BROILER dengan jangka hidup yang cukup
pendek, memiliki koloni dalam ususnya yang sangat peka sehingga perlu meningkatkan
system pengaturan tubuhnya. Cara yang biasa dilakukan untuk melindungi ayam
yang masih muda adalah dengan pemberian antibiotika atau dengan penggunaan AGPs
(Antibiotik Growth Promotors) perlu diperhatikan. Namun, beberapa negara Eropa dan Amerika,
telah melakukan pembatasan terhadap penggunaan antibiotika. Bahkan di tahun
2006 Uni Eropa melarang penggunaan AGPs. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya resistensi.
penggunaan antibiotika dan menghindari pengaruh negatif
antibiotika pada manusia. Pemakaian antibiotik pada unggas dapat ikut
menyelinap ke dalam produk ternak (daging dan telur), sehingga terakumulasi
disana dan menjadi residu. Residu tersebut mempunyai efek yang kurang
menguntungkan terhadap kesehatan konsumen, antara lain terjadi resistensi
bakteri dan sensitifitas pada konsumen. Pemberian antibiotika juga bisa
menganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan inangnya. Sebagai salah
satu alternatifnya adalah dengan pemberian probiotik, karena tidak mempunyai
efek samping yang negatif jika diberikan dalam dosis yang tepat. Di dalam
saluran pencernaan, terdapat sekitar 100-400 jenis mikroba yang dikelompokkan
pada mikroba yang menuntungkan dan yang merugikan (patogen). Di lingkungan yang
normal, saluran usus pada anak ayam terkolonisasi dengan mikroorganisme.
Umumnya sumber mikroflora usus adalah dari permukaan telur yang tidak steril
sebagai hasil kontak induk dengan sangkarnya. Pada peternakan komersial,
kolonisasi pada saluran usus ada hubungannya dengan kebersihan di hatchery dan
kontak dengan lingkungan bebas. Saat umur 21 hari, broiler dapat mengatur
keseimbangan flora usus. Setelah umur 21 hari tantangan seperti stress,
pergantian pakan dan pemberianobat-obatan seperti antibiotik dapat menganggu flora dalam saluran
gastrointestinal dan menyebabkan kerugian. Jika saluran usus terkolonisasi
dengan mikroba merugikan maka akan berdampak patogen bagi tubuh.
Berat Badan (Kg)
|
FC
|
M (%)
|
|
Kontrol
|
2.171
|
1.94
|
4.5
|
AGP (Antibiotic Growth Promoter)
|
2.228
|
1.83
|
4.5
|
Prebiotok (Bacillus subtilis)
|
2.263
|
1.84
|
4.1
|
Probiotik dalam Pakan / Minum
Menurut
Fuller (1992), probiotik adalah makanan tambahan berupa mikroba hidup,
baik bakteri, kapang/yeast yang dapat menguntungkan bagi inangnya
dengan jalan memperbaiki keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan.
Mikroba yang dikatakan sebagai probiotik (McNaught and MacFie, 2000)
jika :
- Dapat diisolasi dari hewan inangnya dengan spesies yang sama.
- Menunjukkan pengaruh yang menguntungkan bagi inangnya.
- Tidak bersifat patogen.
- Dapat transit dan bertahan hidup di saluran pencernaan inangnya.
- Sejumlah mikroba harus mampu bertahan hidup pada periode yang lama selamapenyimpanan.
Mekanisme
kerja probiotik masih banyak dikontroversikan. Mekanisme berikut ini
dapat menjadi bahan pertimbangan (Budiansyah A, 2004), antara lain :
- Melekat dan berkolonisasi dalam saluran pencernaan. Jika mikroba dapat menempel kuat pada sel-sel usus maka mikroba dapat berkembangbiak dan mikroba pathogen akan tereduksi dari sel-sel usus.
- Berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat antimikroba. Mikroba probiotik menghambat organisme patogen dengan berkompetisi.
- Menstimulasi mukosa dan meningkatkan sistem kekebalan inang.
Penggunaan
probiotik sebagai bahan aditif dapat memberikan keuntungan pada
inangnya (terutama dalam saluran pencernaan), diantaranya :
1. Efek nutrisional
Pemberian probiotik secara langsung memberikan efek
menguntungkan, seperti diantaranya pengurangan kemampuan mikroorganisme patogen
dalam memproduksi toksin, menstimulasi produksi enzim indigenus yang dapat meningkatkan
fungsi pencernaan unggas, dihasilkannya vitamin dan substansi antimikrobial
sehingga meningatkan status kesehatan inang.
2. Efek sanitari
Dengan adanya probiotik dapat menstimulasi respon kekebalan.
Mikroba probiotik dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghambat perkembangan mikroba
patogen dalam saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan kekebalan
inangnya. Toksin dari mikroba probiotik merupakan antibiotik bagi mikroba
patogen. Probiotik pada unggas bisa diberikan dalam campuran pakan atau melalui
air minum atau dalam bentuk probiotik yang hanya mengandung 1 macam strain mikroba.
Pemberian probiotik dalam pakan dapat memelihara mikroflora usus inangnya.
Salah satu faktor berfungsi atau tidaknya probiotik adalah stabilitas penyimpanannya
dan processing pakannya. Perlakuan panas dan tekanan selama pelleting adalah
hal yang dapat mengganggu kestabilan probiotik di dalamnya.
Solusi terbaik penggunaan probiotik sehingga tetap stabil
adalah dengan menggunakan spora dari strain mikroba yang menguntungkan. Spora
tersebut diselimuti oleh mantel alami, bukan dari kapsul. Pemilihan untuk
mikroorganisme probiotik perlu dilakukan uji tes.
Pemberian probiotik dengan mikroba tunggal dalam bentuk spora
akan lebih baik karena lebih menguntungkan dan kualitasnya lebih terjamin.
Probiotik strain Bacillus subtilis yang toleran terhadap panas
telah diuji tes pada percobaan pakan broiler di beberapa negara. Hasil yang
diperoleh menunjukkan peningkatan yang terus menerus terhadap konversi pakan
dan pertambahan berat badan. Keuntungan yang dihasilkan dari probiotik ini ada kaitannya
dengan keseimbangan mikroflora di dalam saluran gastrointestinal, meningkatnya
kesehatan usus dan memberikan kesehatan menyeluruh dan pada akhirnya akan
memperbaiki performance. Percobaan yang dilakukan di Brazil
dan USA
membuktikan bahwa performance broiler dapat ditingkatkan dengan menggunakan
bakteri tunggal strain Bacillus subtilis sepanjang periode produksinya.
Percobaan broiler dengan pemberian antibiotik, yaitu :
Kontrol (tanpa suplemen antibiotik atau probiotik), antibiotik
(AGP) dan dengan pemberian probiotik. Percobaan dilakukan pada ayam broiler
komersial. Tujuan
percobaan tersebut untuk menunjukkan respon pertumbuhan dan
konversi pakan pada broiler baik yang menggunakan probiotik atau suplementasi
pakan AGP dibandingkan dengan kontrol.
Percobaan tersebut menunjukkan bahwa pemberian bakteri strain
B. Subtilis pada pakan dengan level 8x105 unit per gram pakan sangat efektif
meningkatkan berat badan dan perbaikan rasio konversi pakan dibanding dengan
kontrol.
Percobaan menunjukkan bahwa produk probiotik tidak berbeda
jauh dengan AGP untuk meningkatkan rasio konversi pakan. Penelitian ini
diusulkan bahwa spora dari probiotik strain baru untuk direkomendasikan
digunakan pada peternakan komersial saat periode growing. Strain probiotik
tunggal atau dengan penambahan mikroba langsung dalam pakan sangat potensial
digunakan sebagai pengganti AGP dan lebih ekonomis untuk meningkatkan
performance ayam broiler
Sumber :
-
Feed International, Nov – Des 2005
-
Makalah Falsafah Sains, Agus Budiansyah, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar