Macam zat gizi yang dibutuhkan ayam buras sama dengan yang dibutuhkan ayam ras yaitu , Protein, Vitamin, Energi (Karbohidrat dan lemak), Mineral dan Air.
Jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh kedua jenis ayam tersebut mungkin berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan zat gizi untuk ayam buras lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan ayam ras. Oleh karena itu penggunaan 100% ransum ayam ras komersial untuk ayam buras tidaklah efisien karena potensi antara ayam ras dan ayam buras berbeda (pertumbuhan dan produksi telur yang dihasilkan oleh ayam buras masih jauh di bawah pertumbuhan maupun produksi telur ayam ras). Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan genetis ayam buras.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya; Jenis ternak , Umur unggas, Lingkungan, terutama cuaca dan Tingkat produksi
Jenis bahan pakan untuk ayam bisa didapatkan dari bahan pakan nabati, bahan pakan hewani dan suplemen.
Jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh kedua jenis ayam tersebut mungkin berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan zat gizi untuk ayam buras lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan ayam ras. Oleh karena itu penggunaan 100% ransum ayam ras komersial untuk ayam buras tidaklah efisien karena potensi antara ayam ras dan ayam buras berbeda (pertumbuhan dan produksi telur yang dihasilkan oleh ayam buras masih jauh di bawah pertumbuhan maupun produksi telur ayam ras). Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan genetis ayam buras.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya; Jenis ternak , Umur unggas, Lingkungan, terutama cuaca dan Tingkat produksi
Jenis bahan pakan untuk ayam bisa didapatkan dari bahan pakan nabati, bahan pakan hewani dan suplemen.
BAHAN PAKAN NABATI
Bahan pakan nabati adalah bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya dedak padi,jagung, bungkil kelapa. bungkil kedele dan bahan pakan asal kacang-kacangan.
Dedak padi
Dedak sebagai bahan pakan ternak memiliki kapasitas luas dalam penggunaannya, dedak padi dapat digunakan sebagai bahan pakan berbagai jenis dan tipe ternak.
Dedak padi dibedakan menjadi dedak padi pabrik dan dedak padi kampung.
Dedak padi kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan dedak padi dari pabrik, dengan kandungan proteinnya hanya 10,1 %, sedangkan dedak padi dari pabrik mengandung protein 13,6%. dengan kandungan lemaknya yang tinggi, sekitar 13%, dan serat kasarnya kurang lebih 12%.
Penggunaan dedak padi dalam pakan ayam buras sebaiknya tidak melebihi 45%.
Jagung
Dedak padi
Dedak sebagai bahan pakan ternak memiliki kapasitas luas dalam penggunaannya, dedak padi dapat digunakan sebagai bahan pakan berbagai jenis dan tipe ternak.
Dedak padi dibedakan menjadi dedak padi pabrik dan dedak padi kampung.
Dedak padi kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan dedak padi dari pabrik, dengan kandungan proteinnya hanya 10,1 %, sedangkan dedak padi dari pabrik mengandung protein 13,6%. dengan kandungan lemaknya yang tinggi, sekitar 13%, dan serat kasarnya kurang lebih 12%.
Penggunaan dedak padi dalam pakan ayam buras sebaiknya tidak melebihi 45%.
Jagung
Jagung sebagai pakan ayam buras sudah sejak lama digunakan. Jagung mengandung protein agak rendah (± 9,4%), dengan kandungan energi metabolism ± 3430 kkal/kg. Jagung merupakan sumber energi yang baik. Kandungan serat kasarnya rendah (± 2%), sehingga memungkinkan jagung dapat digunakan dalam tingkat yang lebih tinggi. Jagung kuning mengandung pigmen karoten yang disebut “xanthophyl”. Pigmen ini memberi warna kuning telur yang bagus dan daging yang menarik, tidak pucat.
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa kandungan protein bungkil kelapa cukup tinggi sekitar 21,6% dan energi metabolis sekitar 1540 – 1745 Kkal/Kg.
Bungkil kelapa miskin akan Cysine dan Histidin serta kandungan lemaknya tinggi sekitar 15%. Sangat disarankan penggunaan bungkil kelapa dalam menyusun ransum tidak melebihi 20%, Secara umum bungkil kelapa berwarna coklat, sebaiknya dipilih bungkil kelapa yang berwarna coklat muda atau coklat terang. Bungkil Kelapa mudah rusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga harus hati-hati dalam menyimpannya.
Singkong/Ketela Pohon
Singkong dapat diberikan dalam bentuk mentah (segar) ataupun setelah melalui pengolahan misalnya gaplek atau aci. Penggunaan tepung gaplek dalam ransum tidak lebih dari 40%.
Dalam bentuk mentah, singkong sebaiknya digunakan dalam tempo 24 jam setelah masa panennya. Lebih dari tempo itu maka nilai gizinya akan menurun (rusak).
Bungkil kedelai
Kacang kedelai mentah tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai pakan ayam karena kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan terhadap panas, karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu. Bungkil kedelai merupakan limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai
kandungan protein ± 42,7% dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg, memiliki kandungan serat kasar rendah, sekitar 6%. Tetapi kandungan methionine rendah. Penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%, sedang kekurangan methionine dapat dipenuhi dengan tepung ikan atau methionisme buatan pabrik.
Daun lamtoro
Pemberian daun lamtoro mesti hati-hati karena daun lamtoro mengandung alkoloid yang beracun dengan nama mimosin. Pemberian tepung daun lamtoro dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan ayam berhenti bertelur. Karena itu, kendatipun kandungan protein daun lamtoro cukup tinggi (22,30%), dalam penggunaannya dianjurkan tidak melebihi dari 5% dalam pakan ayam.
Daun turi.
Daun turi yang berbunga merah mengandung kadar protein sekitar 31,68%, sedangkan daun turi yang berbunga putih mengandung kadar protein 40,62%.
BAHAN PAKAN HEWANI
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa kandungan protein bungkil kelapa cukup tinggi sekitar 21,6% dan energi metabolis sekitar 1540 – 1745 Kkal/Kg.
Bungkil kelapa miskin akan Cysine dan Histidin serta kandungan lemaknya tinggi sekitar 15%. Sangat disarankan penggunaan bungkil kelapa dalam menyusun ransum tidak melebihi 20%, Secara umum bungkil kelapa berwarna coklat, sebaiknya dipilih bungkil kelapa yang berwarna coklat muda atau coklat terang. Bungkil Kelapa mudah rusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga harus hati-hati dalam menyimpannya.
Singkong/Ketela Pohon
Singkong dapat diberikan dalam bentuk mentah (segar) ataupun setelah melalui pengolahan misalnya gaplek atau aci. Penggunaan tepung gaplek dalam ransum tidak lebih dari 40%.
Dalam bentuk mentah, singkong sebaiknya digunakan dalam tempo 24 jam setelah masa panennya. Lebih dari tempo itu maka nilai gizinya akan menurun (rusak).
Bungkil kedelai
Kacang kedelai mentah tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai pakan ayam karena kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan terhadap panas, karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu. Bungkil kedelai merupakan limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai
kandungan protein ± 42,7% dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg, memiliki kandungan serat kasar rendah, sekitar 6%. Tetapi kandungan methionine rendah. Penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%, sedang kekurangan methionine dapat dipenuhi dengan tepung ikan atau methionisme buatan pabrik.
Daun lamtoro
Pemberian daun lamtoro mesti hati-hati karena daun lamtoro mengandung alkoloid yang beracun dengan nama mimosin. Pemberian tepung daun lamtoro dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan ayam berhenti bertelur. Karena itu, kendatipun kandungan protein daun lamtoro cukup tinggi (22,30%), dalam penggunaannya dianjurkan tidak melebihi dari 5% dalam pakan ayam.
Daun turi.
Daun turi yang berbunga merah mengandung kadar protein sekitar 31,68%, sedangkan daun turi yang berbunga putih mengandung kadar protein 40,62%.
BAHAN PAKAN HEWANI
Bahan pakan asal hewan ini umumnya merupakan limbah industri, Bahan pakan hewani yang lazim digunakan adalah tepung ikan, tepung tulang, tepung udang, tepung kerang dan lain-lain.
Tepung Ikan
Tepung ikan merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber protein yang tinggi. Kandungan gizi tepung ikan beragam, sesuai dengan jenis ikannya . Disamping jenis ikan, proses pengeringan ikan juga mempengaruhi kualitas tepung ikan tersebut. Ada beberapa macam proses pengeringan, yaitu pengeringan matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan uap panas dan pengeringan dengan pijar api sesaat. Pengeringan matahari merupakan proses termudah dan termurah, tetapi juga rendah kadar proteinnya. Tepung ikan lokal yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan atau limbah tangkapan nelayan dan hanya dijemur dengan panas matahari mempunyai kandungan protein kasar hanya 51-55%. Selain sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Pengguna tepung ikan dibatasi dibawah 8%.
Tepung Udang
Tepung udang berasal dari limbah industri udang, kualitas gizi tepung udang beragam tergantung dari bagian yang ikut tergiling. Apabila bagian kepala dan kaki ikut tergiling tentu kualitasnya lebih baik daripada hanya kulit udangnya saja. Kandungan protein tepung udang berkisar antara 43 – 47%. Tepung udang merupakan bahan pakan alternatif sebagai sumber protein.
Tepung Tulang
Tepung tulang digunakan sebagai sumber mineral. Tepung tulang umumnya mengandung Calcium antara 24 – 25% dan Phospor antara 12-15%.
Tepung Kerang
Tepung kerang merupakan sumber Calcium, karena mengandung Calcium hampir 36%.
Bekicot
Bekicot merupakan bahan pakan yang murah sekali karena kita dapat dengan mudah memperolehnya disekitar lingkungan serta mudah dalam membudidayakannya. Hampir 95% dari tubuh bekicot dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam,
Daging bekicot dapat diberikan sebagai pakan ayam, baik dalam bentuk basah
(segar), kering ataupun, dalam bentuk tepung,
Bekicot memiliki kandungan protein untuk masing-masing bentuk adalah sebagai berikut :
- Dalam bentuk basah (segar) 54,29%
- Dalam bentuk kering 64,13 %
- Dalam bentuk tepung 24,80%
SUPLEMEN (Bahan Pakan Pelengkap)
Bahan pakan pelengkap dipergunakan untuk melengkapi zat-zat gizi yang kurang banyak atau kurang lengkap dalam bahan pakan
Vitamin
merupakan zat gizi yang berfungsi untuk pembentukan tulang, pertumbuhan serta memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit atau infeksi.
Mineral
merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak banyak tetapi sangat penting untuk pembentukan alat-alat tubuh antara lain untuk pembentukan tulang (Ca dan P). darah (zat besi/Fe) dan kerabang telur (Ca dan P).
Lysine dan Methionine
Seperti diketahui dalam formula ransum ayam, 90% disusun dari bahan pakan nabati yang umumnya tidak mengandung Asam Amino yang imbang. Lysine dan Methionine merupakan Asam Amino esensial yang dibutuhkan oleh ternak.
Lysine berfungsi Membantu dalam penyerapan kalsium, Membantu pembentukan hormon dan kolagen, serta antibody, Menstimulasi selera makan, karena perannya dalam membantu proses detoksifikasi pada hati dan menghasilkan enzim pencernaan, Merangsang produksi carnitine (kreatinin) untuk mengubah asam lemak menjadi energi , Mencegah hilangnya kalsium melalui urin, membantu untuk mengembangkan blok bangunan Protein dalam tubuh,
Methionine berfungsi Membentuk protein tubuh, dan protein pada tiap jaringan tubuh, Meningkatkan pertumbuhan, Meningkatkan sinthesis protein, keliatan kulit, kualitas bulu, absorbsi, transportasi dan bioavailability mineral essensial, Berfungsi sebagai lipotropoc mempercepat metabolisme lemak dihati dan hepatic protector dengan memproduksi glutathione yang berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan Fungsi Hati antara lain menjaga penimbunan lemak yang berlebihan, Berperan sebagai Methyl-donor dan sebagai sumber diet Sulfur, Mencegah penumpukan lemak di hati dan pembuluh darah arteri terutama yang mensuplai darah ke otak, jantung dan ginjal dan detoxifikasi zat-zat berbahaya pada saluran cerna.
Probiotik
Probiotik, adalah koloni mikroba non pathogen (bakteri-bakteri menguntungkan) berfungsi sebagai pengurai protein, serat kasar dan nitrogen fiksasi non simbiotik. Dengan pemberian probiotik maka ransum yang digunakan menjadi lebih efisien dan kadar amonia lebih rendah sehingga bau menyengat yang biasanya disekitar kandang menjadi berkurang karena sifat bakteri probiotik sebagai pengurai.
Penggunaan probiotik bisa lebih luas, tidak saja sebagai suplemen pada ransum tetapi juga digunakan untuk menjinakkan berbagai limbah (yang berbentuk organik) seperti bau spesifik dari septitank, limbah rumah potong dan limbah industri.
SnS PRO probiotic solution adalah salah satu supplement probiotik plus multivitamin, mineral dan asam amino yang telah banyak dipergunakan dan telah dipercaya oleh para peternak unggas (ayam layer, broiler, itik), peternak ruminansia (Sapi, domba, kambing) dan peternak aneka ternak (puyuh) dalam hal membantu meningkatkan performa produksi telur, efisiensi penggunaan pakan, meningkatkan dan memacu laju pertambahan berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh, menekan perkembangan bakteri pathogen dan menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan serta menekan kadar air feses (kotoran) menjadi lebih rendah dan bau feses di lingkungan kandang menjadi berkurang.
Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar