Dedak padi
merupakan hasil samping penggilingan padi. Dedak padi tidak dapat disimpan lama.
Keadaan ini disebabkan karena ketidakstabilan dedak padi selama penyimpanan karena
aktifitas enzim. Aktifitas enzim ini dapat menyebabkan kerusakan atau
ketengikan oksidatif pada komponen
minyak yang ada dalam dedak padi.
Teknologi
penyimpanan dedak padi dengan cara fermentasi anaerob dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut di atas. Teknologi ini dapat memperpanjang
waktu simpan dedak padi. Teknologi ini juga dapat menurunkan kandungan asam fitat dedak padi sehingga
penggunaannya dapat lebih maksimal dalam ransum.
Asam fitat mampu
berikatan dengan mineral, protein dan pati membentuk garam atau senyawa
komplek, seperti: fitat-mineral, fitat-protein, fitat mineral protein dan
fitat-mineral-protein-pati sehingga mineral, protein dan pati yang terkandung
dalam ransum tidak dapat optimal digunakan oleh ternak.
Laporan Irianingrum (2009) menyatakan bahwa :
- Perlakuan fermentasi dan lama penyimpanan dapat menurunkan kandungan asam fitat dari 6,70% menjadi 2,07%
- Meningkatkan nilai Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dari 63,06% menjadi 69,72%.
Fermentasi
merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana dengan
melibatkan mikroorganisme.
Tujuan
fermentasi adalah untuk meningkatkan kandungan nutrisi suatu produk sehingga
menjadi lebih baik. Selain itu juga untuk menurunkan zat anti nutrisi.
Teknologi
fermentasi anaerob yang digunakan pada pengawetan dedak padi dapat memanfaatkan
starter bakteri asam laktat (BAL).
Penambahan bakteri asam laktat ini akan mempercepat proses fermentasi. Bakteri
ini tidak bersifat patogen dan aman bagi kesehatan sehingga sering digunakan
dalam industri pengawetan makanan dan minuman (Hardiningsih et al., 2006), seperti: yogurt, minuman fermentasi,
mentega fermentasi, keju, saos, kedelai dan sake (Januarsyah, 2007). Bakteri asam laktat dapat menjaga mutu makanan
karena dapat mengendalikan pertumbuhan bakteri pengganggu dan pembusuk dengan
memproduksi asam organik, hidrogen peroksida, diasetil dan bakteriosin.
Bakteri asam
laktat, baik yang bersifat homofermentatif
maupun heterofermentatif memanfaatkan
substrat yang tersedia pada lingkungannya dengan hasil akhir berupa energi dan
asam-asam lemah, seperti: asam laktat, asam asetat serta CO2.
Keberadaan asam laktat sebagai produk metabolisme dapat bersifat sebagai salah
satu faktor penghambat bagi pertumbuhan mikroorganisme lain yang bersifat tidak
baik (Lunggani, 2007).
Bakteri asam
laktat mempunyai kemampuan membinasakan bakteri saluran pencernaan yang patogen
karena menghasilkan D, L atau DL asam laktat yang terfermentasi (Huis in’t Veld et al., 1994).
Asam laktat
yang dihasilkan selama proses fermentasi akan berperan sebagai zat pengawet
sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk.
Bakteri asam
laktat secara alami ada di tanaman sehingga dapat secara otomatis berperan pada
saat fermentasi,, tetapi untuk mengoptimumkan fase ensilase dianjurkan untuk
melakukan penambahan aditif, seperti inokulum bakteri asam laktat dan aditif
lainnya untuk menjamin berlangsungnya fermentasi asam lakat yang sempuma (Ridwan et al., 2005).
SnS PRO, probiotic solution adalah probiotik dengan koloni bakteri asam
laktat yang bersifat heterofermentatif, karena
mengandung beberapa jenis bakteri asam laktat dan bakteri non pathogen lain yang
sangat berguna dalam membantu proses pencernaan dan peningkatan kualitas ransum
yang dapat dipergunakan sebagai starter (populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi
fisiologis yang siap diinokulasikan pada media fermentasi.) sekaligus juga sebagai aditif untuk kesempurnaan proses fermentasi.
Jika
anda tertarik untuk melakukan fermentasi dedak padi kami akan
mengirimkan panduan fermentasi dedak padi. Kirimkan permintaan anda
melalui email . snsproject@yahoo.com
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar