfaat penggunaanya jerami padi sebagai pakan ternak perlu mendapatkan perlakuan yaitu :
1. Ditingkatkan kandungan protein kasarnya
2. Ditingkatkan derajat kecernaannya
3. Dilarutkan silikanya
4. Di tambahkan / diperbaiki jumlah dan keseimbangan mineral Ca dan P.

Pembuatan Fermentasi Jerami Padi

Bahan :
- 1.000 kg jerami padi
- 6 kg urea
- 6 ltr probiotik/ SnS PRO Probiotic Solution
 
Caranya :
  • Jerami padi ditumpuk ditempat yang beratap dengan tumpukan kira-kira setinggi 30 cm
  • semprot atau basahi dengan larutan urea dan probiotik secukupnya.
  • Tumpuki lapisan jerami kembali dengan ketebalan yang sama dan basahi dengan larutan urea dan
  • probiotik secukupnya
  • Demikian seterusnya sampai ketebalan lebih kurang 2 m
  • Diamkan sampai 21 hari supaya proses fermentasi dengan baik

Perbedaan Kadar Nutrisi Jerami Padi Segar
Dan Jerami Padi Fermentasi

  


(dari berbagai sumber)
readmore »»  

MANFAAT AIR KELAPA

Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna.
Pohon kelapa diperkirakan berasal dari pesisir Samudera Hindia di sisi Asia, namun kini telah menyebar luas di seluruh pantai tropika dunia.
Pohon kelapa dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami pelambatan pertumbuhan.
Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai kerajinan tangan.

Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di dinding dalam batok /daging buah kelapa adalah sumber penyegar populer. Daging buah muda berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang. 
Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai ekonomis, yang disebut kopra. Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Cairan buah tua biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun demikian, cairan ini dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar. Daging buah kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai penambah aroma pada masakan daging serta dapat dimanfaatkan sebagai obat rambut yang rontok dan mudah patah.

Air kelapa adalah salah satu jenis minuman yang lezat sekaligus menyehatkan. Meminum air kelapa sangat dianjurkan saat Anda sedang haus, karena air buah tropis ini dapat menghindarkan Anda dari dehidrasi dan mengembalikan ion tubuh dengan cepat. Air kelapa memberikan efek menenangkan tubuh dan membantu mengurangi panas tubuh dengan cepat. Manfaat lain dari air kelapa adalah dapat dijadikan sebagai obat hepatitis, radang dan hati. Selain itu air kelapa juga dapat memperkuat daya tahan tubuh untuk melawan virus seperti herpes, flu bahkan AIDS.

Minyak kelapa mengandung trigliserida yang tersusun dari lemak rantai sedang ( C6- C12).
Asam lemak dalam minyak kelapa adalah C8 5- %, C 10 6 – 10 % dan C 12 44 – 45 % (total 55- 65 % asam lemak rantai sedang).
Trigliserida asam lemak rantai sedang dapat digunakan untuk mengatasi hiperlipidemia dan kegemukan serta dapat digunakan dalam ransum untuk pasien pasca bedah dan bayi premature.

Daging buah kelapa mengandung 0 ,2 mg vitamin E (sebagai tokoferol), namun proses produksi minyak secara konvensional yang biasanya mengaplikasikan panas dan tekanan, mengurangi kandungan tokoferol dalam hasil akhir.

Kandungan vitamin E optimum dapat diperoleh melalui perbaikan proses, yaitu dengan proses sentrifugasi santan dan produk yang dihasilkan dikenal dengan nama virgin oil.

Virgin oil mempunyai aroma kelapa segar. Saat ini Virgin oil yang lebih dikenal dengan VCO ( Virgin Coconut Oil ) diyakini manfaatnya untuk mengatasi penyakit kanker bahkan dianggap buah dan air kelapa ini memiliki keampuhan lebih baik dibandingkan dengan buah merah ( Pandanus conoideus ).

Air kelapa muda (7 – 8 bulan) mengandung protein 0 ,13 g, minyak 0 ,12 g, karbohidrat 4 ,11 g, mineral Ca 20 mg, Fe 0 ,5 mg, vitamin asam askorbat 2 ,2 – 3 ,7 mg dan air 95 ,01/100 g.

Berbagai penelitian telah menunjukkan jika manfaat air kelapa secara khusus dianjurkan dikonsumsi oleh wanita yang menderita nyeri menopause. Banyak yang mengatakan jika meminum air putih baik bagi kesehatan, namun tentu saja ada kalanya Anda bosan meminum air putih secara terus menerus, air kelapa air kelapa bisa dijadikan alternatif lain yang menyehatkan. Bagi Anda yang sedang menjalani diet tidak perlu khawatir mengkonsumsi air kelapa karena tidak akan menambah berat badan Anda. Hal penting tentang air kelapa adalah Anda tidak perlu khawatir akan efek sampingnya. Air kelapa aman jika Anda konsumsi setiap hari karena meskipun memiliki rasa yang sedikit manis, namun minuman ini benar-benar nol kolesterol.

Selain berbagai manfaat air kelapa untuk kesehatan, Anda juga dapat memanfaatkan kelapa untuk mempercantik diri. Air kelapa dapat membuat kulit nampak cerah dan bersinar. Air kelapa mampu mengirim oksigen ke seluruh sel tubuh Anda. Dengan mengkonsumsi secara rutin dapat membantu mengurangi pigmentasi yang berlebihan, meningkatkan sirkulasi, dan memberikan membuat kulit Anda nampak bersinar alami. Hal ini juga yang mendasari digunakannya air kelapa sebagai salah satu bahan untuk membuat produk-produk kecantikan.

Air kelapa merupakan minuman isotonik alami yang amat baik untuk kesehatan tubuh kita, dan mempunyai kandungan elektrolit yang sama juga dengan darah kita. Dan juga air kelapa difungsikan pada waktu perang pasifik pada tahun 1941-1945 sebagai pengganti transfusi plasma darurat, dialirkan secara langsung dari buahnya pada para tentara yang sedang terluka.

Air kelapa banyak dikonsumsi secara langsung. Namun ada hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan air kelapa. Sekali terkena udara, air kelapa dapat cepat kehilangan kadar organ oleptik dan nutrisi serta dapat menyebabkan sistem permentasi. Oleh sebab itu, sebaiknya sehabis mengupas buah kelapa, maka segeralah mengkonsumi air kelapa tersebut.

Berikut ini beberapa khasiat dan manfaat air kelapa hijau untuk kesehatan tubuh kita.
  1. Meredakan suhu tubuh yang panas dan melindungi pada suhu yang cocok.
  2. Mengembalikan cairan tubuh yang hilang, sebab air kelapa merupakan salah satu minuman isotonik alami.
  3. Menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh.
  4. Menambah metabolisme dan kekebalan tubuh.
  5. Menurunkan berat badan dengan kalori yang rendah yang dikandungnya.
  6. Membantu membersihkan dan melancarkan saluran pencernaan.
  7. Mencegah dan mengobati diabetes, dikarenakan air kelapa rendah kadar gulanya.
  8. Menyeimbangkan ph tubuh serta mengurangi resiko terkena penyakit kanker.
  9. Menolong menyembuhkan batu ginjal serta saluran kemih.
  10. Air kelapa mempunyai banyak nutrisi dibandingkan susu, sudah pasti air kelapa rendah lemak serta kolesterol.
  11. Kandungan asam laurat yang terdapat pada air kelapa lebih baik dari susu bayi instan, biasanya juga terdapat juga pada ASI ( air susu ibu )
  12.  Air kelapa merupakan donor universal, dikarenakan kandungannya yang nyaris sama juga dengan darah manusia.
  13. Membersihkan racun dari dalam tubuh (detoxifikasi)
  14. Mengatasi jerawat, noda hitam, kerutan pada wajah dan kulit kering.
  15. Melebatkan dan menyehatkan rambut. dll

Unsur Nutrisi dan Kimia yang terkandung dalam Air Kelapa

Kadar air 90,59 %
Kalori 437 kkal/100gr
Minyak 26,67 %
Protein 10,67 %
Serat kasar 3,98 %
Total karbonhidarat 38,45 %
Pati 13,53 %
Glukosa 24,92 %

ASAM AMINO

Isoleusin 2,5 gr/16 gr N,
Leusin 4,9 gr/16 g N,
Lisin 2,7 gr/16 gr N,
Metionin 1,5 gr/16 gr N,
Threosin 2,3 gr/16 gr N,
Tripthopan 0,6 gr/16 gr N
Valin 3 ,8 gr/16 gr N

MINERAL

Fe 17 ppm
S 4 ,4 ppm
Cu 3 ,2 ppm
P 2.4 ppm

VITAMIN

vitamin C 10 ppm
vitamin B 15 IU, vitamin E 2 ppm
 
 
dari berbagai sumber
readmore »»  

Senin, 16 September 2013

SILASE

Silase adalah pakan yang telah diawetkan dengan cara disimpan dalam tempat kedap udara (kondisi an aerob /bebas O2 ) yang berbahan baku hijauan, hasil samping pertanian atau bijian dengan kadar air 60-70%.
Penyimpanan pada kondisi kedap udara tersebut menyebabkan terjadinya fermentasi pada bahan silase.
Proses selama pembuatan silase disebut ‘ensilase’. Proses ini memerlukan waktu 2-3 minggu.
 
Proses yang terjadi pada pembuatan silase :
  • Menjaga jangan sampai udara luar masuk dalam wadah drum silo, jika masuk akan terjadi proses pembusukkan. Pada proses ini terjadi perombakan nilai nutrisi hingga ada kemungkinan turun.
  • Untuk sementara rumput dalam silo drum masih bernapas dengan udara di sekelilingnya dan menghasilkan CO2 + H2O + energy panas.
  • Setelah udara dalam drum silo habis, sel sel rumput akan berhenti bernapas dan daun akan mati sehingga terjadilah proses ENSILASE.
  • Adanya pengaruh bakteri, bakteri laktis acid, streptococcus laktis dan membentuk asam laktat /susu dalam pembuatan silase yang perlu di perhatikan adalah membantu bakteri penolong dengan jalan menambah subtract ( umbi umbian, gamblong, katul ) dan yang perlu di cegah adalah bakteri pembusuk yang terdiri dari bakteri clostridium sacharo butirat dan clostridium tyrobutirat, yang menghasilkan asam mentega.
Bakteri asam susu asam laktat dapat tumbuh baik bila dalam kondisi an aerob sehingga prosesnya di sebut peragian atau fermentasi, oleh karenanya agar bakteri penolong dapat bekerja optimal maka O2 harus di keluarkan secara maksimal. Proses pembentukan asam susu berjalan sampai ph 4 asam sehingga perkembangan bakteri clostridium akan terhambat, keadaan ini biasanya tercapai setelah 3-4 minggu.

Contoh bakteri asam laktat diantaranya adalah Streptococcus thermophillus, Streptococcus lactis, Lactobacillus lactis, Leuconostoc mesenteroides .

Selain bakteri pembentuk asam laktat, dalam bahan baku silase terdapat juga bakteri Clostridia. Bakteri ini mengkonsumsi karbohidrat, protein dan asam laktat sebagai sumber energi dan memproduksi asam butirat. Bakteri ini merugikan karena menguraikan asam amino (menurunkan kandungan protein dan menghasilkan ammonia) sehingga menyebabkan pembusukan silase. Keadaan yang mendukung pertumbuhan bakteri Clostridia adalah tingginya kadar air, terlalu lamanya proses respirasi, kurangnya bakteri asam laktat dan rendahnya karbohidrat. Inilah yang menyebabkan perlunya pelayuan bila kadar air bahan lebih dari 75% dan bahan tambahan dalam pembuatan silase hijauan.

Bahan tambahan untuk pembuatan silase dibedakan menjadi 2 jenis yaitu stimulant dan inhibitor. Bahan yang masuk kategori stimulant adalah bahan pakan sumber karbohidrat seperti molasses, onggok, dedak halus atau ampas sagu. Molasses dan onggok bisa ditambahkan sebanyak 1,5 - 2 % dari berat hijauan. Sedangkan kalau dedak halus sebanyak 5% dan kalau menggunakan ampas sagu diperlukan 7% dari berat hijauan. Urea juga bisa ditambahkan untuk meningkatkan kandungan protein silase berbahan baku jagung. Bahan stimulant lain yang juga bisa dipakai adalah SnS PRO, probiotic solution, sebagai mikrobia yang membantu proses ensilase yang sempurna.

Sedangkan bahan yang masuk kategori inhibitor diantaranya asam format, asam klorida, antibiotik, asam sulfat dan formalin. Penambahan inhibitor bermanfaat untuk proses ensilase tetapi masih asing bagi petani kita. Bahan stimulant lebih mudah didapatkan, harganya juga lebih murah dan lebih ramah lingkungan.

Proses pembuatan silase

Bahan Silase
  • Bahan Pakan Ternak (Rumput, Leguminosa/kacang-kacangan dll) : 100 kg
  • Molasses /tetes tebu ; 1,5 liter/ 100 kg bahan Pakan Ternak
  • SnS PRO, probiotic solution : 1 liter/100 kg bahan Pakan Ternak
  • Dedak : 5 kg/100 kg bahan Pakan Ternak
  • Tepung jagung : 5 kg/ 100 kg bahan Pakan Ternak
Cara pembuatan silase
  1. Bahan Pakan Ternak (Rumput, Leguminosa/kacang-kacangan dll) di potong potong sepanjang 5 cm,
  2. Larutkan molasses dan SnS PRO, probiotic solution kedalam air sebanyak 25-30 liter.
  3. Masukkan Bahan Pakan Ternak kedalam silo (tempat menyimpan silase bisa menggunakan drum plastic, plastic meteran tebal atau terpal berlapis plastic yang di tanam dalam lobang tanah), padatkan dengan cara diinjak-injak
  4. Taburkan secara merata bahan pengawet (Dedak dan Tepung jagung)
  5. Kucuri / siram dengan larutan air yang berisi larutan molasses dan SnS PRO,probiotic solution.
  6. Masukkan lagi Bahan Pakan Ternak kedalam silo, injak-injak hingga padat, taburi lagi dengan bahan pengawet, siram lagi dengan larutan molasses dan SnS PRO,probiotic solution. Begitu seterusnya hingga bahan silase dan bahan pengawet habis ,lalu tutup rapat agar udara dan sinar matahari tidak bisa menembus dalam silo.
Setelah 1 minggu atau 2 minggu atau 4 minggu silase sudah dapat di ambil, jika ingin di simpan lama dalam hitungan tahun, minimal peram/ fermentasi silase selama 1,5 bulan.
Silase di ambil secukupnya saja, misalnya untuk stock selama 7 hari, lalu di angin anginkan, setelah itu baru bisa di berikan ke ternak.
Setelah silase di ambil , jangan lupakan proses penutupan silo, yang rapat agar dalam silo bebas O2.

Ciri ciri silase yang baik :
  1. Rasa dan bau asam tape caramel
  2. Warna hijau dengan sedikit gradasi coklat
  3. Tekstur tetap seperti hijau daun
  4. Tidak berjamur, tidak berlendir dan tidak menggumpal


Dari berbagai sumber
readmore »»  

Kamis, 12 September 2013

KARBOHIDRAT

Secara Alamiah, Karbohidrat merupakan hasil sintesis CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis.Zat makanan ini merupakan sumber energi bagi organisme heterotrof (makhluk hidup yang memperoleh energi dari sumber senyawa organik di lingkungannya).

Karbohidrat merupakan unsur senyawa organik yang disintesis dari senyawa anorganik yang mengandung unsur-unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O).

Berdasarkan Gugus Gula penyusunnya, Karbohidrat di bagi menjadi 3,Yaitu:

Monosakarida (C6H12O6)
Monosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari satu gugus gula.Monosakarida ini memiliki rasa manis dan sifatnya mudah larut dalam air. Contoh dari monosakarida adalah heksosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, monosa, ribosa (penyusun RNA) dan deoksiribosa (penyusun DNA).

Disakarida (C12H22O11)

Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula.Sama seperti monosakarrida, Disakarida juga memiliki rasa manis, dan sifatnyapun mudah larut dalam air. Contoh dari Disakarida adalah laktosa(gabungan antara glukosa dan galaktosa), sukrosa (gabungan antara glukosa dan fruktosa) dan maltosa (gabungan antara dua glukosa)

Polisakarida(C6H11O5)

Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus gula,dan rata-rata terdiri dari lebih 10 gugus gula.Pada umumnya polisakarida tidak berasa atau pahit,dan sifatnya sukar larut dalam air. Contohnya dari polisakarida adalah amilum yang terdiri dari 60-300 gugus gula berupa glukosa, glikogen atau gula otot yang tersusun dari 12-16 gugus gula,dan selulosa, pektin, lignin,serta kitin yang tersusun dari ratusan bahkan ribuan gugus gula dengan tambahan senyawa lainnya.

Bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat dan mudah di dapat antara lain adalah jagung, gandum, biji-bijian,sagu, ketela pohon, ketela rambat, kentang dan ubi.

Karbohidrat memiliki beberapa peran penting dalam tubuh manusia,antara lain adalah :
  • Sebagai sumber energi utama.Pada beberapa organ tubuh utama,seperti otak,lensa mata dan sel saraf,sumber energi yang diperlukan adalah glukosa,dan tidak dapat digantikan oleh sumber energi lainnya.Dalam proses respirasi,setiap 1 gram glukosa akan menghasilkan 4,1 kalori,
  • Berperan penting dalam proses metanolisme,menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel,jaringan,serta organ tubuh,
  • Membantu proses pencernaan makanan dalam prose pencernaan,
  • Membantu penyerapan kalsium,
  • Merupakan pembentuk senyawa lainnya,misalnya sebagai asam lemak sebagai penyusun lemak dan asam amino sebagai penyusun protein.
Sebagai komponen penyusun gen dalam inti sel yang amat penting dalam pewarisan sifat.Gen terdiri dari asam deoksiribunukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA) yang merupakan karbohidrat beratom C lima.

Merupakan senyawa yang membantu proses berlangsungnya buang air besar.selulosa merupakan polisakarida yang sulit dicerna,tetapi keberadaannya dala sisa pencernaan dapat mencegah konstipasi (sembelit)

Proses pencernaan karbohidrat

Metabolisme merupakan proses yang berlangsung dalam organisme,baik secara mekanis maupun kimiawi.Metabolisme itu sendiri terdiri dari 2 proses yaitu anabolisme(pembentukan molekul) dan Katabolisme(Penguraian molekul).Pada proses pencernaan makanan,karbohidrat mengalami proses hidrolisis(penguraian dengan menggunakan molekul air).Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan menguraikan polisakarida menjadi monosakarida.

Ketika makanan dikunyah,makanan akan bercampur dengan air liur yang mengandung enzim ptialin (suatu α amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis di dalam mulut).Enzim ini menghidrolisis pati(salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul glukosa.makanan berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin tidak lebih dari 3-5% dari pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan.

Sekalipun makanan tidak berada cukup lama dlaam mulut untuk dipecah oleh ptialin menjadi maltosa,tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus selama satu jam setalah makanan memasuki lambung,yaitu sampai isi lambung bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung.Selanjutnya aktivitas ptialin dari air liur dihambat oelh zat asam yang disekresikan oleh lambung.Hal ini dikarenakan ptialin merupakan enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium turun di bawah 4,0.

Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usus dua belas jari),makanan kemudian bercampur dengan getah pankreas.Pati yang belum di pecah akan dicerna oleh amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas.Sekresi pankreas ini mengandung α amilase yang fungsinya sama dengan α-amilase pada air liur,yaitu memcah pati menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.Namun,pati pada umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya sebelum melewati lambung.

Hasil akhir dari proses pencernaan adalah glukosa,fruktosa,glaktosa,manosa dan monosakarida lainnya.Senyawa-senyawa tersebut kemudian diabsorpsi melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.

Glukosa sebagai salah satu hasil dari pemecahan pati akan mengalami dau proses di dalam hati,yaitu:
  • Pertama, Glukosa akan beredar bersama aliran darah untuk memenuhi kebutuhan energi sel-sel tubuh
  • Kedua, jika di dalam hati terdapat kelebihan glukosa (gula darah),glukosa akan di ubah menjadi glikogen(gula otot) dengan bantuan hormon insulin dan secara otomatis akan menjaga keseimbangan gula darah.Glikogen di simpan di dalam hati,jika sewaktu-waktu dibutuhkan,glikogen di ubah kembali menjadi glukosa dengan bantuan hormon adrenaline.


Sumber : softilmu.blogspot.com
readmore »»  

MINERAL

Semua mahluk hidup memerlukan unsur inorganic atau mineral untuk proses kehidupan yang normal. Semua jaringan ternak dan makanan/pakan mengandung mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat beragam. Unsur inorganic ini merupakan konstituen dari abu yang tersisa setelah pembakaran dari bahan pakan.

Mineral yang esensial untuk ternak diklasifikasikan menjadi meineral makro dan mikro. Klasifikasi tersebut berdasarkan pada konsentrasi mineral di dalam tubuh ternak atau jumlah yang dibutuhkan ternak dalam ransum ternak. Secara normal, konsentrasi mineral mikro dalam tubuh ternak tidak lebih dari 50 mg/kg dan kebutuhan dalam ransum kurang dari 100 mg/kg. penyerapan mineral dalam bentuk ion terjadi melalui sirkulasi darah. Penyerapan tersebut terjadi di usus halus dan bagian anterior usus besar

Beberapa mineral merupakan elemen anorganik yang dibutuhkan oleh ternak untuk pertumbuhan dan reproduksi. Walaupun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit, keseimbangan dalam tubuh harus tetap terjaga. Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitasnya hidup, mineral dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan essensial dan non essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas mineral makro dan mineral mikro (Parakasi, 1986).
 
Fungsi mineral secara umum dibagi menjadi 4 macam, yaitu: (1) untuk pembentukan struktur, (2) untuk fungís fisiologis, (3) sebagai katalis, (4) sebagai regulator. Kandungan pakan mineral dari bahan pakan nabati sangat bervariasi tergantung dari beberapa faktor seperti: genetik tanaman, keadaan tanaman tempat tumbuh tanaman tersebut, iklim, musim, tahap kematangan, dan ada tidaknya pemupukan terhadap tanaman. Leguminosa biasanya kaya akan mineral Ca, Mg, Fe, Cu, Zn, dan Co. Rumput-rumputan banyak mengandung mineral Mg, Zn, dan Fe.

Magnesium ( Mg )

Magnesium merupakan mineral makro yang sangat penting. Sekitar 70% dari total Mg dalam tubuh terdapat dalam tulang atau kerangka (Underwood, 1981), sedangkan 30% lainnya tersebar dalam berbagai cairan tubuh dan jaringan lunak (Tillman et al., 2003). Mg dibutuhkan oleh sebagian besar sistem enzim, berperan dalam metabolisme karbohidrat dan dibutuhkan untuk memperbaiki fungsi sistem saraf (Perry et al., 200 ). Selain itu Mg berperan penting untuk sintesis protein, asam nukleat, nukleotida, dan lipid (Girindra, 1988). Jika mineral Mg yang diberikan pada ternak kurang maka akan menyebabkan iritabilitas syaraf, convulsion, dan hypomagnesaernia. Namun, jika berlebih juga tidak baik untuk ternak, karena akan menyebabkan ekskreta basah.

Indikator defesiensi Mg adalah menurunnya kadar Mg dalam plasma menjadi 1,2 – 1,8 mg/100ml dari kadar normal sebesar 1,8 – 3,2 mg/100ml (McDowell, 1992). Tempat utama absorsi Mg pada ternak ruminansia adalah pada bagian retikulorumen, sekitar 25% Mg diabsorsi oleh hewan dewasa. Jumlah Mg yang diabsorsi menurun seiring dengan penurunan tingkat mineral di dalam pakan. Dalam kondisi defisiensi status Mg cadangan dalam tubuh untuk menggantikan sumbangan dari absorpsi Mg yang rendah (McDowell, 1992).

Tembaga ( Cu )

Mineral Cu adalah salah satu mineral yang sering dilaporkan defisien pada ternak ruminansia. Menurut McDowell (1992), defisien Cu dapat menyebabkan diare, pertumbuhan terhambat, perubahan warna pada rambut dan rapuh serta mudah patahnya tulang-tulang panjang. Defisiensi sekunder mineral mikro sering dialami oleh ternak ruminansia walaupun ternak diberi suplemen mineral dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan (Kardaya et al., 2001).
 
Unsur Cu diabsorpsi kurang baik oleh ruminansia dalam metabolisme tubuh (Kardaya, 2000). Meskipun Cu bukan merupakan bagian dari molekul hemoglobin, akan tetapi Cu ini adalah komponen yang sangat penting untuk pembentukkan sel darah merah dan menjaga aktivitasnya dalam sirkulasi (Nugroho, 1986). Unsur Cu terdapat dalam plasma darah, kandungan Cu secara normal dalam plasma darah adalah 0,6 Cu/ml (Underwood, 1981).

Besi ( Fe )

Lebih dari 90% Fe yang terdapat dalam tubuh terikat pada protein dan terutama pada hemoglobin darah mengandung Fe sebanyak 0,34%. Fe juga terdapat dalam mioglobin, hati, limpa dan tulang. Fe dalam serum darah terdapat dalam bentuk non hemoglobin yang disebut transferrin atau siderophilin. Pada individu normal hanya 30-40% transferrin yang membawa Fe, dalam keadaan normal plasma darah mengandung 240 – 480 mcg% ; pada sapi dewasa 130 – 140 mcg% (Church, 1991).

Fungsi Fe yang penting adalah untuk absorpsi dan transport O2 ke dalam sel-sel, Fe juga merupakan komponen yang aktif dari beberapa enzim yaitu sitokrom perioksidase dan katalase. Selain itu Fe berfungsi sebagai mediator proses–proses oksidasi (Tillman et al., 1998). Unsur Fe diabsorpsi sesuai dengan kebutuhan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti status Fe dalam tubuh, umur hewan (Underwood dan Sutlle, 1999), kebutuhan metabolik tubuh, bentuk komponen zat besi yang terdapat dalam makanan dan ada tidaknya zat-zat nutrisi lain yang mempengaruhi absorpsi zat besi (Piliang, 2002). Fe lebih banyak diabsorpsi oleh hewan yang defisien Fe dibanding hewan yang tercukupi kebutuhan Fe, karena absorpsi dan metabolisme Fe diatur oleh status Fe pada mukosa usus. Tempat absorpsi Fe pertama adalah duodenum (Underwood dan Sutlle, 1999). 
 
 
sumber : Intan Nursiam, Fakultas peternakan ITB
readmore »»