Anda adalah pengunjung ke :

Jumat, 06 Desember 2013

Sinergi AGPs dan Probiotik Tingkatkan Produktivitas Ayam

Penggunaan AGPs (Antibiotic Growth Promoters) dan Probiotik dapat meningkatkan performa ternak. Namun, lebih baik lagi jika suplemen itu digunakan terpisah.
Pada sistem produksi unggas komersial intensif saat ini, pemeliharaan atau peningkatan kesehatan usus sangat penting untuk mencapai performa unggas yang optimal. Ini juga merupakan kunci dari profitabilitas setiap manajemen broiler. Unggas yang terus mengalami kondisi stres, seperti sesak, panas, akan rentan terkena penyakit saluran pencernaan (gastrointestinaltract/GIT). Penyakit ini dapat mengakibatkan penurunan performa, imunosupresif dan peningkatan mortalitas, yang menyebabkan kerugian finansial.

Dalam produksi unggas modern, salah satu strategi manajemen yang paling banyak digunakan untuk mengontrol dan mencegah penyakit adalah menambahkan antibiotik tingkat sub terapi yang dikenal dengan sebutan antibiotic growth promoters atau AGPs. Tujuan utama menggunakan AGPs adalah untuk mengurangi efek berbahaya dari penyakit GIT. AGPs dapat berperan untuk mengurangi infeksi sub-klinis, penurunan produksi produk mikroba beracun, menekan persaingan mikroba, dan meningkatkan penyerapan nutrisi.

Secara umum, penggunaan AGPs dapat dikurangi jika tidak ingin menghilangkan penggunaannya secara total, karena kekhawatiran terkait dengan perkembangan potensi mikroorganisme resisten terhadap antibiotik (Huyghebaert, et al., 2010). Ketertarikan ini telah menghasilkan beberapa alternatif untuk AGPs seperti aditif pakan phytogenic, asam organik, prebiotik, probiotik dan symbiotics, dan yang lainnya. AGPs bekerja untuk menghilangkan dampak negatif dari mikroba tertentu pada usus. Tujuan utama dari aditif pakan alternatif adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri menguntungkan untuk kesehatan usus agar menghasilkan unggas yang kesehatan dan performanya baik.

Probiotik adalah salah satu alternatif yang mengarah ke AGPs. Bahkan, penggunaan probiotik dalam ransum unggas sudah biasa dilakukan di Amerika Serikat, Eropa dan beberapa negara Asia seperti Jepang dan Korea. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang cukup memberikan manfaat kesehatan pada unggas (FAO, 2001).

Probiotik dapat berasal dari beberapa mikroba seperti Bacillus, Lactobacillus, Lactococcus, Bifidobacterium, Enterococcus atau ragi. Di antara mikroba ini, probiotik berbasis Bacillus toleran terhadap panas, pH lingkungan yang keras, tekanan, coccidiostats dan antibiotik karena tergolong pembentuk spora. Berbeda dengan mikroba lain, Bacillus berkecambah dalam saluran pencernaan dan tumbuh sebagai sel vegetatif sehingga cukup baik diaplikasikan dalam pakan.

Selain alternatif sebagai pengganti lengkap atau parsial untuk AGPs, juga menarik untuk mengetahui apakah AGPs dan probiotik dapat bekerja sama secara sinergi untuk lebih menguntungkan ternak. Aplikasi ini akan sangat penting bagi daerah-daerah di mana penggunaan sub-terapeutik AGPs masih diperbolehkan. Meskipun pada awalnya kita berpikir bahwa AGPs dan probiotik tidak dapat digunakan bersama-sama, mengingat metode spesifik dari cara kerja AGPs dan probiotik, tetapi hal ini mungkin saja sebenarnya bisa dilakukan. Pada tahun 2005, FEFANA menunjukkan hal ini dengan melaporkan bahwa efek sinergis antara AGPs dan probiotik dapat dicapai dengan menekan patogen melalui AGPs dan pada saat yang sama mendukung mikroflora usus dengan probiotik. Eloisa C. CARPENA dan Robert L. PAYNE, Evonik Industries, Singapore.
sumber : Poultry Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar