SALURAN pencernaan semua hewan yang dimulai dari mulut sampai ke anus berfungsi mencerna, mengabsorbsi, dan mengeluarkan sisa ransum yang tidak tercerna.
Alat pencernaan unggas termasuk ke dalam kelompok ternak non ruminansia atau monogastrik (ternak berlambung tunggal sederhana).
Menurut Patrick & Schaible (1980), alat pencernaan unggas digambarkan sesuai dengan adanya tujuh fungsi utama dari bagian-bagian alat pencernaan tersebut yang dihubungkan dengan ransum yang diberikan yaitu :
Menurut Patrick & Schaible (1980), alat pencernaan unggas digambarkan sesuai dengan adanya tujuh fungsi utama dari bagian-bagian alat pencernaan tersebut yang dihubungkan dengan ransum yang diberikan yaitu :
- Mengumpulkan dan membuat bagian-bagian kecil dari ransum yang besar.
- Menghaluskan ransum dengan berfungsinya enzim pencernaan.
- Menciptakan lingkungan yang sesuai untuk mikroba usus.
- Meningkatkan proses sintesa di dalam usus.
- Menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
- Mengabsorbsi, mengeluarkan, dan mendaur ulang substansi dalam pencernaan.
- Memproduksi dan mengumpulkan ekskreta.
Proses utama dari pencernaan adalah secara mekanik, enzimatik, ataupun mikroba.
Proses mekanik Terdiri dari penelanan makanan ke dalam mulut dan gerakan peristaltic alat pencernaan karena kontraksi otot usus.
Proses Pencernaan secara enzimatis / kimiawi Dilakukan oleh enzim yang dihasilkan sel-sel kelenjar dari bagian alat saluran pencernaan, berupa getah-getah pencernaan.
Disamping itu enzim dapat pula dihasilkan oleh mikroba usus yang dapat berasal dari ransum (Thilman, dkk. 1989). Keasaman bagian-bagian alat pencernaan mempunyai efek terhadap kehidupan mikroba pencernaan yang erat sekali hubungannya dengan produk enzim pencernaan maupun enzim produk mikroorganisme dari ransum. Komponen ion H+ dapat bersifat membunuh bakteri pathogen ditambah dengan suasana pH yang
rendah.
Proses Pencernaan secara enzimatis / kimiawi Dilakukan oleh enzim yang dihasilkan sel-sel kelenjar dari bagian alat saluran pencernaan, berupa getah-getah pencernaan.
Disamping itu enzim dapat pula dihasilkan oleh mikroba usus yang dapat berasal dari ransum (Thilman, dkk. 1989). Keasaman bagian-bagian alat pencernaan mempunyai efek terhadap kehidupan mikroba pencernaan yang erat sekali hubungannya dengan produk enzim pencernaan maupun enzim produk mikroorganisme dari ransum. Komponen ion H+ dapat bersifat membunuh bakteri pathogen ditambah dengan suasana pH yang
rendah.
Mikroflora Usus Hubungannya Dengan Metabolisme Dalam Saluran Pencernaan
Sissons (1989) mengemukakan beberapa mekanisme, bahwa penyerapan lemak, karbohidrat dan protein dapat dipengaruhi oleh kehadiran mikroflora usus.
Hubungan antara mikrobial dan metabolik saluran pencernaan sedikit dipelajari. Secara fisiologis pengaruh tersebut ditunjukkan melalui mekanisme :
- Mereduksi protein turnover dan kebutuhan energi dalam usus sebagai akibat dari menurunya proliferasi sel crypt dan berkurangnya masa usus.
- Sedikit mengurangi permintaan protein dalam hati untuk melakukan proses imunologis.
- Meningkatkan jumlah persediaan asam amino untuk jaringan lain, terutama untuk sintesis otot rangka.
- Mengurangi jumlah kehilangan nitrogen saat usia lemah, sekresi mucin, dan saat tidak sempurnanya perlindungan protein menuju lumen usus.
- Meningkatkan kecernaan semu dan penyerapan nitrogen.
Lebih jauh pada masa sekarang ini dikembangkan penggunaan probiotik karena dapat pula bermanfaat dalam :
- meningkatkan aktivitas enzim sukrase, laktase, tripeptidase dalam jonjot vili usus.
- kehadiran probiotik (bakteri menguntungkan) menyebabkan adanya bakteri patogen (bakteri merugikan) dalam usus tidak mebahayakan inangnya. Gangguan kronis dan akut hanya terjadi jika over populasi mikroba patogen (bakteri merugikan).
Mikroflora Dan Perlawanan Koloni
Saluran pencernaan ternak merupakan tempat persembunyian (tempat hidup) mikroflora yang segera terbentuk setelah dilahirkan.
Mikroflora indigenous dewasa akan menjadi barrier (pembawa) koloni mikroorganisme pathogen seperti Salmonella dan E. coli.
Mikroflora yang menyokong kesehatan hewan terdiri dari berbagai macam spesies mikroorganisme seperti Lactobaccilus, Bifidobacterium dan Bacteroides yang sebagian besar merupakan mikroorganisme yang predominan. Semua mikroba tersebut 90%-nya tergolong flora. Kelompok lainnya adalah Enterobactericeae, Enterococcus, dan Clostridium. Dalam kesehatan hewan, rasio jumlah mikroorganisme pada kelompok bakteri tersebut adalah penting.
Diketahui bahwa mikroflora saluran pencernan hewan dapat saling berpengaruh, misalnya oleh ingesti mikroorganisme lainnya. Hasil perlakuan tersebut dapat merubah jumlah keberadaan mikroorganisme, menghasilkan lingkungan yang cocok bagi bagi kolonisasi mikroba, yang pada akhirnya berpotensi bagi berkembangnya mikroorganisme pathogen.
Faktor yang mempengaruhi kolonisasi mikroorganisme, dapat dikelompokan menjadi :
Mikroflora indigenous dewasa akan menjadi barrier (pembawa) koloni mikroorganisme pathogen seperti Salmonella dan E. coli.
Mikroflora yang menyokong kesehatan hewan terdiri dari berbagai macam spesies mikroorganisme seperti Lactobaccilus, Bifidobacterium dan Bacteroides yang sebagian besar merupakan mikroorganisme yang predominan. Semua mikroba tersebut 90%-nya tergolong flora. Kelompok lainnya adalah Enterobactericeae, Enterococcus, dan Clostridium. Dalam kesehatan hewan, rasio jumlah mikroorganisme pada kelompok bakteri tersebut adalah penting.
Diketahui bahwa mikroflora saluran pencernan hewan dapat saling berpengaruh, misalnya oleh ingesti mikroorganisme lainnya. Hasil perlakuan tersebut dapat merubah jumlah keberadaan mikroorganisme, menghasilkan lingkungan yang cocok bagi bagi kolonisasi mikroba, yang pada akhirnya berpotensi bagi berkembangnya mikroorganisme pathogen.
Faktor yang mempengaruhi kolonisasi mikroorganisme, dapat dikelompokan menjadi :
- Fraktor yang berhubungan dengan inangnya (suhu tubuh, pH, dan tingkat potensioksidasi reduksi, asam lambung, enzim, dan antibodi).
- Faktor yang berhubungan dengan interaksi mikroba (efek antagonistik, bakteriofag, bakteriosin).
- Makanan dan faktor lingkungan (seperti manosa, laktosa, dan karbohidrat lainnya dan atau serat makanan serta faktor stress lingkungan).
Penggunaan probiotik dan produk mikroflora kompetitif dapat mempengaruhi faktor-faktor tersebut diatas. Salah satunya adalah keberhasilan produk mikroflora kompetitif dalam menyerang Salmonella dan clampylobakter pada unggas yang telah digambarkan dalam literature ini.
Pengertian Dan Istilah Probiotik
Probiotik atau “Probiotics” berasal dari bahasa Yunani yang artinya “untuk hidup” (pro= untuk dan biotic = hidup). Istilah lain dari probiotik yang sering ditemukan adalah “Direct-fed microbials”, “Life microorganism”, “Life culture”.
Istilah dan pengertian probiotik saat ini telah banyak dikemukakan para ahli. Jadi istilah probiotik ini, benar-benar bertolak belakang dari istilah “antibiotics”.
Istilah kata probiotik pertama kali dipopulerkan oleh Lilley dan Stillwell (1965), untuk menjelaskan suatu zat yang disekresikan oleh mikroba yang mampu menstimulasi pertumbuhan.
Akan tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat, maka arti probiotik menjadi lebih luas.
Istilah dan pengertian probiotik saat ini telah banyak dikemukakan para ahli. Jadi istilah probiotik ini, benar-benar bertolak belakang dari istilah “antibiotics”.
Istilah kata probiotik pertama kali dipopulerkan oleh Lilley dan Stillwell (1965), untuk menjelaskan suatu zat yang disekresikan oleh mikroba yang mampu menstimulasi pertumbuhan.
Akan tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat, maka arti probiotik menjadi lebih luas.
- Sperti (1977) menjelaskan bahwa probiotik adalah ekstrak jaringan tubuh yang menstimulir pertumbuhan.
- Parker (1974) mendefinisikan probiotik berdasarkan hasil penelitiannya bahwa probiotik adalah mikroba dan zat yang dapat menyebabkan mikroba dalam saluran pencernaan menjadi seimbang.
- Fuller (1989) membuat definisi yang lebih sempurna dan bisa diterima oleh semua pihak yaitu suatu produk yang mengandung mikroba hidup non-patogen, yang diberikan pada hewan untuk memperbaiki laju pertumbuhan, efisiensi konversi ransum, dan kesehatan hewan.
Probiotik dalam penerapannya sebagai produk bioteknologi terdiri atas tiga jenis produk yaitu probiotik yang mengandung kultur bakteri, kultur khamir, dan kultur molds (kapang) serta kombinasinya.
Probiotik yang terdapat dalam saluran pencernan mampu :
- Menetralisir toksin yang dihasilkan bakteri pathogen,
- Menghambat pertumbuhan bakteri pathogen dengan mencegah kolonisasinya di dinding usus halus,
- Mempengaruhi aktivitas enzim di usus halus,
- Asimilasi kolesterol
- Meningkatkan pertumbuhan serta performan ternak.
Probiotik tidak hanya menjaga keseimbangan ekosistem, namun juga menyediakan enzim yang mampu mencerna serat kasar, protein, lemak, dan mendetoksikasi zat racun atau metabolitnya.
Probiotik mempercepat/menahan aktivitas mikroba sehingga menyebabkan pH usus menurun. Hal ini akibat dari terbentuknya ammonia dan metabolisme empedu.
Mekanisme Kerja Probiotik
Mekanisme kerja probiotik dijelaskan oleh Soeharsono (1998) yang menyatakan bahwa probiotik merupakan mikroba hidup yang apatogen, yang mekanisme kerjanya mendesak mikroba nonindigenous keluar dari ekosistem saluran pencernaan, dan menggantikan lokasi mikroba pathogen di dalam saluran pencernaan. Karena probiotik berasal dari mikroba indigenous, maka proses translokasi yang terjadi berjalan secara alamiah di dalam ekosistem usus.
Mikroba pathogen non-indegenous merupakan benda asing, oleh karena itu didesak keluar dari saluran pencernaan.
Mekanisme probiotik ini dalam usus adalah dengan mempertahankan keseimbangan, mengeliminasi mikroba yang tidak diharapkan atau bakteri pathogen dari induk semang.
Jadi meknisme kerja probiotik sangat berbeda dengan mekanisme kerja antibiotik. Mekanisme kerja antibiotik dengan cara membunuh mikroba, baik pathogen maupun bakteri apatogen. Bila bakteri tidak dapat dibunuh, karena sudah resisten, maka harus digunakan antibiotic yang lebih keras lagi (wide spectrum), sehingga dalam istilah kedokteran, mikroba tersebut harus di “bomb”.
Zat yang terdapat dalam ekosistem usus dapat berasal dari bahan eksogenous (ransum) dan dapat berasal dari bahan endogenous (produk metabolisme yang harus dibuang).
Mikroba pathogen non-indegenous merupakan benda asing, oleh karena itu didesak keluar dari saluran pencernaan.
Mekanisme probiotik ini dalam usus adalah dengan mempertahankan keseimbangan, mengeliminasi mikroba yang tidak diharapkan atau bakteri pathogen dari induk semang.
Jadi meknisme kerja probiotik sangat berbeda dengan mekanisme kerja antibiotik. Mekanisme kerja antibiotik dengan cara membunuh mikroba, baik pathogen maupun bakteri apatogen. Bila bakteri tidak dapat dibunuh, karena sudah resisten, maka harus digunakan antibiotic yang lebih keras lagi (wide spectrum), sehingga dalam istilah kedokteran, mikroba tersebut harus di “bomb”.
Zat yang terdapat dalam ekosistem usus dapat berasal dari bahan eksogenous (ransum) dan dapat berasal dari bahan endogenous (produk metabolisme yang harus dibuang).
Mikroba pada umumnya sangat aktif merombak zat yang terdapat dalam kolon, dan hasil akhirnya adalah metabolit toksis, karsinogenik atau metanogenik, baik yang berasal dari bahan beracun, obat-obatan, steroid maupun metabolit dari bahan makanan. Metabolit toksik ini perlu segera dibuang, karena pada hewan yang peka, metabolit ini sering menyebabkan kerusakan mukosa usus, bahkan dapat terbentuk tumor atau penyakit lain.
Peranan probiotik dalam hal ini adalah mengencerkan mikroflora agar proses pembentukan zat toksik dikurangi, sehingga sebelum terbentuk toksik bahan tersebut sudah dibuang terlebih dahulu.
Peranan probiotik dalam hal ini adalah mengencerkan mikroflora agar proses pembentukan zat toksik dikurangi, sehingga sebelum terbentuk toksik bahan tersebut sudah dibuang terlebih dahulu.
Penggunaan Probiotik
mikroorganisme yang digunakan hewan atau manusia, dan berpengaruh menguntungkan inangnya melalui perbaikan indigenous mikroflora. Hal tersebut karena produk probiotik dapat :
- Mengandung mikroorganisme hidup, seperti : sel-sel kering beku, atau dalam produk fermentasi.
- Memperbaiki status kesehatan manusia dan hewan (termasuk merangsang pertumbuhan hewan)
- Mempengaruhi mulut dan saluran pencernaan, juga saluran pernafasan atas (aerosal) dan saluran urogenital.
Lactobaccilus spp, merupakan penyusun sebagian besar mikroflora aerobic dalam saluran pecernaan dan mudah terpengaruh oleh antibiotik. Jika penggunaan antibiotic diturunkan maka bakteri akan resisten dan membentuk residu dalam organ dan jaringan burung oleh karena itu penggunaan probiotik perlu difikirkan. Perbedaan antara antibiotic dan probiotik antara lain dalam lamanya aksi.
Antibiotik aktif dalam waktu sebentar, sedangkan efek probiotik dapat berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Nama “probiotik“ membingungkan dan beberapa tahun yang lalu pada diskusi panel peneliti di Eropa menyebut produk ini sebagai “Ecological Health Control Products” atau Produk pengontrol lingkungan yang sehat.
Antibiotik aktif dalam waktu sebentar, sedangkan efek probiotik dapat berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Nama “probiotik“ membingungkan dan beberapa tahun yang lalu pada diskusi panel peneliti di Eropa menyebut produk ini sebagai “Ecological Health Control Products” atau Produk pengontrol lingkungan yang sehat.
Potensi Bakteri Probiotik Tertentu Dalam Saluran Pencernaan Sebagai Antibiotik & Antibakteri
Dari sekian banyak manfaat keberadaan bakteri, satu hal yang menakjubkan adalah kemampuan/potensi bakteri yang bermanfaat sebagai antibiotik, antibakteri, antiviral, dan antifungal. Beberapa strain lactobasilus menghasilkan antibiotik yang dapat membunuh bakteri melalui penjagaannya dari serangan bakteri yang berbahaya. Cara lainnya adalah melalui kerja proteksi dengan menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme tanpa membunuhnya seperti halnya antibiotik. Dalam aktivitas proteksi ini juga termasuk memproduksi asam dan hidrogen peroksida (H2O2). Sebagai bukti aktivitas proteksi dalam saluran pencernaan.
Beberapa Organisme Bakteri Probiotik dan “Antibiotik” yang Dihasilkannya
- Streptococcus lactis Antibiotik yang dihasilkan Nisin
- Lactobacillus brevis Antibiotik yang dihasilkan Lactobrevin
- Lactobacillus Antibiotik yang dihasilkan Acidolin; Acidophilin Lactobaccilin Lactocidin
- Lactobacillus Plantarum Antibiotik yang dihasilkan Lactolin
- Lactobacillus Bulgaricus Antibiotik yang dihasilkan Bulgarican
- Bifidobacterium Bifidum Antibiotik yang dihasilkan Bifidin
Ternak yang sehat mempunyai kekebalan alami untuk menyerang kolonisasi atau infeksi mikroorganisme pathogen. Interaksi flora dalam saluran pencernaan inang dapat merespon fenomena tersebut.
Setelah bertahun-tahun, kondisi produksi ternak berubah demikian pula karakteristik kekebalan alami pada ternak. Breeding dan peternakan menjadi lebih efisien dan kemudian digunakan ternak yang lebih produktif serta penggunaan senyawa antimikroba meningkat, sehingga metode produksi semakin intensif.
Perubahan ini mengarah kepada kondisi stress pada hewan, demikian juga terhadap defisiensi komposisi mikroflora dalam saluran pencernaan, sehingga kekebalan alami berkurang.
Setelah bertahun-tahun, kondisi produksi ternak berubah demikian pula karakteristik kekebalan alami pada ternak. Breeding dan peternakan menjadi lebih efisien dan kemudian digunakan ternak yang lebih produktif serta penggunaan senyawa antimikroba meningkat, sehingga metode produksi semakin intensif.
Perubahan ini mengarah kepada kondisi stress pada hewan, demikian juga terhadap defisiensi komposisi mikroflora dalam saluran pencernaan, sehingga kekebalan alami berkurang.
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar