Sebutan penyakit Mareks diberikan sebagai penghargaan kepada seseorang yang pertama kali mengadakan penelitian tentang sesuatu penyakit. Pada tahun 1907 orang yang bernama Marex menemukan dan menamakan penyakit ini dengan nama Polyneuritis, yakni suatu penyakit yang pada umumnya menyerang syaraf. Pemberian nama suatu penyakit yang berorientasi pada syaraf berubah-ubah tergantung kepada para ahli yang menelitinya, ada yang menyebut : Range paralysis, Fowl paralysis atau Neuro Lymphomatasis dan yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan : Avian Reucosis Complex.
Hasil penelitian Calnek dan Witter (1972), penyakit mareks dikeluarkan dari kelompok Avian Leucosis Complex. Sedangkan di Indonesia penyakit semacam ini dikenal dengan sebutan penyakit mareks atau marex.
Dengan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya peternak unggas, maka petani peternak unggas di Indonesia tidak ketinggalan dari masalah penyakit mareks ini. Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar di kalangan petani peternak unggas, baik yang memelihara sambilan maupun berskala besar.
Di Indonesia adanya penyakit mareks baru pertama kali dilaporkan oleh de Boer dan Djaenudin pada tahun 1949 (Sofyan SD, 1980). Aetiologi atau penyebab penyakit mareks ini adalah virus DNA. Penyakit ini dapat menyerang semua jenis ternak unggas.
Pada ayam, penyakit mareks menyerang ayam-ayam umur muda, setelah ayam berumur 3 minggu atau berkisar 1 sampai dengan 4 bulan. Sedangkan pada ayam dewasa jarang sekali dijumpai. Penyakit mareks tersebar di seluruh dunia, baik yang beriklim tropis mupun sub tropis, termasuk di Indonesia. Apabila ayam terinfeksi oleh virus mareks, maka virus ini akan masuk melalui kulit ke dalam tubuh ayam dan biasanya melalui kulit-kulit yang kotor oleh debu atau kotoran lainnya, terutama debu-debu kandang. Karena itulah kandang diusahakan harus selalu bersih dari debu-debu dan bulu-blulu bekas pada saat molting.
Tanda-tanda penyakit mareks adalah :
Dengan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya peternak unggas, maka petani peternak unggas di Indonesia tidak ketinggalan dari masalah penyakit mareks ini. Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar di kalangan petani peternak unggas, baik yang memelihara sambilan maupun berskala besar.
Di Indonesia adanya penyakit mareks baru pertama kali dilaporkan oleh de Boer dan Djaenudin pada tahun 1949 (Sofyan SD, 1980). Aetiologi atau penyebab penyakit mareks ini adalah virus DNA. Penyakit ini dapat menyerang semua jenis ternak unggas.
Pada ayam, penyakit mareks menyerang ayam-ayam umur muda, setelah ayam berumur 3 minggu atau berkisar 1 sampai dengan 4 bulan. Sedangkan pada ayam dewasa jarang sekali dijumpai. Penyakit mareks tersebar di seluruh dunia, baik yang beriklim tropis mupun sub tropis, termasuk di Indonesia. Apabila ayam terinfeksi oleh virus mareks, maka virus ini akan masuk melalui kulit ke dalam tubuh ayam dan biasanya melalui kulit-kulit yang kotor oleh debu atau kotoran lainnya, terutama debu-debu kandang. Karena itulah kandang diusahakan harus selalu bersih dari debu-debu dan bulu-blulu bekas pada saat molting.
Tanda-tanda penyakit mareks adalah :
- Pincang,
- Lumpuh pada sayap atau leher,
- Kadang-kadang matanya menjadi buta kelumpuhan pada kaki yang ditandai dengan satu kaki menghadap ke depan dan satunya menghadap ke belakang.
Penyakit mareks mempunyai empat macam bentuk dan dapat digolongkan berdasarkan organ-organ yang terserang yaitu :
Faktor Prediksi atau Predisposisi Penyakit Mareks.
- Neural. Tanda-tanda dari penyakit tipe ini adalah jengger pucat, kelumpuhan (paralyse) pada sayap dan kaki yang dapat dilihat pada sayap yang jatuh dan inkordinasi dari kaki-kaki dimana satu terenggang ke depan yang satunya ke belakang atau sebaliknya.
- Viseral. Penyakit tipe ini, organ-organ yang terserang adalah hati (hepar), ginjal, testis, ovarium dan lympha (lien). Warna organ-organ tersebut berubah menjadi pucat dan pada hati terjadi pembesaran dua sampai empat kali dari keadaan normal dan banyak dijumpai pula tumor-tumor.
- Ocular. Tipe ini ditandai dengan kebutaan pada mata atau iris (conjunktiva) dan maka akan berwarna kelabu seperti mutiara.
- Skin form. Tipe ini ditandai adanya tumor-tumor di bawah kulit (sub cutan) dan otot-otot (musculus).
Faktor Prediksi atau Predisposisi Penyakit Mareks.
Faktor yang mendorong berjangkitnya penyakit mareks pada ayam antara lain :
- Perkandangan. Kandang yang kurang bersih, berdebu dan lembab mendorong berjangkitnya mareks
- Pemeliharaan. Pola pencampuran ayam muda dengan ayam dewasa (tidak seragam umurnya)
- Stress. Ayam yang stress mudah terserang penyakit
- Adanya penyakit lain. IBD dan beberapa penyakit lain yang menurunkan kekebalan berpotensi terserang mareks
- Faktor genetis. Kekebalan induk yang diturunkan kepada anaknya berbeda. Kadang ada jenis ayam yang mempunyai kekebalan yang lebih tinggi dibandingkan jenis lain.
Untuk mencegah penyebaran mareks tindakan yang harus dilakukan adalah Melakukan desinfeksi kandang dan peralatannya, Mengontrol penyebaran penyakit dan meminimalisir ternak kontak langsung dengan manusia.
Mengingat mareks dapat menimbulkan kematian ayam 30-60%, maka dari sisi ekonomi kerugian yang ditimbulkan cukup tinggi.
sumber : poultryindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar