Anda adalah pengunjung ke :

Sabtu, 24 Mei 2014

PROBIOTIK PADA BROILER

BROILER dengan jangka hidup yang cukup pendek, memiliki koloni dalam ususnya yang sangat peka sehingga perlu meningkatkan system pengaturan tubuhnya. Cara yang 'biasa' dilakukan untuk melindungi ayam yang masih muda adalah dengan pemberian antibiotika atau dengan penggunaan AGPs (Antibiotik Growth Promotors) perlu diperhatikan.Namun, beberapa negara Eropa dan Amerika, telah melakukan pembatasan terhadap penggunaan antibiotika. Bahkan di tahun 2006 Uni Eropa melarang penggunaan AGPs. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi penggunaan antibiotika dan menghindari pengaruh negatif antibiotika pada manusia. Pemakaian antibiotik pada unggas dapat ikut menyelinap ke dalam produk ternak (daging dan telur), sehingga terakumulasi disana dan menjadi residu. Residu tersebut mempunyai efek yang kurang menguntungkan terhadap kesehatan konsumen, antara lain terjadi resistensi bakteri dan sensitifitas pada konsumen. Pemberian antibiotika juga bisa menganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan inangnya. Sebagai salah satu alternatifnya adalah dengan pemberian probiotik, karena tidak mempunyai efek samping yang negatif dan bahkan memberikan manfaat yang luar biasa. 
Di dalam saluran pencernaan,terdapat sekitar 100-400 jenis mikroba yang dikelompokkan pada mikroba yang menuntungkan dan yang merugikan (patogen). Di lingkungan yang normal,saluran usus pada anak ayam terkolonisasi dengan mikroorganisme. Umumnya sumber mikroflora usus adalah dari permukaan telur yang tidak steril sebagai hasil kontak induk dengan sangkarnya. Pada peternakan komersial, kolonisasi pada saluran usus ada hubungannya dengan kebersihan di hatchery dan kontak dengan lingkungan bebas. Saat umur 21 hari, broiler dapat mengatur keseimbangan flora usus. 
Setelah umur 21 hari tantangan seperti stress, pergantian pakan dan pemberian obat-obatan seperti antibiotik dapat menganggu flora dalam saluran gastrointestinal dan menyebabkan kerugian. Jika saluran usus terkolonisasi dengan mikroba merugikan maka akan berdampak patogen bagi tubuh. 
Menurut Fuller (1992), probiotik adalah makanan tambahan berupa mikroba hidup, baik bakteri, kapang/yeast yang dapat menguntungkan bagi inangnya dengan jalan memperbaiki keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Mikroba yang dikatakan sebagai probiotik (McNaught and MacFie, 2000) jika :
1. Dapat diisolasi dari hewan inangnya dengan spesies yang sama.
2. Menunjukkan pengaruh yang menguntungkan bagi inangnya.
3. Tidak bersifat patogen.
4. Dapat transit dan bertahan hidup di saluran pencernaan inangnya.
5. Sejumlah mikroba harus mampu bertahan hidup pada periode yang lama selama penyimpanan.

Mekanisme kerja probiotik masih banyak dikontroversikan. Mekanisme berikut ini dapat menjadi bahan pertimbangan (Budiansyah A, 2004),antara lain :
  1. Melekat dan berkolonisasi dalam saluran pencernaan.Jika mikroba dapat menempel kuat pada sel-sel usus maka mikroba dapat berkembangbiak dan mikroba patogen akan tereduksi dari sel-sel usus.
  2. Berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat antimikroba.Mikroba probiotik menghambat organisme patogen dengan berkompetisi.
  3. Menstimulasi mukosa dan meningkatkan sistem kekebalan inang.
Penggunaan probiotik sebagai bahan aditif dapat memberikan keuntungan pada inangnya (terutama dalam saluran pencernaan), diantaranya :
  1. Efek nutrisional Pemberian probiotik secara langsung memberikan efek menguntungkan, seperti diantaranya engurangan kemampuan mikroorganisme patogen dalam memproduksi toksin, menstimulasi produksi enzim indigenus yang dapat meningkatkan fungsi pencernaan unggas, dihasilkannya vitamin dan substansiantimikrobial sehingga meningatkan status kesehatan inang.
  2. Efek sanitari Dengan adanya probiotik dapat menstimulasi respon kekebalan. Mikroba probiotik dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghambat perkembangan mikroba patogen dalam saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan kekebalan inangnya. Toksin dari mikroba probiotik merupakan antibiotik bagi mikroba patogen.
sumber materi : 
Buletin CP. Desember 2005

**** 

SnS PRO adalah Probiotik yang bisa diberikan pada unggas  melalui air minum, SnS PRO mengandung kombinasi kultur kapang dan mikroba serta multivitamin dan asam amino. Dari beberapa testimonial yang terpantau, hasil yang diperoleh dari pemberian SnS PRO pada peternakan broiler dibeberapa daerah  menunjukkan peningkatan yang terus menerus terhadap konversi pakan dan pertambahan berat badan. Keuntungan yang dihasilkan dari probiotik ini ada kaitannya dengan keseimbangan mikroflora di dalam saluran gastrointestinal, meningkatnya kesehatan usus dan memberikan kesehatan menyeluruh dan pada akhirnya akan memperbaiki performance dan keuntungan berupa profit bagi peternak.

readmore »»  

PENGARUH UDARA TROPIS TERHADAP PETERNAKAN AYAM

Udara bersih dan partikulat Udara bersih adalah udara yang mengandung beberapa macam gas dengan komposisi yang normal, dan hanya sedikit sekali partikulat. Menurut Sastrawijaya, 2000. Udara bersih mengandung : nitrogen (N2 78 %), oksigen, argon (O2, Ar 0.94%) karbondioksida (CO2 0.03%), helion (He 0.01%), neon (Ne 0,01%), kripton (Kr 0.01%) serta metana, karbonmonoksida (CO), amoniak (NH2), nitrat oksida (N2O) dan hidrogen sulfide (H2S) dalam jumlah yang sangat sedikit sekali. Sedangkan artikulat adalah partikel halus yang mencemari udara dan dapat berupa zat padat atau zat cair yang sangat halus seperti debu (0.1 -25 mikron), Fumes (zat padat hasil kondensasi gas) berukuran kurang dari 0.1 mikron smoke (kurang dari mikron), smog merupakan fog (kabut) campur asap disamping itu ada pula partikulat hidup seperti mikroba dan beberapa sapropyt sperti jamur, spora, bakteri tanah dan virus. Udara bukanlah tempat hidup alamiah mikroba, oleh karena itu penularan penyakit melalui udara bebas sulit terjadi disamping karena adanya efek pengeringan, ozon dan radiasi ultra violet, kecuali penyakit yang disebabkan oleh mikroba berspora dan virus. Kenyamanan thermal Dari 170 triliun kilo watt energi matahari yang jatuh ke bumi, 3% diserap ozon, 8% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi dan 45% diserap oleh tanah, isanya (44%) dipantulkan oleh awan , diserap gas dan debu. Sehingga partikulat disamping sebagai polutan juga membawa panas matahari (Sukandarrumidi,2006). Zat cair dan air dalam bentuk kabut atau uap air mempengaruhi tingkat kelembaban, yaitu perbandingan kandungan uap air pada suatu saat dengan kandungan uap air pada titik jenuh dalamsuhu saat itu. Air dalam bentuk kabut akan lebih mudah menangkap panas dari udara lingkungan sekitarnya, tetapi jika lingkungan lembab seperti umumnya daerah tropis lembab), udara tidak lagi haus akan uap air, sehingga penguapan tidak berlangsung dengan cepat. Kenyamanan Thermal adalah daerah dalam komposisi udara yang yaman, yang secara kasar di wilayah tropis lembab diwakili oleh batas –batas 240C< T < 260C ; 40%< RH <60% dan Kecepatan angin 0.6m/s < V < 1.5 m/s. Udara Tropis Lembab vs Peternakan Ayam
Masalah Utama untuk membangun sebuah peternakan ayam di daerah tropis adalah kelembaban yang tinggi. Udara akan terasa lebih panas, karena ayam mengeluarkan panas dari aktivitas metabolisme yang harus dibuang melalui udara. Namun karena udara jenuh dengan uap air maka dengan cepat udara akan terasa lebih panas dan ayam terlihat panting, paruh ayam akan terbuka lebar sebagai usaha untuk mengeluarkan panas lebih cepat, karena ayam tidak mempunyai kelenjar keringat. Ayam yang panting pasti tidak makan oleh karenanya feed intake tentu saja tidak tercapai, sehingga akan terjadi gangguan produktivitas. Ventilasi Untuk mengatasi panas dan partikulat polutan di dalam maupun diluar bangunan kandang dibutuhkan Ventilasi yang cukup. Ventilasi adalah proses penggantian udara ruangan oleh udara segar dari luar baik secara alami maupun dengan bantuan alat mekanis (kipas angin) Udara di dalam kandang Ada 3 macam udara di alamkandang, udara atas yang ringan, udara tengah yang mengenai tubuh ayam dan udara bawah yang berat, lembab dan kotor. Udara bawah ini sebagai tempat yang menyenangkan untuk serangga dan mikroba, sehingga ventilasi disamping untuk mengeluarkan panas , kelembaban dan partikulat di dalam kandang, juga terutama diarahkan untuk mengeluarkan udara bawah kandang ini dan mengganti dengan udara dari luar yang masih segar. Menurut FG. Winarno (Kompas, 26 Agustus 2007), Peralatan dapur seperti cobek, talenan dapat menjadi tempat bakteri berkembang biak. Dalam setiap 1 cm persegi peralatan itu terdapat 750,000 bakteri, dalam kondisi dibiarkan kotor selama 2 jam terdapat 5 juta bakteri per cm persegi atau bertambah sebanyak 4,250,000 bakteri. Luar biasa dibandingkan dengan udara bawah kandang, tempat kotoran ayam menumpuk dan mikroba yang normal ada di atas tanah atau yang dilepaskan oleh tubuh ayam melalui faecesnya. Dari udara bawah inilah sebenarnya sumber pencemaran udara di dalam kandang, selain mikroba partikulat debu, gas ammoniak, gas methan adalah sumber ketidak nyamanan bagi ayam yang hidup di atasnya. Penularan penyakit melalui udara bebas sulit terjadi, oleh karenanya bentuk vegetatif akan lekas musnah terutama di udara bebas, namun jumlahnya tergantung aktivitas dan keadaan lingkungan yang ada. Udara di atas tanah yang subur mengandung lebih banyak mikroba dari pada udara di atas tanah yang tandus/gundul,udara di atas tanah yang gundul akan lebih banyak mikroba daripada udara di atas tanah yang ditumbuhi tanaman dan yang paling sedikit adalah udara di atas laut. Maka pemilihan lokasi kandang menjadi sangat penting. Kandang dilokasi yang banyak memiliki aliran angin umumnya mempunyai performance yang baik dari pada kandang yang sedikit atau bahkan mati angin. Kandang dengan sistem panggung akan lebih baik performancenya dibandingkan sistem postal. Pada kandang ayam petelur dengan sistem baterei, alas kandang yang dibentuk seperti bak dengan pinggiran sekitar 15 atau 20 cm di atas tanah dan berfungsi sebagai penampung faeces akan menghalangi pertukaran udara bawah. Akan lebih baik jika ke dalam bak itu ditambahkan tanah dan zat- zat absorben seperti kapur, sekam atau lainnya yang dibentuk seperti bukit sehingga permukaannya lebih tinggi dari permukaan tanah, sehingga masih tetap ada pergantian udara bawah,
Dengan memasang kipas angin dibawah kolong baterai dalam jumlah yang cukup, ternyata menghasilkan performance yang baik. Manajemen udara bawah dan manajemen untuk mengelola feces di sebuah peternakan ayam petelur menjadi sangat penting , mengingat posisinya sebagai sumber pencemaran, maka di lokasi yang kurang mendapat angin atau angin tidak ada, sistem kandang closed house adalah pilihan yang tepat. Meskipun kandang dengan aliran angin yang cukup mampu memberikan performance yang baik, namun tidak sepenuhnya kenyamanan thermal dapat di kontrol seperti halnya pada closed house. Kandang closed house Meskipun memerlukan teknolgi yang lebih tinggi dan SDM yang lebih terdidik, closed house lebih menjamin ayam tetap berada dalam kenyamanan thermal yang diinginkan, kecuali, faktor kelembaban yang masih sulit untuk dikontrol. Namun dengan pergantian udara yang terus menerus kekurangan ini dapat dikompensasi, yang penting kenyamanan fisiologis (yang di rasakan oleh ayam) sudah terjadi. Pergantian udara bawahpun terjadi dengan baik, sehingga benar sekali kalau Dr. A. Nidom mengatakan, bahwa closed house sebagai bagian dari biosekuriti.” (Poultry Indonesia Vol. II Agustus, 2007). Keuntungan lainnya closed house mengurangi dampak sosial yang ditimbulkan oleh bau (amoniak & methane) dan lalat. Sedikit berbeda dengan kita mencari udara nyaman dan segar sehabis tekanan kerja atau aktivitas yang melelahkan selama sepekan, ayam membutuhkan kenyamanan, kesejukan dan kesegaran disaat bekerja untuk lebih banyak menghasilkan telur atau mengkonversi makanan menjadi daging, maka perlu mengarahkan manajemen peternakan dengan mengutamakan kenyamanan hidup ayam. Yang tidak berbeda di antara keduanya adalah, sama-sama membutuhkan udara yang bersih dan nyaman.



sumber :

BULETIN CP. SEPTEMBER 2007
readmore »»