Anda adalah pengunjung ke :

Selasa, 09 April 2019

MENJAGA FLORA USUS YANG SEHAT dan MENGURANGI BAKTERI DAN VIRAL MERUGIKAN

.:: MENJAGA FLORA USUS YANG SEHAT dan MENGURANGI BAKTERI DAN VIRAL MERUGIKAN ::. 



Mikroflora usus merupakan ekosistem yang kompleks terdiri dari sejumlah besar bakteri. 
Zat yang terdapat dalam ekosistem usus dapat berasal dari bahan luar yang berupa pakan dan dapat berasal dari dalam tubuh (endogeneus) seperti produk metabolisme yang harus dibuang. 

Mikroflora detrimental umumnya sangat aktif merombak zat yang terdapat dalam usus besar baik berasal dari bahan makanan beracun, obat obatan, steroid, maupun metabolit yang berasal dari bahan makanan (Hasono 2002). Hasil akhirnya adalah metabolit yang bersifat toksik (beracun), karsinogenik (menyebabkan kanker) atau metagenik (membentuk gas metan). Metabolit ini sering menyebabkan kerusakan mukosa usus bahkan membentuk tumor atau beberapa penyakit lain. Dalam kaitan ini proporsi bakteri “baik” akan mendesak atau mengencerkan mikroflora aktif diatas, sehingga zat toksik yang akan dibentuk tidak jadi karena, bahan pembentuknya sudah dibuang terlebih dahulu. 

Menurut Savage yang dikutip oleh Nakazawa (1992) mikroflora normal usus mempunyai sifat : 
  1. Dapat tumbuh dalam kondisi anaerobik,
  2. Terdapat pada saluran pencernaan dewasa normal,
  3. Dapat mengkolonisasi pada bagian specifik saluran pencernaan,
  4. Dapat membangun habitat sendiri selama proses perantian dari manusia dan hewan muda,
  5. Dapat menjaga populasi pada dewasa normal,
  6. Dapat melekatkan diri dengan permukaan epitel usus. Kemampuan bakteri untuk melekat pada jaringan epitel usus (lapisan lendirnya), dapat dibuktikan dengan kemampuannya megkolonisasi saluran usus dan menjaga populasi tetapnya.
Jika saluran usus terkolonisasi dengan mikroba yang merugikan, maka akan berdampak patogen bagi tubuh. Untuk mengantisipasi dan mengatasi serangan patogen, perlu dibangun pertahanan tanpa memberi ruang bagi bakteri patogen untuk menyerang tubuh (Gsianturi 2002). Untuk membangun pertahanan tersebut bakteri menguntungkan memiliki kemampuan untuk melakukannya, bakteri menguntungkan ini biasa disebut dengan PROBIOTIK


SnS PRO, Probiotik Solution


Probiotik berasal dari bahasa Yunani yang artinya for life (untuk hidup) memiliki pemahaman yang berbeda-beda. 

Istilah probiotik pertama kali digunakan oleh Lilley dan Stiwell pada tahun (1965) menyatakan bahwa substansi yang dihasilkan mikroba untuk menstimulir pertumbuhan mikroba lainnya dalam saluran pencernaan. 

Lebih lanjut Fuller (1989) mendefinisikan probiotik sebagai bahan pangan yang mengandung mikroorganisme dalam keadaan hidup yang mempunyai pengaruh menguntungkan bagi inangnya dengan meningkatkan keseimbangan mikroflora usus. 

Definisi probiotik berkembang setelah adanya data hasil penelitian ilmiah, seperti yang dikemukakan oleh Fuller (1992) bahan probiotik itu adalah makanan tambahan (feed suplement) berupa jasad hidup yang mempunyai pengaruh menguntungkan bagi ternak induk semangnya. 

Mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan sebagai probiotik antara lain ; 
  • Tidak bersifat toksik,
  • Mampu bertahan pada suasana asam dan cairan empedu,
  • Dapat berkoloni dan melakukan kegiatan metabolisme di dalam usus dan dapat tumbuh lama dan menghambat mikroba patogen dan dapat hidup pada berbagai kondisi dalam tubuh ternak.
Pernyataan ini kemudian diperbaharui oleh Salminen et al. (1999) probiotik yaitu sediaan sel mikroba atau komponen dari sel mikroba yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada kesehatan dan kehidupan inangnya. 

Menurut Fuller (1991) bakteri probiotik harus memiliki persyaratan yaitu memberikan efek yang menguntungkan pada host, tidak patogenik dan tidak toksik, mengandung sejumlah besar sel hidup, mampu bertahan dalam kondisi yang tidak menguntungkan dan melakukan kegiatan metabolisme dalam usus, tetap hidup selama dalam penyimpanan sampai waktu digunakan, mempunyai sifat sensori yang baik, diisolasi dari host. 

Beberapa penelitian mengungkapkan pengaruh positif dari probiotik terhadap kesehatan adalah: 
  1. Memperbaiki keluhan malabsorbsi laktosa (Legowo 2003)
  2. Meningkatkan ketahana alami terhadap infeksi di usus (Siswono 2002)
  3. Mencegah diare yang diakibatkan oleh antibiotik (Gsianturi 2002)
  4. Menurunkan resiko terjadinya penyakit tumor dan kanker kolon (Prangdimurti 2001)
  5. Mengurangi kadar kolesterol darah (Tannock 1999)
  6. Memperbaiki pencernaan (Fuller 1997)
  7. Stimulasi imunitas gastrointestinal (Mc Cracken dan Gaskin 1999; Mc Farlane dan Cummings 1999).
Probiotik dapat digolongakan menjadi dua yakni golongan bakteri dan golongan cendawan. Menurut Mujiasih (2001) mikroorganisme yang sering digunakan sebagai probiotik dari kedua kelompok ini adalah Aspergilus niger,A. oryzae, Bacillus coagulans, B. lentis, B.pumilus, B. brevis, B. alvei,B. circulans, Bifidobacterium adolescentis, B. animalis, B. bifidum, B. infantis,B. longum, B. thermopilus, Bacteroides amylophilus, B. ruminicola, Lactobacillus acidophilus, L. brevis, Streptococcus oremoris, S. faecium, S. lactis, S. thermophilus, Leiconostoc mesenteroides, Pediococcus acidolacticii, Propionibacterium shemani dan Saccharomyces cerevisiae. 

SnS PRO probiotic solution” merupakan kombinasi dari keduanya. Kombinasi dari kedua golongan yakni bakteri dan cendawan serta dilengkapi dengan vitamin/multivitamin ini memberikan keunikan tersendiri pada “SnS PRO probiotic solution” dalam bekerja memelihara keseimbangan flora normal usus, formulasi unik dari “SnS PRO probiotic solution” ini sangat berdampak positif pada performance produksi dan status kesehatan serta daya tahan tubuh hewan. 

Penggunaan probiotik pada ternak unggas bertujuan untuk memperbaiki saluran pencernaan dengan cara: 

  1. Menekan reaksi pembentukan racun dan metabolit yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker), 
  2. Merangsang reaksi enzim yang dapat menetralisir senyawa beracun yang tertelan atau dihasilkan oleh saluran pencernaan, 
  3. Merangsang produksi enzim (enzim protease dan alfaamilase) yang digunakan untuk mencerna pakan, 
  4. Memproduksi vitamin dan zat zat yang tidak terpenuhi oleh tubuh (Seifert dan Gessler 1997). 

Menurut Sartika et al. (1994) penggunaan probiotik dapat memperbaiki performance ayam 
broiler meliputi rataan bobot hidup, konversi pakan dan menurunkan mortalitas. 


dari berbagai sumber


SnS PROJECT GROUP support system 
--- oOo ---
readmore »»  

Jumat, 29 Maret 2019

.:: METABOLISME ::.

METABOLISME 

Metabolisme atau metabolismos memiliki makna perubahan yang berasal dari Yunani dan diartikan oleh para ahli menjadi beberapa makna. 

Metabolisme merupakan seluruh reaksi kimia yang ada atau terjadi pada suatu organisme hingga tingkat yang paling kecil atau seluler. 

Metabolisme juga merupakan suatu proses pembuatan atau pembentukan energi yang diperlukan oleh tubuh pada makhluk hidup. 

Metabolisme adalah suatu proses dalam tubuh yang mana pada proses ini zat gizi diubah menjadi energi. Energi yang dihasilkan dari proses metabolisme selanjutnya akan digunakan untuk segala macam kegiatan. Oleh karena itu, suatu makhluk hidup yang memiliki metabolisme tubuh kurang baik akan kesulitan melakukan aktivitasnya. 

Proses metabolisme terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 

METABOLISME KARBOHIDRAT 

Karbohidrat adalah suatu sumber energi bagi tubuh yang tersusun atas tiga unsur yaitu :
  • Karbon 
  • Hidrogen 
  • Oksigen. 
Fungsi dari Karbohidrat: 

(1). Sumber energi 

Karbohidrat tersusun atas penyusun utama glukosa dan adalah sumber energi utama bagi tubuh khususnya bagi otak dan mata. Pada 1 gram glukosa akan mendapat kalori dengan jumlah 4,1 sehingga pengaruhnya terhadap kekuatan tubuh sangat besar. Maka dari itu, tak heran bila banyak dikatakan seseorang yang kekurangan karbohidrat akan kurang tenaga. 

(2). Pembentuk senyawa yang lain 

Karbohidrat adalah penyusun senyawa yang lain seperti asam lemak. 

(3). Penyusun gen 

Tak banyak diketahui bahwa karbohidrat adalah salah satu penyusun gen yang berada di dalam inti sel. Gen adalah suatu sel yang berfungsi sebagai pewaris sifat dari induk kepada anak mereka sehingga perannya sangat penting. Gen adalah suatu sel yang tersusun atas dua karbohidrat dengan jumlah C sebanyak 5 yaitu RNA dan DNA. 

Proses metabolisme karbohidrat yaitu suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh dengan maksud untuk mengolah karbohidrat yang telah masuk. Pada karbohidrat, bentuk yang paling penting atau paling utama yaitu glukosa, gula sederhana atau disebut monosakarida. Lalu untuk susunan gula yang tidak sederhana atau disebut lebih kompleks disebut dengan polisakarida

Zat ini lalu akan mengalami suatu proses hidrolisis saat terjadi proses mencerna atau proses pencernaan makanan di dalam tubuh makhluk hidup. 

Hidrolisis yaitu suatu proses penguraian polisakarida menjadi monosakarida dengan bantuan atau menggunakan molekul air atau H2O. Penguraian karbohidrat di mulut akan dibantu juga oleh enzim ptialin yang menghidrolisis pati. 

METABOLISME PROTEIN 

Protein adalah protos yang berasal dari bahasa Yunani yang bila diartikan yaitu polimer atau senyawa kompleks dari monomer asam amino. 

Metabolisme protein ialah suatu proses deskripsi dan fisik serta proses kimia yang menyebabkan pembuatan sebuah sintesis pembentukan asam amino menjadi protein. Asam amino yang menyusun protein mengandung unsur Nitrogen atau N. 

Sintesis asam amino sangat diperlukan tubuh karena senyawa ini berperan sebagai pembentuk senyawa penting yang lain seperti histamin. Tak hanya itu saja, senyawa penting lain yang dibentuk ialah neurotranmitter dan nukleotida serta asam amino dapat berkonversi menjadi lemak. Lemak ini kemudian akan dikonversi menjadi sumber energi yang diperlukan oleh tubuh. 

Organ hati adalah pusat yang berguna untuk memecah protein dan mendistribusikan asam amino ke seluruh tubuh saat metabolisme protein berlangsung. Tak hanya itu saja, organ hati juga bertugas sebagai pembuang kotoran atau limbah dari sisa metabolisme yang terjadi. Perlu diketahui bahwa protein adalah pembentuk struktur sel dan pengendali reaksi biokimia. 

METABOLISME LEMAK 

Lemak adalah suatu nutrien yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang banyak, dengan kata lain disebut dengan makronutrien. 

Lemak tersusun atas gliserol dan asam lemak, gliserol termasuk ke dalam jenis hidroksil dengan molekul organik di dalamnya. 

Asam lemak termasuk jenis hidroksil dan ia memiliki rantai karbon yang menempel cukup panjang. 

Lemak memiliki ciri yaitu tidak dapat larut dalam air, namun ia dapat larut jika pelarutnya ialah pelarut organik seperti benzena. Lemak biasanya dipakai atau dimanfaatkan keberadaannya oleh organisme seluler dan memiliki hubungan dengan asam lemak yang lain. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang lain selain karbohidrat dan sering disebut trigliserida

Metabolisme lemak adalah suatu proses kimiawi yang di dalamnya terdapat proses katabolik dan proses anabolik dengan hasil energi. Pada proses anabolik akan menghasilkan zat yaitu trigliserida, badan keton dan hormon serta second messenger. Metabolisme lemak juga disebut dengan suatu proses yang kompleks dan terjadi dengan berbagai reaksi serta jalur tersendiri 

Fungsi Metabolisme 

1. Pengganti sel atau jaringan yang rusak 

Pada proses metabolisme salah satunya yaitu metabolisme protein yang mana protein adalah suatu polimer dari monomer asam amino. Polimer ini yaitu protein memiliki beraneka ragam fungsi salah satunya sebagai pembentuk struktur sel atau pengganti sel yang rusak. Dapat diartikan bahwa dengan metabolisme yang baik pastinya memiliki sel yang baik tanpa kerusakan. 

2. Respirasi jaringan pada tubuh 
3. Pertumbuhan jaringan tubuh 
4. Penyusun unit pembangun sel 

Macam-Macam Metabolisme 

Energi yang dihasilkan tentunya melalui berbagai proses yang panjang dan proses metabolisme terbagi menjadi dua bagian yaitu Katabolisme dan Anabolisme. 

KATABOLISME 


Katabolisme memiliki dua fungsi, 
  • Sebagai penyedia bahan baku suatu proses sintesis yang dilakukan molekul lain. 
  • Sebagai penyedia energi yang akan diperlukan saat aktivitas sel berlangsung. 

Reaksi yang terjadi pada saat proses katabolisme yaitu reaksi oksidasi yang menggunakan energi bebas dan tentunya bantuan enzim. 

Pada proses katabolisme terjadi empat tahap yaitu 

(1) Tahap Glikolisis, 
(2) Dekarbosilasi Oksidatif, 
(3) Siklus Asam Sitrat 
(4) Transpor Elektron. 

TAHAP GLIKOLISIS berlangsung di sitoplasma dengan substrat glukosa dan akan memperoleh hasil 2 ATP, 2 asam piruvat dan 2 NADH. Subsrat adalah sebuah molekul yang kemudian akan menjadi sasaran dari enzim yang bekerja. 

Proses glikolisis dapat diartikan sebagai suatu proses yang mengubah glukosa menjadi molekul piruvat yang kemudian menghasilkan NADH dan ATP. ATP akan berperan sebagai penyimpan energi sedangkan NADH bagian dari proses transpor elektron dan akan menghasilkan ATP. Perlu diketahui juga bahwa untuk proses glikolisis memerlukan ATP sebagai sumber energi sebanyak dua. 

DEKARBOKSILASI OKSIDATIF berlangsung di mitokondria dengan subsrat asam piruvat dan hasil asetil CO-A. Tempat yang lebih tepat saat terjadi proses ini yaitu inter membran mitokondria dan proses ini kerap disingkat dengan DO. Dekarboksilasi oksidatif merupakan suatu reaksi pengubahan asam piruvat menjadi suatu senyawa baru yaitu senyawa Asetil CO-A. 

SIKLUS ASAM SITRAT yang prosesnya berlokasi di matriks mitokondria dengan subsrat NADH2 ditambah ATP. Pada proses ini dihasilkan ATP sebanyak 2, 6 NADH dan 2 FADH2 serta dihasilkan 4 CO2. Tahap ini kerap pula disebut dengan siklus krebs yang mana penemunya bernama Hans Krebs dan berguna untuk menghasilkan elektron berjumlah besar. 

TRANSPOR ELEKTRON, tahap ini kerap disebut dengan panen energi hasil dari NADH dan FADH2. Pada tahap ini (transpor elektron) menjadi tahap yang menghasilkan ATP paling banyak dan disebut dengan tingkat respirasi. Transpor elektron juga dikenal dengan sebutan transfer elektron yang mana pada akhirnya akan membentuk senyawa air yaitu H2O. 


ANABOLISME 

Anabolisme merupakan suatu proses pembentukan yang berkebalikan dengan proses katabolisme. Pada proses ini memerlukan suatu energi yang dapat berupa energi kimia dan dapat pula berupa energi cahaya. Energi ini nantinya dibutuhkan untuk mengikat berbagai senyawa yang sederhana agar dapat membentuk suatu senyawa yang kompleks. 

Anabolisme memiliki tiga tahap, yaitu: 

1. Produksi monosakarida, asam amino dan nukleotida 

Monosakarida adalah kata yang berasal dari Yunani yang memiliki arti gula sehingga diartikan sebagai senyawa karbohidrat yang paling sederhana. Contoh dari monosakarida yaitu glukosa yang memiliki rasa manis, sedangkan asam amino adalah monomer dari protein. Pengertian dari nukleotida yaitu suatu molekul dari gugus gula dan basa penyusunnya purin dan pirmidin. 

2. ATP digunakan sebagai energi dalam mengubah asam amino, monosakarida dan nukleotida menjadi bentuk reaktif 

3. Asam amino, monosakarida dan nukleotida reaktif diubah menjadi molekul kompleks 

Molekul kompleks dari asam amino adalah protein, monosakarida adalah polisakarida dan nukleotida adalah asam nukleat serta lipid


----------------------



readmore »»  

Sabtu, 23 Maret 2019

.:: IMMUNE STIMULANT ::.

.:: IMMUNE STIMULANT ::. 


Perkembangan genetik ayam baik layer maupun broiler saat ini diikuti pula dengan adanya kelemahan yaitu semakin sensitifnya ayam terhadap serangan penyakit. 

Para pakar, peneliti dan industri obat hewan, seolah berlomba untuk meneliti dan memproduksi obat ataupun feed supplement untuk menutupi kelemahan tersebut, yang diistilahkan sebagai Immune Stimulant, Immunomodulator atau Immune Booster. 

Immune stimulant merupakan bahan yang berfungsi untuk merangsang sistim kekebalan tubuh bekerja lebih optimal, sehingga ayam lebih kuat dalam menghadapi serangan mikroorganisme pathogen. 

Immune stimulant bisa dibedakan pada dua kelompok yaitu : 

(1). Endogenus regulator yaitu hormone dan cytokine 
(2). Immunogenic compound seperti vitamin, mineral, lipopolysaccaride, asam lemak esensial, asam amino, enzyme dan 'Probiotik'

Immunogenic compound dapat dikatakan sebagai immune stimulant karena fungsi dan perannya terhadap kerja sistim kebal tubuh antara lain : 
  • Membantu perkembangan jaringan limpoid, 
  • Meningkatkan produksi mucus, 
  • Meningkatkan pembentukan bahan aktive sistem kebal, 
  • Mengaktivasi dan meningkatkan proliperasi sel-sel kebal, 
  • Serta modulasi dan pengaturan sistem kekebalan tubuh. 
Berikut ini adalah contoh zat atau bahan yang dapat diklaim sebagai immune stimulant : 

1. VITAMIN E 

Vitamin E berfungsi sebagai Antioxidant utama, baik di dalam maupun di luar sel, melindungi kerusakan sel membran akibat proses oksidasi, mengurangi efek dari reaksi radang akibat adanya infeksi mikroorganisme, melindungi sel-sel darah seperti eritrosit dan macrophage, dengan demikian vitamin E dapat berfungsi sebagai immune stimulant terutama menstimulasi perbanyakan sel limfosit dan aktivitas Natural Kill Cells. 

2. VITAMIN D 

Vitamin D berperan dalam peningkatan proliferasi sel limposit dan proses pengeluaran cytokine. 

3. PROBIOTIK 

- Istilah kata probiotik pertama kali dipopulerkan oleh Lilley dan Stillwell (1965), untuk menjelaskan suatu zat yang disekresikan oleh mikroba yang mampu menstimulasi pertumbuhan. Akan tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat, maka arti probiotik menjadi lebih luas. 

- Sperti (1977) menjelaskan bahwa probiotik adalah ekstrak jaringan tubuh yang menstimulir pertumbuhan. 

- Parker (1974) mendefinisikan probiotik berdasarkan hasil penelitiannya bahwa probiotik adalah mikroba dan zat yang dapat menyebabkan mikroba dalam saluran pencernaan menjadi seimbang. 

- Fuller (1989) membuat definisi yang lebih sempurna dan bias diterima oleh semua pihak yaitu suatu produk yang mengandung mikroba hidup non-patogen, yang diberikan pada hewan untuk memperbaiki laju pertumbuhan, efisiensi konversi ransum, dan kesehatan hewan. 

Kini mulai berkembang penggunaan probiotik sebagai pemacu pertumbuhan dan meningkatkan kesehatan. 

Probiotik dalam penerapannya sebagai produk bioteknologi terdiri atas tiga jenis produk yaitu probiotik yang mengandung kultur bakteri, kultur khamir, dan kultur molds (kapang) serta kombinasinya. 

Probiotik tidak hanya menjaga keseimbangan ekosistem, namun juga menyediakan enzim yang mampu mencerna serat kasar, protein, lemak, dan mendetoksikasi zat racun atau metabolitnya. 

Probiotik mempercepat/menahan aktivitas mikroba sehingga menyebabkan pH usus menurun. Hal ini akibat dari terbentuknya ammonia dan metabolisme empedu. 

SnS PROJECT GROUP mengambil peran dalam upaya meningkatkan performa dan menutupi kelemahan dari sekian banyak kelebihan genetik ayam saat ini melalui penyediaan produk probiotik live culture ;  SnS PRO probiotik solution

SnS PRO probiotik solution. yang terdapat dalam saluran pencernan mampu : 

- Menetralisir toksin yang dihasilkan bakteri pathogen, 
- Menghambat pertumbuhan bakteri pathogen dengan mencegah kolonisasinya di dinding usus halus, 
- Mempengaruhi aktivitas enzim di usus halus, 
- Asimilasi kolesterol 
- Meningkatkan pertumbuhan serta performan ternak. 
- dll.

4. LEVAMISOLE 

Levamisole berperan dalam menstimulasi pembentukan Antibodi, menstimulasi perbanyakan dan aktivasi sel – T, meningkatkan fungsi monosit dan macrofage (termasuk proses fagositosis dan kemotaxis) dan meningkatkan pergerakan dan kemotaxis dari Neutrofil. 

5. LIPOPOLYSACCHARIDE 

Lipopolysaccharides (LPS) berperan dalam produksi cytokine. 

6. BETAIN 

Betain selain berperan sebagai osmoregulator juga berperan dalam pembentukan sel darah (macrofage, sel B, sel T). 

7. Β-GLUCANS 

B-glucans berperan dalam mengaktivasi macrophage untuk memproduksi cytokine dan menstimulasi sel B dan sel T dalam proses pembentukan antibody. 

8. ARGININE 

Arginine berperan dalam menetralisasi NO2- yg dihasilkan dari proses phogositosis oleh macrophage, meningkatkan berat dan fungsi thymus serta meningkatkan proliferasi sel lymphocyte. 

Tentunya masih banyak lagi zat atau bahan yang berfungsi sebagai immune stimulant, yang pada intinya dapat meningkatkan sistim kekebalan tubuh, walaupun terkadang belum dapat terdefinisikan dengan baik dari cara kerja zat atau bahan tersebut. 

Secara umum efek yang terlihat dari pemberian immune stimulant terhadap ternak adalah : 

  • - Tingkat mortality menurun, 
  • - Meningkatkan ketahanan tubuh terhadap serangan mikroorganisme pathogen, 
  • - Menyehatkan saluran pencernaan, serta 
  • - Meningkatkan efektivitas pengobatan dan vaksinasi. 


Dari berbagai sumber

-----------------------------------
readmore »»  

Jumat, 22 Maret 2019

.:: LEBIH JAUH MANFAAT PENCAHAYAAN (lighting program) ::.

.:: LEBIH JAUH MANFAAT PENCAHAYAAN (lighting program) ::. 


Pencahayaan (lighting program) pada ayam memiliki beberapa manfaat dan tujuan.salah satunya pencahayaan yang kita berikan pada ayam petelur berpengaruh pada proses kematangan organ reproduksi dan pertumbuhan ayam.
Pencahayaan dapat mempengaruhi fungsi fisiologis beberapa bagian otak besar ayam, khususnya Hipotalamus.

Adanya pencahayaan, baik berasal dari cahaya alami (sinar matahari) maupun buatan (lampu) akan menstimulasi hipotalamus yang kemudian diteruskan ke kelenjar-kelenjar tubuh, seperti hipofisa, tiroid dan paratiroid untuk mensekresikan (menghasilkan) hormon. Kelenjar hipofisa akan mensekresikan folicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hormon FSH berfungsi mematangkan folikel/sel telur pada indung telur (ovarium), sedangkan hormon LH berfungsi menggertak proses ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium ke oviduk/saluran telur). Kedua hormon inilah yang sangat berperan penting bagi pembentukan sebutir telur.

HIPOTALAMUS adalah bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa hormon yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengendalikan organ dan sel-sel tubuh. Fungsi hipotalamus yang paling utama adalah Homeostasis, yaitu memastikan dan mempertahankan semua sistem tubuh berjalan stabil.

Hipotalamus menghasilkan hormon-hormon yang mengendalikan produksi hormon di kelenjar pituitari. Hormon-hormon yang dihasilkan memiliki manfaat penting dan menjaga berbagai aspek kesehatan. Jika fungsi hipotalamus mengalami gangguan, maka keseimbangan hormon dalam tubuh secara keseluruhan akan terpengaruh.

Meskipun berukuran kecil, tetapi fungsi hipotalamus sangat penting dalam pengendalian fungsi tubuh, seperti mengontrol suhu tubuh, rasa lapar, dan haus. 

Fungsi hipotalamus juga berperan dalam banyak proses dalam tubuh, termasuk perilaku yang disadari atau tidak disadari, serta fungsi endokrin, seperti proses metabolisme dan tumbuh kembang.

Fungsi hipotalamus juga berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk mengendalikan beberapa hal lain, di antaranya:

- Denyut jantung
- Suasana hati
- Kualitas maupun kuantitas tidur
- Dorongan dan perkembangan seks
- Pelepasan hormon dari banyak kelenjar, termasuk kelenjar pituitari.

Hal-hal tersebut tidak terlepas dari fungsi hipotalamus yang bekerja sama dengan kelenjar pituitari, dengan menghasilkan hormon-hormon yang penting bagi tubuh.

Hormon yang Dihasilkan Hipotalamus

Hormon penting yang dikeluarkan oleh hipotalamus meliputi : 

(1). Hormon Antidiuretik 

Hormon ini berfungsi mengatur keseimbangan kadar air dalam tubuh, termasuk volume darah, yang pada akhirnya memengaruhi tekanan darah.

(2). Oksitosin

Hormon oksitosin pada manusia dan ruminansia memengaruhi sistem reproduksi, menyusui, maupun ejakulasi. Hormon ini juga mengendalikan berbagai perilaku seksual, rasa cemas (depresi dan stress)

(3).Somatostatin

Merupakan hormon yang bekerja di sistem saraf pusat, berfungsi menghambat dan membatasi produksi maupun kerja hormon lain, terutama hormon pertumbuhan (growth hormone, GH) dan TSH (thyroid-stimulating hormone).

(4). Hormon pelepas hormon pertumbuhan (growth hormone-releasing hormone, GHRH) 

Hormon ini berperan dalam pertumbuhan, termasuk perkembangan fisik pada serta metabolisme, dengan merangsang pelepasan hormon pertumbuhan.

(5). Hormon pelepas gonadotropin (gonadotropin-releasing hormone, GRH)

Bekerja merangsang pelepasan hormon yang berhubungan dengan fungsi reproduksi, pubertas, dan pematangan organ seksual.

(6). Hormon pelepas kortikotropin (corticotropin-releasing hormone, CRH)

Mengontrol respons tubuh terhadap stres fisik dan emosional, serta bertanggung jawab untuk menekan nafsu makan dan juga memicu rasa cemas.

(7). Hormon pelepas tirotropin

Hormon ini yang akan merangsang produksi hormon tiroid, untuk mengendalikan metabolisme tubuh, sistem kardiovaskular, perkembangan otak, mengontrol otot, serta kesehatan pencernaan dan tulang.


(Dari berbagai sumber)
------------------------





Ismail Karya Sapoetra
SnS PROJECT GROUP support system
readmore »»  

Senin, 29 Oktober 2018

.:: SUPERBUGS ::.

.:: Superbugs ::. 


Superbugs adalah jenis bakteri berbahaya yang resisten atau tahan terhadap antibiotik. 

Bakteri itu tak dapat ditangani secara cepat, maka bakteri dapat menjalar ke organ tubuh dan dapat menyebabkan kematian. Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk menyembuhkannya. 

Menurut suatu penelitian yang dipublikasikan di PLOS Medicine dan diulas di Review on Antrimicrobial Resistance, superbugs diprediksi akan membunuh 10 juta orang dalam setahun pada tahun 2050 bila dunia tak bertindak dari sekarang. Angka itu menunjukkan bahwa satu orang akan mati setiap tiga detik pada tahun 2050 akibat bakteri tersebut. 

Saat penelitian pertama kali dilakukan, yakni pada pertengahan tahun 2014, diperkirakan 700 ribu orang telah meninggal setiap tahunnya akibat permasalahan resisten terhadap obat. 

Kehadiran superbugs yang memiliki kekuatan antimicrobial resistance (AMR), kemampuan untuk melawan antimikroba seperti antibiotik dan sejenisnya, menjadi masalah yang sedang dan akan dihadapi dunia secara global. Penelitian tersebut memperkirakan diperlukan biaya hingga 100 triliun dolar Amerika Serita (AS) atau sekitar Rp 1,34 juta triliun untuk mengatasinya. 

Penyebab Serangan Bakteri Superbugs

Dikutip dari Grown Up Clinic, penyebab serangan bakteri superbugs antara lain adalah konsumsi obat antibiotik yang salah dan berlebihan. Selain itu, penularan dapat juga melalui bahan makanan. 

Produksi pertanian dan peternakan diketahui menjadi salah satu penyebab pertumbuhan bakteri superbugs dalam rantai makanan. Hal itu ditunjukkan dengan ditemukannya bakteri superbugs Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) di tempat pertokoan yang menjual daging babi, ayam, daging sapi dan daging lain di AS. 

Pada tahun 2009, peneliti di Turki menemukan 95 persen handphone dokter dan perawat memiliki setidaknya satu jaringan bakteri. Yang mengejutkan, pada satu dari delapan ponsel ditemukan bakteri superbugs MRSA. 

Penyakit menular seksual kencing nanah atau gonore adalah penyakit yang juga potensial terkena bakteri superbugs. 

Hal ini terjadi karena mudahnya penularan melalui hubungan seksual dan penggunaan obat yang berlebihan dan tak terkendali. 

Antibiotik 

Terkait penggunaan obat-obat antibiotik, penelitian di US National Ambulatory Medical Care Survey pada tahun 1989 menunjukkan setiap tahun sekitar 84% anak mendapatkan antibiotik. Hasil lainnya, ditemukan bahwa 47,9% resep pada anak usia 0-4 tahun terdapat antibiotik. 

Angka tersebut menurut perhitungan banyak ahli cukup mencemaskan. Dalam tahun yang sama, ditemukan resistensi kuman yang cukup tinggi karena pemakaian antibiotik berlebihan tersebut. 

Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun kerap mengkonsumsi obat-obat antibiotik secara sembarangan dan berlebihan. Misalnya saja, ketika terkena infeksi saaluran napas seperti batuk, pilek dan demam, banyak orang berobat ke dokter dan kerap mendapatkan obat-obat antibiotik. 

Ada pula kebiasaan masyarakat lainnya yang kerap mengobati diri sendiri dengan membeli obat-obat yang mengandung antibiotik secara bebas di apotek dan toko obat. Padahal sebagian besar penyebab infeksi saluran napas seperti batuk, pilek dan demam adalah virus yang bisa sembuh sendiri tanpa pemberian antibiotik. 


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dari uraian artikel diatas pola hidup sehat dan senantiasa menjaga stamina serta meminimalisir penggunaan bahan-bahan kimia (antibiotik,insektisida dll) masuk kedalam tubuh kita musti kita lakukan. 

Management pengelolaan sektor pertanian dan peternakanpun harus melakukan langkah memanagement tata kelola yang baik dengan meminimalisir dan bahkan (jika mungkin) meninggalkan penggunaan kimia dalam pertanian dan peternakannya, dengan terus memperbaiki ..... memperbaiki .....dan memperbaiki teknis dan management yang benar. 

Kami seluruh para personel Team SnS PROJECT GROUP akan tetap KONSISTEN dengan Visi dan Misi kami untuk selalu mendampingi para pelanggan dan peternak untuk terus tidak bosan-bosannya memberikan penyuluhan, informasi dan pengertian tentang tata kelola (management) teknis yang benar yang tidak selalu bergantung pada kekuatan kimia (antibiotik dll). Semoga Niat Baik yang tertuang dalam Visi dan Misi kita selalu mendapat dukungan Ridho dan Rakhmad Allah swt. 


SALAM SUKSES dan BERBAHAGIA 
SnS PROJECT GROUP support system

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
readmore »»  

Selasa, 25 September 2018

.:: CLOSTRIDIAL NECROTIC ENTERITIS ::.

CLOSTRIDIAL NECROTIC ENTERITIS

Kejadian necrotic enteritis (NE) yang disebabkan Clostridium perfringens tipe A dan C bukan merupakan masalah baru dan telah banyak ditemukan pada ternak unggas, khususnya ayam pedaging dan petelur di Indonesia ataupun di seluruh dunia.

Akan tetapi, kejadian penyakit ini sering kurang dikenali dan kurang diperhitungkan petemak. Clostridium perfringens sebenarnya merupakan bakteri normal yang ada dalam saluran pencernaan ayam sehat, namun dengan adanya faktor yang mengganggu keseimbangan sistem pencernaan ayam, kuman ini dapat berproliferasi, memproduksi toksin dan menimbulkan penyakit. Proliferasi Cl. perfringens serta dihasilkannya toksin alfa dapat dipicu oleh komponen yang berada dalam pakan yang diikuti inaktifasi enzim pencernaan, dan berakibat menurunkaa kemampuan degradasi toksin . Manifestasi penyakit ini pada dinding usus berupa lesi haemorrhagis sampai nekrose, cholangiohepatitis dan peningkatan kematian ayam. Sejumlah faktor predisposisi bagi necrotic enteritis adalah faktor fisik yang merusak mukosa usus (koksidiosis, cacing dan sebagainya), komposisi pakan, perubahan kadar nutrisi atau tingkat protein pakan, dan penyakit imunosupresi yang menurunkan resistensi terhadap infeksi usus . Konversi pakan yang tidak seimbang, kurangnya berat karkas dan meningkatnya persentase karkas yang diafkir merupakan akibat utama pencrunan produksi akibat necrotic enteritis. Sedangkan necrotic enteritis subklinis telah diindikasikan mengakibatkan konversi pakan yang tidak seimbang dan kekerdilan. Hingga saat ini prevalensi necrotic enteritis cenderung meningkat, dan merupakan penyakit yang serius dengan menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup nyata. 

Pencegahan penyakit membutuhkan kesungguhan usaha untuk menjaga keseimbangan dari semua faktor yang secara bersama-sama berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Antibiotik, prebiotik, PROBIOTIK (competitive exclusion), preparat enzim, pemberian mineral dan vitamin merupakan bahan dan cara-cara untuk mencegah necrotic enteritis.

GEJALA DAN DIAGNOSIS
  • Gejala klinis NE yang umum dilihat adalah depresi, penurunan nafsu pakan, malas bergerak, diare dan berbulu kusam (WAGES dan OPENGART, 2003).
  • Gejala klinis biasanya berlangsung singkat, seringkali ayam mati secara mendadak. 
  • Pada kasus yang biasa terjadi, kerusakan terutama ditemukan di daerah usus kecil umumnya jejunum dan ileum, tetapi kelainan pada sekum dapat juga dijumpai . Usus sering menjadi rapuh dan berisi gas . Mukosa dilapisi oleh lapisan pseudomembran yang berwarna kuning, kecoklatan atau hijau. Bercak perdarahan dapat pula ditemui .
  • Secara eksperimental, penebalan mukosa duodenum dan jejunum dapat ditemui pada 3 jam setelah inokulasi Cl. perfringens (AL SHIEKHLY dan TRUSCOTT, 1977a) . Setelah 5 jam, terjadi nekrosis mukosa usus yang akan berkembang menjadi fibrinonecrotic enteritis yang parah dengan pembentukan membran diphteritic .
  • Secara Histopatologik, ada kolonisasi Cl. Perfringens pada epitel vili usus yang disertai nekrose koagulatif dari mukosa. 
  • Secara Ultramikroskopik, perubahan utama yang terlihat pada membran set lumen adalah hilangnya vesikulasi dan kehilangan rhikrovili secara keseluruhan. Perubahan ini terutama terjadi pada daerah mukosa usus yang mengalami nekrose dan berhubungan erat dengan tipe Cl. perfringens yang menginfeksi. Adanya hidrolisis dari membran sel epitel oleh toksin bakterial juga penting dalam patogenesis NE (KALDHUSDAL et al., 1995).
  • Berdasarkan sejarah terjadinya penyakit, peningkatan kematian yang mencolok, gejala klinis, kelainan patologik yang ditemukan seperti kerusakan mukosa usus, hepatitis dan hasil isolasi agen penyebab di laboratorium dapat didiagnosis terjadinya NE pada hewan. Dalam kasus ini kita juga harus melakukan penyidikan tentang predisposisi terjadinya penyakit ini .
  • Pada kasus NE subklinis, tidak terjadi kematian ayam dalam jumlah yang mencolok, tetapi terjadi diare pada sebagian ayam yang terserang, pertambahan berat badan yang tidak normal serta adanya feed conversion ratio yang buruk. Dalam hal ini, NE, subklinis dapat didiagnosa dengan peningkatan jumlah Cl. Perfringens dalam jumlah besar pada usus.
  • Dari gejala penyakit utama yang jelas dapat diamati adalah diare dan Mortalitas. Berikutnya adalah litter yang basah, ayam berkerumun, asupan pakan atau air yang tidak normal, dan bulu yang kusam (VAN DERSLUIs, 2000b).
  • Dari hasil pengamatan gejala klinis dan perubahan patologis yang terjadi, konfirmasi diagnosis dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi yaitu dengan mengisolasi dan mengidentifikasi agen penyebab dari daerah kerusakan usus yang ditimbulkan . Toksin alfa biasanya dapat dideteksi dari usus ayam yang terserang NE (VAN DER SLUTS, 2000b; NATALIA et al., 2003). Penyakit yang harus dibedakan dari NE adalah Ulcerative Enteritis oleh Clostridium colinum dan koksidiosis (WAGES dan OPENGART, 2003) .
PENGENDALIAN PENYAKIT

Untuk pengendalian masalah NE pada ayam, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. Manajemen kelembaban alas kandang Praktek manajemen kandang yang baik harus dilakukan. Sangat penting menjaga kebersihan kandang, dan melakukan desinfeksi sebelum penempatan hewan. 
  2. Desinfeksi kandang dilakukan dengan desinfektan yang dikombinasikan dengan yang dapat membunuh oocyst dari koksidia dan yang dapat melakukan penetrasi dinding luar organisme yang biasanya sangat tahan terhadap desinfektan pada umumnya. 
  3. Penggunaan desinfektan virucidal, bactericidal yang merupakan desinfektan berspektrum luas dapat efektif terhadap virus, bakteri dan fungi, sehingga akan dapat mengurangi pengaruh yang lebih buruk dari infeksivirus yang bersifat imunosupresif (LISTER, 1996).
  4. Harus juga dijaga kelembaban litter atau alas kandang.
  5. Semua faktor predisposisi harus dikendalikan .
  6. Penggunaan dan pemberian SnS PRO probiotic solution dan beberapa jenis Enzim akan sangat membantu dalam upaya pencegahan terhadap kasus necrotic enteritis.
  7. Jangan melakukan perubahan pakan secara mendadak baik komposisi maupun bentuk pakan.
  8. Penentuan faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya penyakit akan menentukan pengobatan yang harus dilakukan (NORTON, 2000).
  9. Penggunaan antibiotik dan resistensi terhadap antibiotik Untuk pengobatan penyakit, harus dijamin penggunaan antibiotik yang tepat.
  10. Selama ini, penanggulangan NE dilakukan dengan pemberian berbagai macam antibiotika seperti basitrasin, penisilin dan lincomisin dari dosis rendah (untuk pencegahan) dan dosis tinggi (untuk pengobatan) .
  11. Penggunaan antibiotika dalam pakan untukpencegahan penyakit telah banyak menimbulkan pertentangan pendapat yang ditimbulkannya . Dari laporan kasus di lapangan, sudah sering ditemukan Cl. perfringens yang resisten terhadap berbagai antibiotik seperti bacitracin, lincomycin dan sebagainya (DE VRIESE et al ., 1993 ; KONDO, 1988; WATKINS et al., 1997). Oleh sebab itu, banyak negara-negara Asia dan Eropa telah melarang penggunaan antibiotik untuk pencegahan penyakit pada ayam (NORTON, 2000; NEWMAN, 2000).
  12. Adanya resistensi bakteri penyebab terhadap antibakterial dalam pakan dan preparat antikoksidia merupakan salah satu alasan kompleksnya pengendalian penyakit ini dan membutuhkan kehatihatian dalam memilih antibiotik yang tepat untuk pengendalian infeksi bakteria . 
Prebiotik

Prebiotik adalah gula-gula yang dapat difermentasi, dan dimasukkan dalam pakan atau air minum ayam untuk merangsang pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. Contoh prebiotik antara lain adalah laktosa dan oligofruktosa . Ayam yang dalam pakannya diberi suplemen laktosa, secara nyata menunjukkan jumlah Cl. perfringens yang rendahdalam isi sekumnya dibanding ayam yang tidak diberi suplemen laktosa . Laktosa dalam pakan menurunkan kejadian NE pada ayam. Oligofruktosa dan inulin dapat menstimulasi jumlah Bifidobacterium secara in vitro, dan populasi bakteri pathogen seperti Escherichia coli dan Clostridium tetap ada dalam jumlah rendah (KALDHUSDAL,2000a) .

Probiotik (Competitive exclusion)

Pemberian kultur hidup mikroorganisme seperti yang terdapat dalam SnS PRO probiotic solution yang pada anak ayam untuk mengatasi kolonisasi bakteri pathogen diistilahkan sebagai competitive exclusion . Cara ini telah digunakan sebagai usaha untuk mengatasi masalah NE (KALDHUSDAL et al ., 2001 ; MORNER et al., 1999). Penggunaan atau pemberian kultur hidup mikroorganisme untuk memperbaiki performans ayam telah dilakukan dan memberikan hasil yang sangat baik (APAJALAHTI, 1999; KALDHUSDAL et al., 200l). Pemberian mikroflora tersebut dapat efektif untuk mengurangi pengaruh buruk dari NE pada ayam.

Secara umum ada 4 mekanisme umum yang terjadi di dalam tubuh ayam dengan penggunaan probiotik, yaitu ; 
  • Tercipta suasana usus yang tidak nyaman untuk bakteri patogen, 
  • Eliminasi situs reseptor bagi bakteri patogen, 
  • Produksi dan sekresi metabolit antimikroba, dan 
  • Kompetisi nutrisi essential.  

-        Kondisi pH usus sangat mempengaruhi kelangsungan hidup sejumlah mikroorganisme pathogen.
-        Produksi Volatile Fatty Acid (VFA) oleh mikroflora normal usus pada pH<6 dan="" dapat="" enterobacteriaceae.="" mengurangi="" populasi="" salmonella="" span="">
-        Kondisi anaerob dalam sekum sangat baik untuk pertumbuhan Bifidobacterium. Bakteri ini merupakan mikroflora normal usus yang menghasilkan VFA (acetic, butyric, propionic, asam laktat), dan substansi antimicrobial yang efektif membasmi berbagai bakteri pathogen.
-        Pemberian antibiotik dalam jangka waktu panjang dapat mengganggu kelangsungan hidup mikroflora normal usus sehingga menurunkan produksi VFA dan menyebabkan suasana usus menjadi basa.
-        DOC biasanya belum mampu memproduksi VFA secara optimal, sehingga penambahan probiotik sangat penting dilakukan.
-        Polisakarida pada dinding sel bakteri penting untuk perlekatan dengan epitel usus. Bakteri asam laktat akan menempati reseptor-reseptor di epitel usus ayam sehingga secara efektif akan mencegah perlekatan bakteri patogen dengan epitel usus. Akibatnya, bakteri patogen tidak dapat menempati situs reseptor di usus dan tidak mendapat asupan nutrisi karena kalah kompetisi oleh bakteri probiotik. Oleh sebab itu, harus diberikan probiotik dalam jumlah yang cukup agar dapat menghambat bakteri pathogen secara efektif.
-        Mikroorganisme probiotik memproduksi substansi antimicrobial yang dapat membunuh patogen dan berkompetisi dengan bakteri patogen dalam menempati situs reseptor di saluran pencernaan.
-        Inhibitory product yang dihasilkan oleh probiotik antara lain asam lemak terbang (VFA) rantai pendek (lactic, propionic, butyric, acetic acid), hydrogen peroksida, dan diacetyl.
-        Selain itu probiotik menghasilkan metabolit berupa Bacteriocin yaitu sejenis protein dihasilkan oleh bakteri probiotik dan bersifat lethal untuk bakteri patogen.
-        Bakteri asam laktat, Lactobacillus memproduksi sejumlah inhibitory product yaitu Nisin dan Reuterin.
-        Nisin bekerja dengan menginduksi pembentukan pori-pori sehingga merusak struktur membrane sel bakteri patogen.
-        Reuterin adalah produk metabolisme gliserol yang dihasilkan oleh Lactobacillus reuteri, memiliki spectrum luas dalam membunuh mikroorganisme patogen dalam saluran pencernaan ayam.
-        Menurut beberapa peneliti, probiotik tidak hanya berperan menjaga kesehatan saluran pencernaan tapi juga berperan meningkatkan sistem kekebalan dan mengurangi stress pada ayam.

Preparat enzim

Pemberian preparat enzim jika digunakan,pakan ayam berbahan gandum dan biji-bijian sejenis dapat mengurangi atau menghilangkan sifat antinutritif dari polisakarida yang kental . Preparat enzim mengandung beberapa karbohidrat, lipase dan protease telah dilaporkan dapat mengurangi kejadian NE. Tetapi hasil uji tantang pada penggunaan pentosanase pada pakan berbahan gandum tidak berpengaruh terhadap tingkat mortalitas akibat NE. Mungkin hal ini disebabkan pengaruh beberapa faktor seperti macam kandungan pakan, cara tantangan dan kondisi lingkungan (KALDHUSDAL, 2000b) . Penggunaan xylanase berpengaruh pada mikroflora sekum ayam pedaging . Enzim ini dapat memperbaiki status nutrisi pakan. Ternyata enzim ini menambah populasi bakteri seperti Peptostreptococcus, Bacteroides, Propionibacterium, Eubacterium dan Bifidobacterium, tetapi mengurangi jumlah bakteri Clostridium, Enterobacteriaceae dan Campylobacter (APAJALAHTI, 1999).

Mineral dan vitamin

Pemberian pakan yang mengandung 50 ppm zinc dengan 1000 ppm diberikan sebagai zinc sulphate berpengaruh terhadap kejadian NE. Dalam penelitian KALDHUSDAL (2000b), jika ayam ditantang dengan E. brunetti dan Cl. perfringens, kejadian NE lebih tinggi terjadi pada ayam yang tidak mendapatkan suplemen zinc dibandingkan ayam yang mendapatkan suplemen

zinc. Ion zinc, secara spesifik terlibat dalam hidrolisis katalitik dari substrat toksin alfa Cl. perfringens, yang secara in vitro dipengaruhi oleh kadar zinc dalam medium tumbuh. Kepekaan toksin alfa secara in vitro terhadap degradasi oleh tripsin sebagian dapat dicegah pada konsentrasi zinc di atas 800 ppm. 

Penambahan vitamin A, 133, E, K3, C dan selenium pada pakan ayam pedaging tidak secara nyata mempengaruhi jumlah CL perfringens dalam sekum, demikian juga penambahan para-amino benzoic acid atau betaine.  (sp)

dari berbagai sumber





readmore »»