Rajawali sang burung perkasa
barangkali semua dari kita telah mengetahuinya. Rajawali termasuk hewan unggas
berdarah panas yang mengerami telurnya. Ia menjaga dan merawat anak-anaknya
dengan sangat baik hingga anak-anaknya mampu untuk terbang sendiri. Rajawali
juga termasuk dalam golongan hewan pemangsa dengan makanan utama adalah mamalia
kecil seperti tikus, tupai, ayam dan juga ikan yang ada di sungai serta hewan
reptil seperti ular pun menjadi mangsa utama sang rajawali.
Rajawali memiliki sepasang kaki yang
kuat dan kuku yang tajam yang digunakan untuk mencengkeram mangsanya. Paruh
rajawali berbentuk bengkok tajam serta tak bergigi namun memiliki rahang yg
kuat yang sanggup mengoyak daging mangsanya.
Rajawali selalu bertelur di atas
puncak yang paling tinggi entah itu pepohonan maupun perbukitan. Rajawali
selalu memilih tempat yg paling tinggi untuk menjaga telur-telurnya dari
jangkauan hewan lain. Dalam beberapa minggu pertama setelah bayi rajawali lahir
induk sang bayi rajawali bertanggung jawab mencarikan makanan untuk sang bayi
dan menyuapi bayi rajawali dengan telaten dan penuh kasih sayang, Bayi rajawali
umumnya akan menghabiskan masa beberapa minggu pertama mereka hanya dengan
makan dan tidur di dalam sarang yang hangat dan nyaman. Kira-kira setelah
melalu masa 1 hingga 2 bulan pertama tibalah saatnya bagi sang induk untuk
mengajari bayi rajawali terbang,
Sang induk rajawali akan mengajari
terbang dengan cara yang tidak lazim, sang induk akan terbang dengan kecepatan
yang sangat tinggi menuju sarang dimana bayi rajawali berdiam lalu dengan
sengaja menabrakkan tubuhnya ke sarang hingga sang bayi rajawali terlempar dari
sarang. Saat itu juga dengan sigap sang induk rajawali akan merenggut bayi
rajawali tersebut serta membawanya terbang tinggi. Setelah induk serta bayi
rajawali berada di tempat yang cukup tinggi, tiba-tiba sang induk menjatuhkan
bayi rajawali tersebut.
Maka mau tidak mau si bayi dengan reflek akan berusaha sekuat tenaga
mengepak-ngepakan sayap mungilnya supaya bisa terbang. Tapi usaha itu sama
sekali tidak membuahkan hasil, alhasil meskipun telah berusaha
mengepak-ngepakan sayap dengan sekuat tenaga tetap saja si bayi rajawali
tersebut akhirnya jatuh melayang meluncur dengan cepat ke bawah. Seketika itu
juga begitu tubuh mungil bayi rajawali hampir menghunjam menyentuh tebing atau
batuan dan seketika itu juga induk rajawali segera menyelamatkan anaknya dengan
mencengkeram dan membawa kembali ke atas.
Pelajaran ini dilakukan induk
rajawali bersama bayi rajawali berulang-ulang setiap hari hingga kirang lebih 2
minggu maka sayap bayi rajawali tersebut telah cukup terlatih hingga kemudian
ia mampu terbang sendiri. Ketika anak rajawali telah mampu untuk terbang
sendiri pada saat itu rajawali telah benar-benar mandiri dan berusaha untuk
mencari makan sendiri lepas dari induknya.
Dalam kehidupan terkadang kita
terlalu sering dimanjakan dalam zona nyaman (sarang rajawali) sehingga kita
malas untuk keluar, malas untuk berkreasi, malas melakukan improvisasi, dan
bahkan malas untuk berusaha dan bekerja keras dalam menggapai impian-impian
kita. Seringkali dalam kehidupan kita, kita sering mengalami cobaan, masalah,
rintangan, hambatan bagaikan sarang dimana sang bayi rajawali ditabrak dan
mengalami guncangan yang sangat keras yang sanggup melemparkan kita hingga
terpental keluar sarang (zona nyaman).
Banyak dari kita yang memilih untuk
menyerah dan hampir pasti selalu menyalahkan faktor luar seperti : lingkungan
yang tidak mendukung, tidak adanya dukungan orangtua dan lingkungan sekitar,
tidak cukup pengalaman, kurang umur, terlalu tua, berasal dari keluarga miskin, atasan yang egois dan tidak pernah mau
mendengarkan opini kita, atau bawahan kita yg sulit diatur, bahkan puncaknya
terkadang kita pun tidak segan-segan menyalahkan Tuhan sebagai penyebab semua
masalah yang ada.
Rajawali Tidak Hanya Terbang,
Tetapi Juga Melayang
Satu hal yang paling membedakan
keluarga rajawali (elang, garuda, dll) dengan burung yang lain adalah keluarga
rajawali lebih banyak terbang dengan cara melayang, dengan membuka lebar kedua
sayapnya dan menggunakan tenaga angin sebagai kekuatan pendorong bagi tubuhnya.
Ini dilakukan rajawali untuk menghemat tenaga yang dikeluarkan mengingat
rajawali adalah termasuk burung penjelajah dimana setiap harinya rajawali sanggup
menempuh jarak hingga 400km atau bahkan lebih.
Kita manusia seringkali hanya
mengandalkan kekuatan sendiri dalam melakukan suatu hal. Maka tidak heran jika
manusia sering menemui serta mengalami berbagai macam keputus asaan, kelelahan,
banyak membuang waktu dan banyak sekali mengalami kekecewaan di dalam
kehidupan.
Belajar dari sang rajawali, maka
hendaknya kita perlu juga terbang dengan mengandalkan sumber daya (resource)
ataupun kekuatan-kekuatan yang ada di sekitar kita seperti waktu orang lain,
tenaga orang lain, modal orang lain, kecakapan, ide atau bahkan kesempatan
(opportunity) yang datangnya dari orang lain.
Dalam perspektif lain, terpaan angin
juga bisa kita gambarkan sebagai masalah dan hambatan dalam kehidupan manusia.
Rajawali selalu belajar untuk memperkuat sayap-sayapnya ketika terbang
menerjang badai. Ketika kita manusia dihadapkan pada berbagai masalah dan
hambatan dalam hidup hendaknya kita juga selalu bisa belajar menguatkan
sayap-sayap mental, karakter serta kepribadian kita. Serta yang terpenting kita
harus mencoba untuk bisa mensyukuri akan setiap masalah dan cobaan hidup yang
kita alami.
*Rajawali Memiliki Pandangan Mata
Yang Jauh*
Rajawali dikarunia sepasang mata
yang luar biasa yang memiliki kekuatan atau jarak pandang hingga 10x lebih jauh
dari mata manusia. Tidak heran dengan kekuatan mata seperti itu seekor rajawali
sanggup mengintai mangsanya yang berjarak lebih dari 15km. Dengan kemampuan
luar biasa seperti itu rajawali selalu bisa melihat dan mengintai mangsanya
sehingga sangat jarang mangsa yang bisa lolos dari sergapan sang rajawali.
Selain memiliki pandangan yang jauh,
rajawali juga sangat fokus terhadap calon mangsanya. Dengan kata lain pada saat
rajawali telah menetapkan seekor buruan fokus pandangannya akan selalu ditujukan
kepada calon mangsanya meskipun dihadapkan dengan berbagai halangan yang ada.
Kemampuan rajawali dalam melihat
jauh ke depan bisa kita artikan dengan memiliki visi dan tujuan yang jelas.
Dalam perjalanan menuju keberhasilan kita hendaknya harus membiasakan diri
untuk selalu menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup. Banyak orang
yang telah menetapkan tujuan dan memiliki impian-impian di masa depan tetapi
mengapa sebagian besar dari mereka pada akhirnya gagal untuk mewujudkannya?
Karena pada dasarnya sebagian besar dari kita tidak memiliki tujuan yang jelas
dan kita hanya menjalankan kegiatan sehari-hari tak lebih hanya sekedar
rutinitas atau sekadar ritual demi menggugurkan kewajiban belaka.
Tujuan yang tidak jelas serta kurang
terarah menyebabkan sebagian besar dari kita kurang bisa memperhitungkan kapan
kita akan bisa menggapai impian-impian Yang paling menyedihkan adalah pada saat
kita sudah tahu bahwa impian kita sudah tidak jelas, kita bisa dengan begitu
mudahnya menggantikan impian itu dengan impian-impian yang lain demikian
seterusnya sehingga tidak pernah adanya fokus dan persistensi dalam mewujudkan
impian tersebut. Tujuan utama dalam melatih fokus ini adalah supaya kita tetap
berada pada jalur yang tepat dalam memperjuangkan tujuan dan impian kita.
Perubahan Besar Dalam Kehidupan
Rajawali
Diantara semua jenis burung,
rajawali adalah burung yang paling panjang usianya. Umur seekor rajawali pada
umumnya bisa mencapai 70tahun. Akan tetapi, pada saat rajawali mulai memasuki
umur 40tahun rajawali harus melakukan suatu perubahan yang menyangkut hidup dan
mati. Paruhnya akan bertambah panjang, membengkok hingga mencapai dada sehingga
tidak memungkinkan bagi rajawali untuk bisa memangsa makanan lagi. Cakarnya pun
semakin tua, rapuh dan lemah hingga bulu sayapnya akan bertambah lebat dan
berat sehingga rajawali tidak sanggup untuk terbang lagi. Di saat kritis itulah
rajawali harus mau meluangkan waktu untuk memperbaharui dirinya sendiri.
Rajawali hanya memiliki 2 pilihan pada saat itu : Mati Kelaparan atau Harus
menjalankan dan melalui proses perubahan yang sangat menyakitkan. Untuk
menjalani proses perubahan ini maka rajawali berusaha keras terbang menuju
puncak gunung yang tertinggi.
Sampai di puncak gunung, rajawali
harus mematahkan secara paksa paruh yang dimilikinya dengan cara
membentur-benturkan paruh tersebut ke dinding batu yang keras hingga paruh
tersebut sedikit demi sedikit terlepas dari mulutnya. Setelah paruh tersebut
terlepas rajawali harus mau dengan sabar menunggu hingga perlahan-lahan
paruhnya mulai tumbuh kembali. Rajawali juga harus mencabut cakarnya yang sudah
tua dan lemah agar kuku yang baru bisa tumbuh kembali dan puncaknya rajawali
akhirnya juga harus mencabuti semua bulu di seluruh tubuhnya.Dengan sabar
rajawali harus mau menunggu proses re-generasi dan proses pembaruan tersebut
dan mencari sinar matahari untuk mempercepat proses penyembuhan dirinya dan
mempercepat pertumbuhan bulu-bulunya. Proses yang sangat menyakitkan ini
dijalani rajawali dengan penuh kesabaran selama kurang lebih 6 bulan. Akan
tetapi dengan proses perubahan yang teramat menyakitkan ini seekor rajawali
sanggup untuk hidup lebih lama lagi hingga 30 tahun mendatang.
Sebenarnya proses perubahan yang dialami oleh
rajawali tidaklah berbeda dengan proses perubahan yang dialami oleh manusia.
Namun pada kenyataannya tidak banyak orang yang tahan dalam menjalani proses
perubahan dalam hidup. People resist to change, ya pada dasarnya sebagian besar
orang memiliki keengganan untuk berubah dikarenakan kebanyakan perubahan
tersebut dirasa tidak nyaman dan amat menyakitkan. Meskipun terkadang kita menyadari bahwa dengan melakukan perubahan
tersebut kita akan bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
sumber :
Danar
Listiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar