(
Saccharomyces cerevisae )
SACCHAROMYCES CEREVISAE tergolong jamur berupa khamir (Yeast) yang
mempunyai potensi yang tinggi di dalam kemampuannya sebagai imunostimulan.
Bagian yang bermanfaat untuk menimbulkan kekebalan tubuh adalah dinding selnya
yang mengandung β (1,3 dan 1,6) glucan. Bahan inilah yang dipakai sebagai
imunostimulan setelah berhasil dipisahkan pada bagian dinding sel Saccharomyces
cerevisae.
Jamur Saccaromyces Cerevidae dilihat dan
microskop electron
|
Manfaat Beta 1 - 3 dan 1 - 6 glucan
Secara umum β (1,3 dan 1,6) glucan bermanfaat
sebagai imunostimulan yaitu dapat meningkatkan aktivitas pertahanan tubuh
berupa sel-sel darah putih seperti makrofag, granulosit, monosit dan sebagai
imunomodulator yaitu meningkatkan kemampuan sel T, sel B dan makrofag yang
bersama-sama bertanggung jawab melawan infeksi penyakit serta membantu proses
perbaikan jaringan yang rusak pada tubuh melalui proses regenerasi. Dari beberapa hasil penelitian
laboratorium dan komersil secara umum sudah terbukti bermanfaat pada ayam
broiler, petelur, babi, ikan lele, sapi dan udang sehingga mengurangi biaya
obat-obatan dan vaksinasi.
Pengertian
Imunostimulan.
Secara awam dan sederhana dapat dijelaskan
bahwa Imunostimulan adalah suatu bahan (material) bila diberikan pada hewan dan
manusia dapat menyebabkan peningkatan sistem pertahanan tubuh untuk menghadapi
serangan penyakit.
Bila lebih detail lagi imunostimulan dapat
digolongkan yang bekerja spesifik dan non spesifik. Beberapa materi atau
subtansi yang terlibat didalam proses sistem yang spesifik adalah imunisasi
aktif dan pasif baik itu virus, bakteri maupun jamur. Sedangkan yang non
spesifik berupa stimulasi limfosit, makrofag dan adjuvant. Manfaatnya secara
umum dapat meningkatkan aktivitas pertahanan tubuh dan mempercepat proses
penyembuhan.
Penerapan dan pemakaian imunostimulan ini
sudah terbukti dan di buat di luar negeri dan di beberapa negara di Asia. Di
Indonesia sendiri belumlah banyak dipakai, padahal sumber daya alam Indonesia
untuk jamur khususnya khamir Saccharomyeces cerevisae amatlah banyak dan
berpotensi, karena itu merupakan tantangan bagi kita untuk membuatnya.
Sumber : Drh Riza Zainuddin Ahmad MSi, Peneliti di lab Mikologi, Balitvet, Bogor.